• CHAPTER 1 : Alex, kau punya penggemar •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

December, 2019.

Golden University, New York.

Udara dingin menyapu keseluruhan wajahnya yang sudah seputih salju ketika gadis itu baru saja turun dari mobil hitamnya. Matanya yang sebiru langit berpendar ke sekitar sementara kedua lengannya bersedekap di depan dada--mencoba menghangatkan tubuhnya yang sudah terbalut jaket berbulu.

Gadis itu adalah Alexa Thompson, salah satu mahasiswi di kampus paling terkenal di kota New York, Golden University.

Alexa kemudian menghembuskan napas berat sehingga uap hangat dari bibirnya yang berpoles lipstick berwarna jingga melebur bersama udara dingin di sekitarnya, sebelum kaki jenjangnya yang berbalut ankle boots melangkah masuk menuju kampus kebanggaannya--atau kebanggaan orang tuanya.

Mr. Wallens dan Mrs. Claire yang notabenenya sebagai orang tua Alexa adalah pemegang saham utama kampus tersebut dan menjadi bagian dari Golden University adalah sesuatu yang mudah bagi seorang Alexa. Namun mempertahankan citra dan nilai akademik adalah suatu keharusan yang terlanjur dianggap bencana oleh Alexa, bahkan sejak hari pertamanya belajar di sana.

"Alex!" Suara tak asing itu berhasil memecah fokus Alexa hingga ia menoleh ke belakang, pada sumber suara yang tidak lain dan tidak bukan adalah milik Sophia Hills. "Kau tampak keren dengan jaket berbulu itu hari ini. Dimana kau mendapatkannya?"

Alexa tersenyum tipis sebelum mengedikkan kedua bahunya acuh. "Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu," ujarnya. "Kau tahu hampir seluruh bagian di tubuhku ini sudah diatur oleh kedua orang tuaku, bukan?"

Sophia terkikik geli sebelum merangkul bahu Alexa dan mengajaknya berjalan bersama. "Kau sangat berlebihan, kau tahu. Kau seharusnya bersyukur karena lahir dari keluarga terkaya di antara kami," godanya. "Setidaknya kau tidak perlu mencuci sepatumu sendiri setiap akhir pekan."

Belum sempat Alexa menanggapi candaan Sophia, Lance muncul secara tiba-tiba dan berjalan di sisi Alexa yang lain. "Kalian tampak bergaya hari ini," pujinya.

"Terima kasih, Lance," balas Sophia sumringah. Ia menunjuk jaket Lance tanpa sedikitpun berhenti berjalan. "Kau juga tampak modis dengan jaketmu," lalu mengedipkan sebelah matanya genit pada laki-laki bertubuh tinggi itu.

Alexa menghentikkan langkahnya tepat di depan jajaran loker milik kampus sembari menatap Sophia dan Lance bergantian dengan pandangan malas. "Bisakah kalian tidak saling menggoda di depanku?"

Namun Sophia justru menyipitkan matanya pada Alexa dan tersenyum lebar. "Jangan cemburu, Alex. Kau tahu Lance selalu menjadi milikmu, bukan begitu, Lance?" tanya Sophia pada Lance. "Kalian sudah bersahabat sejak lama dan rumor kalian berkencan itu benar, bukan?"

Gadis bertubuh ramping itu merogoh saku jaketnya untuk kemudian mengambil sebuah kunci dan memasukkannya ke pintu loker. "Kami tidak berkencan," pungkasnya sembari berusaha membuka loker bertuliskan namanya tersebut. "Jangan membuat rumor yang aneh tentang aku dan Lance, atau aku akan mengambil semua dagingmu saat makan siang nanti."

Lance terkekeh saat menemukan Sophia memberengut kesal. "Astaga, kenapa kalian selalu berdebat seperti anak kecil? Kalian menggelikan."

"Dia mengancamku, Lance. Kau harusnya melakukan sesuatu pada pacarmu ini."

"Lance bukan--," ucapan Alexa menggantung di udara tatkala matanya menemukan sebuah amplop berwarna merah muda di atas tumpukan buku-buku pribadinya. "Apa ini?"

Sophia dan Lance saling melempar pandangan bingung sebelum akhirnya ikut melihat ke dalam loker seperti yang dilakukan oleh Alexa. "Sebaiknya kau periksa," saran Sophia.

Gadis berambut pirang itu lantas mengambil amplop berwarna merah muda tersebut dan membukanya. Ada sepucuk surat di sana, ditulis dengan tinta berwarna hitam dan stiker bergambar hati di atasnya.

Sophia melihat Alexa lalu ke Lance bergantian sebelum berkata, "Bukankah ini terlihat seperti ... surat cinta?"

Kedua alis Alexa bertaut bingung. Namun sedetik setelahnya, ia pun memutuskan untuk membaca isi surat tersebut di hadapan Sophia dan Lance.

"Untuk Alexa,
seorang gadis yang berhasil membuatku jatuh cinta. -good boy."


"Astaga!" Sophia memekik. "Alex, kau punya penggemar." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro