02. Rokok Rasa Melon

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Selamat Membaca~
[Second Chance]
02. Rokok Rasa Melon
_____________________________________
Hal yang paling menyeramkan dalam hidup Sheryl adalah saat bertemu dengan lelaki bernama Nanta.

***

LELAKI itu ikut bergabung ke warung Bi Mariem. Di sana sudah ada teman gengnya. "Bik rokok satu," kata Nanta.

"Aduh Den Nanta ngerokok terus. Bibik jadi khawatir," kata Bi Mariem. Wanita tua itu tampak sudah sangat dekat dengan anggota geng abstrax. Mungkin itu karena selama satu tahun terakhir mereka menjadikan warung tersebut sebagai tongkrongan. Hal itu karena Nanta tidak pernah mau datang lagi ke markas mereka yang dulu.

Bi Mariem pun memberikan sekotak rokok, "jangan galau-galau melulu Den. Cewek kan ada banyak, yang tadi juga cantik," kata Bi Mariem.

Rey terkekeh, "bener tuh kata Bi Mariem, lo tuh move on aja dari Keyla. Ngapain sih mikirin cewek yang nggak mikirin lo sama sekali."

"Keyla kan cantik, makanya cepet dapet pacar baru. Beda sama lo. Lo kan sangar," ledek Leo. "Ah, jadi kangen sama cantik gue Keyla."

"Gue yakin Keyla punya alasan," kata Radit. Oh, iya, hubungan Radit dan Nanta sudah mulai membaik. Mereka sudah saling berbicara satu sama lain, tetapi tidak seakrab dulu. Mungkin mereka masih merasa canggung.

Marchel mengangguk setuju, "gue yakin Keyla bukan cewek yang gampang move on. Apalagi dia suka banget sama lo."

"Ya elah, jaman sekarang tuh nggak ada yang nggak mungkin. Lagian di London pasti banyak bule-bule ganteng. Pasti lah mata Keyla kepincut," kata Rey.

"Kok lo yakin banget sih? Jangan sok tau deh!" kata Marchel.

"Instagram dia menjawab segalanya," kata Rey.

Nanta bangkit dari duduknya. Dirinya sudah muak mendengar topik yang dibicarakan teman-temannya. Lelaki itu pun berjalan keluar dari warung tersebut.

"Lo sih kebanyakan bacot! Ngambek deh si Nanta," kata Marchel sambil menatap Rey dan Leo.

"Gue juga cabut," kata Radit lalu bangkit dari duduknya. Lelaki itu menepuk punggung Nanta yang hendak menaiki motor.

Nanta menengok.

"Jangan kebanyakan ngerokok," kata Radit lalu menaiki motornya. Sebelum lelaki itu benar-benar menancap gas, ia berkata, "kalau lo emang ngga bisa percaya sama Keyla, lebih baik lo move on dan cari yang baru, jangan buat diri lo stress dengan hal kayak gini." Setelah mengatakan hal itu, Radit langsung melajukan motornya.

***

NANTA memutuskan untuk ke sekolah lagi, makanya lelaki itu kini berada di dalam kelas. Padahal saat ini sudah malam. Kalau kalian pikir Nanta ke sekolah karena ingin belajar atau yang lainnya, dugaan kalian salah! Nanta ke sekolah karena tidak ingin diam di rumah dan mendapati omelan dari orang tuanya.

Nanta kini tinggal di rumah orang tuanya karena Nanta bersikukuh tidak ingin pergi ke rumah neneknya. Alhasil orang tuanya mengijinkan, asalkan Nanta tinggal bersama mereka, bukan di apartemen lagi.

Walaupun sebenarnya tidak ingin, tetapi Nanta terpaksa menerimanya karena Nanta benar-benar tidak ingin ke rumah neneknya. Nanta berharap suatu saat nanti mungkin Keyla akan kembali ke Indonesia. Namun sepertinya itu tidak akan pernah terjadi. Gadis itu sudah bahagia dengan orang lain di sana.

Dan tanpa sadar mata Nanta mulai terpejam, lelaki itu pun tertidur.

***

SHERYL hampir terjungkal saat melihat ada seseorang di atas mejanya. Ia pikir itu adalah setan. Gadis itu pun berjalan mendekati sosok laki-laki yang menyender ke tembok karena bangku Sheryl yang ada di pojok belakang.

"Woi! Bangun!" kata Sheryl sambil menggoyangkan punggung lelaki itu. Ia tidak percaya kalau ada orang yang datang lebih pagi darinya.

Memang bukan rahasia umum kalau Sheryl adalah orang yang paling rajin di kelas itu. Gadis itu selalu datang paling awal. Semua itu karena jadwal kerja ayahnya yang sangat pagi, sehingga mau tak mau Sheryl harus datang pagi jika ingin berangkat dengan ayahnya. Selain itu juga abang Sheryl mempunyai jadwal kampus di jam sembilan pagi. Jadi Sheryl tidak bisa ikut nyempil berangkat dengan abangnya.

Lelaki itu terbangun. Ia mengambil jaket yang menutupi wajahnya. Dan saat lelai itu menghadap ke arah Sheryl. Seketika gadis itu menganga lebar. Lagi-lagi mata tajam itu memandangnya.

"Ee ..." Sheryl tak mampu berkata apa-apa. Bahkan kakinya tidak bisa untuk digerakkan. Dia benar-benar membeku.

"Kenapa?" tanya Nanta dengan suara beratnya.

Astaga, apa yang harus Sheryl lakukan? Dengan sekuat tenaga Sheryl mengumpulkan nyali untuk mengatakan, "ngg ... nggak papa kok, lo ti ... tidur aja lagi," kata Sheryl. Gadis itu langsung membalikkan badan dan berniat keluar dari tempat yang tiba-tiba terasa mencengkam.

"Tunggu," kata Nanta.

Sheryl seketika menghentikan langkahnya. Seolah tubuhnya dengan sendirinya membalikkan badan. Kini Sheryl hanya bisa menunduk. Apakah Nanta mengingat kejadian kemarin?

"Beliin gue rokok," kata Nanta.

Sheryl terdiam.

Gila apa ya? Masa gue disuruh beli rokok, batin Sheryl.

"Cepet!" perintah Nanta.

"Be ... beli di ... mana?" tanya Sheryl.

"Terserah lo!" Nanta mengambil dompet yang ada dis saku celananya. "Nih uang," kata Nanta sambil memberikan uang seratus ribu. "Beli satu kotak doang."

"Tapi ..."

"Bacot lo ah! Cepetan!" perintah Nanta.

Karena takut, terpaksa Sheryl mengambil uang yang Nanta berikan dan langsung pergi keluar kelas.

Situasi sekolah masih sangat sepi. Hal itu membuat Sheryl tidak bisa meminta bantuan siapapun. Dia hanya bisa minta bantuan kepada yang di atas. Ah, Sheryl sial sekali. Mana dia keluar masih memakai tas.

Gadis itu pun berjalan menyusuri trotoar. Warung Bi Mariem masih tutup begitu pula dengan minimarket depan sekolah. Hanya ada satu minimarket yang buka dua puluh empat jam di daerah sini, tetapi jaraknya jauh dari sekolah.

Terpaksa Sheryl berjalan sangat jauh, demi mendapatkan rokok permintaan Nanta.

Setelah selama lima belas menit berjalan, akhirnya Sheryl sampai di minimarket tersebut. Gadis itu pun segera masuk ke minimarket tersebut. Seroang kasir laki-laki langsung menyapanya dengan ramah.

Sheryl sudah berdiri di hadapan kasir itu, tetapi bibirnya tidak bisa terbuka. Yakali dia bilang dengan terang-terangan kalau dia ingin membeli rokok.

"Mau beli apa mbak?" tanya kasir tersebut.

"Itu mas ..." Sheryl menggantung kalimatnya.

"Apaan mbak?"

"Eee ... anu," kata Sheryl.

"Jangan bilang mbak mau beli kondom?" tanya kasir tersebut curiga.

Sheryl mengernyitkan dahi bingung, "apaan itu mas? Merk rokok?" tanya gadis itu.

Kasir tersebut mengelus dadanya, "saya kira ... terus mbak mau beli apa?"

"Rokok," cicit Sheryl.

"Yakin mbak?" tanya kasir itu.

"Ee ... iya ..."

"Merk apa mbak?" tanya kasir itu.

"Rasa strawberry ada?" tanya Sheryl. Iya, Sheryl memang agak sedikit lola.

"Yang rasa mah nggak ada mbak," jawab lelaki itu.

"Biasanya kan setiap rokok pasti ada rasanya," kata Sheryl.

"Ada sih yang isi rasa, tapi kan di sini nggak ada mbak." Sepertinya kasir itu mulai merasa kesal dengan Sheryl.

"Terus rokok di sini hambar dong? Mana enak?" tanya Sheryl.

"Mbak pernah ngerokok nggak sih?!" tanyanya geram.

"Nggak lah!"

"Terus kenapa beli rokok?" tanya kasir tersebut.

"Disuruh."

"Bilang dong daritadi," kata kasir itu kesal. Lelaki itu mengambil satu kotak rokok secara asal, "itu aja."

"Ini rasa apa mas?" tanya Sheryl.

"Melon."

"Beneran?" Sheryl memberikan uang berwarna merah yang ia pegang.

"Coba aja kalau nggak percaya." Kasir itu kemudian memberi kembalian.

Setelah itu, Sheryl keluar dari minimarket tersebut dengan wajah yang ditekuk. Awas saja rokoknya tidak rasa melon, Sheryl akan mengadukan kasir tersebut kepada Nanta. Biar yang dimarah bukan dirinya, melainkan kasir itu.

~Terima Kasih Telah Membaca~

***
!!!Sheryl bukan Sherly!!!
!!!Keyla bukan Kayla!!!
!!!Nanta bukan Natan!!!
***

Sori nggak update beberapa hari lalu, karena lagi stuck banget. Aku usahain kedepannya bakalan aktif lagi. Makanya kalian terus kasi dukungan ya. Yang nanya Keyla muncul apa nggak, bisa baca terus.

Oh, iya, follow ig @aboutpinge ya! Karena aku bakalan share tentang cerita aku di sana.

jangan lupa buat vomment!

11-05-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro