Part 21 Kenakalan Remaja

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hello gaess, udah sebulanan dan baru update cerita ini lagi🤣

Sorry ya, soalan ponsel ane error jadi ketunda lama banget😞 Buat ngetik jd rada susah, tp sekarang udh bisa🥳

Tapi sekarang udah bener kok😄 bisa update lagi dan rencana mau nyelesain targetnya sampai Desember, bisa juga sih November udah tamat🙃

Ditunggu ya:)

.

.

.

.

.

Enggak nyangka partnya udah banyak banget💕😭

Semoga selesai tepat waktu ya...

Okee silahkan dibaca bosque😊

* * *

"Tindakan Jinyoung agak aneh enggak sih?" tanya Haechan pada Jisung yang kini berada di kantin. Ia menunjuk Jinyoung yang berada di sisi terpojok kantin.

Jinyoung beserta beberapa orang sedang mengobrol sambil tertawa terbahak bahak. Kadang mereka juga menampilkan senyuman sinis lalu pergi dari kantin.

"Telepon Felix, sung. Gue enggak yakin dia enggak baik baik aja sekarang.."

"Lo enggak jelas amat, chan. Mereka tadi kan cuma ngobrol doang." ucap Jisung sambil makan mie ayam dengan lahap.

Haechan cuma diam aja, dia diam diam kirim chat ke Seungmin, semoga aja tuh anak responnya enggak kayak Jisung.

Ternyata benar, Seungmin disitu langsung bergerak buat nanya Sanha, dan ternyata emang Felix enggak ada di kelas—katanya lagi mau ke area belakang sekolah.

"Gue ke kelas dulu ya, sung. Lo disini aja jangan lupa bayarin makanan gue dulu..." Haechan langsung aja pergi dari kantin.

"Anjir?!" Jisung misuh misuh dan mulai melanjutkan makan lagi.

"Lo Jisung bukan?" seseorang mendekati Jisung membuat Jisung cuma menggangguk pelan.

* * *

"Kenapa lo bisa nyimpulin gitu, chan?" tanya Sanha heran. Sekarang Seungmin, Haechan, dan Sanha lagi berlari menuju area belakang sekolah. Isinya hanya kebun dan gedung serbaguna yang lagi tidak digunakan.

"Gue tadi lagi makan, anjir?! Hasilnya cuma begini?" Seungmin enggak menemukan siapapun. Sanha juga heran dan mulai menghubungi Felix.

Seungmin langsung aja pergi darisana, dia seharusnya menyiapkan presentasi karena dia kebagian hari ini. Tapi dia enggak nyangka nemu Jinyoung beserta beberapa orang yang sangat Seungmin kenali.

"Woyyy sembunyi!!!" Seungmin langsung aja tanpa menjelaskan narik mereka berdua berada di semak semak. Mereka menatap ketiga orang itu dan enggak nyangka dengan apa yang dilihatnya.

"Felix enggak bisa dihubungi, njir?! Kemana tuh anak?" Seungmin menatap Sanha yang sedang menelpon Felix dengan suara berbisik.

"Lix, jangan pernah ke area belakang sekolah, ada Jinyoung yang gue pastiin—"

Sanha menghela napas, Felix mematikan sambungannya dan melihat Jinyoung yang tersenyum karena Felix bisa dihubungi.

"Lo dimana sekarang?"

"..."

"Anjir?! Kesini woy, jangan di kelas aja!!"

"..."

"Sip, gue di gedung serbaguna, jangan lupa—"

Tutttt—

"Dimatiin, njir!!" Jinyoung segera duduk di sebelah mereka, mulai menyalakan korek dan menghembuskan rokok dalam sekali hembusan.

"Gue enggak nyangka sumpah?! Gue liat Jinyoung itu kalem!!!" ucap Sanha. Dia langsung aja nyatet Jinyoung dalam pikirannya buat enggak segan segan ngasih poin besar karena telah memakai rokok.

"Kalau dia kalem, enggak mungkin juga kali temenan sama Hyunjin.." Haechan mengangguk setuju.

Tuk

Tuk

Tuk

"Loh ada kalian?"

"FEL—hmmmpt." Seungmin nutup mulut Haechan. Bisa gagal nanti kalau ketahuan mereka ada disini.

"Ohhh hay, Felix. Sini duduk dulu..." Seseorang di sebelah Jinyoung menyapa Felix sambil mengajak untuk duduk di sebelahnya. Tapi nyatanya Felix lebih memilih duduk di depan mereka membuat Jinyoung tersenyum kecil seraya menghembuskan rokok itu—lagi dan lagi.

"Lo perokok?" Pertanyaan Felix yang tidak ada apa apanya bagi Jinyoung.

"Emang kenapa? Lo mau ngelapor ke ketua?"

"Enggak sih. Ohh iya, thanks ya udah ngasih tahu tentang Hyunjin waktu itu."

"Ohh santuy aja kali, Hyunjin emang perlu kali digituin." Jinyoung tertawa pelan. "Lo enggak nanyain gitu kenapa Sunwoo sama Eric bisa ada disini?" Tanya Jinyoung yang mendapati muka Felix tampak datar sejak mereka berkumpul disini.

"Gila, njir?! Lo bantuin gue banget, walaupun emang kenyataan, tapi bolehlah bagus juga si memble itu dapet banyak pelajaran.." Jinyoung melakukan tos ria dengan Sunwoo. Seungmin mengepal tak tertahan di balik semak semak. Ia tidak habis pikir dengan apa yang terjadi saat ini.

"Gila sih, ternyata kehidupan yang paling sadis itu bukan Felix, tapi Hyunjin sendiri." Guman Haechan membenarkan segalanya.

* * *

Di lain waktu, Hyunjin sedang terkurung mengerjakan PR yang belum ia kerjakan. Setelah meminta kepada Jeno yang sekarang sedang bersamanya memakan Sandwich dari kantin.

"Gila sih, lo ngapain aja sih sampai lupa ada pr?"

"Bacot, nanti dulu gue lagi ngerjain. Sepuluh menit lagi nih..." Hyunjin secepatnya merapalkan doa agar guru ekonomi tidak datang secepatnya ke dalam kelas.

"Lo enggak laper?"

"Udah makan nasi tadi pagi." Hyunjin kembali mengerjakan tugas lalu menatap Jeno dan Eric yang sehabis dari ruang guru.

"Kalian lama banget, lagi boker di ruang guru?"

"Enak aja, tadi disuruh buat ngerapihin buku sesuai urut absen, makanya lama." Hyunjin mengangguk seadanya tanpa melihat ekspresi miring Sunwoo menatap Hyunjin yang masih bertindak biasa saja.

Kena lo

.

.

.

.

.

.

"Sini keluar, kalian bertiga betah banget sembunyi di situ." ucap Felix yang masih duduk di tempatnya menatap semak semak yang sedari tadi bergerak gerak sendiri. Ia sempat mengalihkan pandangan saat mengobrol dengan Jinyoung karena semak semak itu mengeluarkan suara aneh seperti suara Haechan.

"Daritadi ketahuan?!" Seungmin bertanya kaget. "Si Jinyoung sama temennya juga tahu?" Felix mengedikkan bahunya, dia juga enggak tahu soal itu. Tubuh Seungmin melemas seketika, semua ini pasti gara gara Haechan yang enggak bisa diam barang satu detik pun.

"Kalian ngapain sih disitu? Kurang kerjaan banget." Ia menatap ketiga temannya yang malah menatapnya heran. Apa Haechan enggak salah dengar kalau Felix ngerasa kelakuan Jinyoung tadi biasa aja?

Tapi emang sih, Jinyoung sama temannya enggak mukul Felix juga. Cuma Sanha aja yang rada sensi karena Jinyoung ketahuan bawa dan hisap rokok.

"Kalian bersekongkol?" Tanya Haechan.

"Enggak lah, lo kan tadi juga denger gue aja baru tahu Eric sama Sunwoo bisa gabung sama Jinyoung."

"Maksudnya apaan sih?! Berasa mikirin teori yang enggak kelar kelar?!" Haechan langsung bengek sendiri melihatnya.

"Nanti kalian juga tahu, palingan bentar lagi juga bakal kelar." Ucap Felix sambil tersenyum, lebih ke senyuman miris dan Seungmin enggak suka itu.

"Apaan?" Tanya Sanha membuat Felix tersenyum.

"Setelah gue nemuin Hyunjin di kelas 12, selanjutnya mungkin bakal jadi yang terakhir."

* * *

Jisung segera menyusul Seungmin dan Felix yang udah nungguin dia di tempat parkir. Muka Seungmin saja sudah tertekuk melihat tupai yang sedang nyengir itu berada—tepatnya setelah 20 menit ia dan Felix menunggu disana.

"Kalau bukan teman gue, udah gue buang ke laut kalau perlu gue tenggelemin sekalian." Jisung terkekeh sambil segera menyalakan motornya dan segera mereka bertiga menembus gerbang sekolah menuju jalanan yang ramai.

Jisung menenggelamkan dirinya pada helm sambil mengebut meninggalkan Seungmin yang membonceng Felix dibelakang. Ia sedang ingin mengebut hingga 100 km/jam. Kalau perlu dia pengen teriak di lapangan kosong sendirian. Entah kenapa moodnya lagi buruk banget, apalagi tadi guru fisika nunjuk dia buat ngerjain soal di depan. Udah misuh misuh aja dia tuh.

Enggak lama Jisung sampai di rumahnya, dia segera membuka pagarnya sekaligus menunggu Seungmin yang menyetir lambat demi keselamatan. Ia segera masuk ke dalam rumah untuk membuka pintu utama sambil berganti baju karena udara mulai memanas walaupun hari sudah mulai sore.

"Tupai!!!!! Main yokkkk!!!"

"Enggak usah ngomong gitu juga, njir?!" Bungkam Jisung membuat Seungmin terkikik. Dia bersama Felix langsung saja masuk ke dalam sambil memikirkan motornya di halaman rumahnya. Tak lupa Felix menutup pagar dan bergegas masuk ke dalam rumah Jisung yang dihadiahi sesosok Jisung yang sedang terlantar di sudut ruang tamu.

"Lo ngapain sih sung? Mau berubah jadi cicak nempel nempel di tembok?" Tanya Seungmin heran.

"Ya enggak lah, njir. Panas banget tadi di luar, kan enak gitu tidur di lantai terus nempel di tembok." Ujar Jisung yang udah siap siap mau tidur tapi langsung aja di tendang sama Felix di bagian punggungnya.

Enggak keras sih, tapi kok punggung Jisung tiba tiba encok ya? 🥺

"Jadi enggak nih, gue udah beli mie nih di tas?" Seketika Jisung langsung aja bangun dan rebut tas Felix secara kasar.

Ada 4 mie instan di dalam tas membuat mata Jisung berbinar binar, kalau ini komik mungkin mata Jisung udah ada bintang bintangnya.

Jisung langsung aja ke dapur ngambil panci secara kasar, sampai bunyi dengungan sesama panci membuat telinga Seungmin bergetar karenanya. Dia sih udah biasa dan langsung aja lanjut tiduran di sofa ruang tamu sambil nunggu Jisung dan Felix selesain masak mie. Dia langsung aja gulir ponselnya dan enggak ada satu pun hal menarik di matanya. Langkah selanjutnya dia pergi ke dapur dan bantuin mereka berdua buat masukin bumbu ke seluruh mangkok yang ada.

Setelah 10 menit, masak mie pun selesai dan mereka dengan wajah berbinar menyantap mie di karpet yang baru digelar sambil nonton film we bare bear, yang nonton sih cuma Jisung, orang dia yang punya laptop jadi semaunya dia dong nyetel film apa:v

Felix sih lanjut makan sambil nikmatin film yang ada, beda sama Seungmin yang langsung misuh misuh ke Jisung buat suruh nyetel film lain dan jangan kartun, dan terjadilah keributan yang tidak bisa dielakkan.

"Anjir jangan diganti woy?!!"

"Bodoh amat, ganti napa udah 3 kali nonton itu mulu."

"Bodohhhh amatt, sini laptop gua woyyyy!!!"

"Bodoh amat..."

"SEUNGMIN!!!!!!!"

Haduhhh rasanya Felix pengen resign aja jadi teman mereka:v

* * *

Hay hay hayyy

Aku comeback lagi guysss, jadi sekarang bakal lanjutin sampai akhir ya, bahkan sampai buku baru liris😍🙃

Sekarang bakal aku bedain ya update secret boys sama letter l, biar enak aja gitu🙃😎

Okee see you😌




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro