Part 25 Berita Terburuk

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hay hay hay

Vote and coment jan lupa, yg jadi siders enggak vote juga jangan lupa di vote okee👍

* * *

Cklek

"Felix?! Gimana penyelesaiannya?" Felix menatap Jisung bersamaan dengan Seungmin di dekat ruang konseling. Mereka duduk menunggu setelah menyelesaikan ulangan terakhir tadi.

"Ehmm, gimana ya?" Felix binggung sendiri dan mulai mendorong mereka berdua agak jauh dari sana saat melihat Jinyoung akan keluar dari ruangan.

"Lo kenapa sih lix?" Seungmin langsung merasakan aura kecemasan dalam diri Felix. Ia yakin Felix sedang tidak baik-baik saja.

"Ada papah gue di dalam, lo pasti tahu sendiri gimana hasilnya?" Bagian terburuk yang mereka berdua tidak tahu, Felix udah jadi korban fitnah dari orang lain. Tapi Felix masih belum mau cerita.

"Ini enggak mungkin, lo enggak akan dikeluarin, lix. Salah banget mereka, l-lo tuh bukan..." Jisung mulai hilang kata kata yang dia ucapkan.

"Ini mungkin yang terbaik—" Felix menatap Jinyoung yang dia lihat segera pergi dari situ. "Kalian jangan khawatir, gue bakal baik-baik aja."

"Kenapa lo bisa begini, lix? What happened?" Felix langsung membisu saat mendengarnya, Felix yakin semua orang ingin tahu apa yang terjadi.

"Gue yakin kalian tahu mana yang baik dan yang buruk, jadi sebelum gue ngomong sama kalian nanti—please, jangan benci sama gue."

"... "

"Karena gue, hampir mau buat Hyunjin celaka."

.

.

.

.

.

"Hyunjin?!" Hyunjin menatap adiknya yang berlari tergesa-gesa menuju kelasnya. UKK hari ini resmi berakhir, tapi hatinya tidak berakhir atas kejadian yang terjadi.

"Hyunjin jawab?! Felix enggak mungkin begitu kan sama lo?" Mata adiknya sudah berkaca-kaca, Hyunjin langsung aja dorong adiknya buat menjauh dari keramaian orang pulang dan langsung masuk ke kelas yang sudah kosong.

"HYUNJIN JAWAB?!"

"GUE ENGGAK TAHU, ANJIR?!" Hyunjin langsung aja natap adiknya yang menahan tangis.

"G-gue sedih banget, jin. Felix katanya ikut Jinyoung dikeluarin dari sekolah, itu enggak bener kan, jin?" Hyunjin cuma terdiam mendengarnya.

"..."

"Jin?! Lo kok diem aja? Gimana ceritanya, jin? Lo enggak mau cerita kemaren ke gue dan sekarang... keadaannya malah makin parah?! Cepetan jawab, jin... JAWAB ANJIR!!!" Yeji goyangin bahu Hyunjin yang masih diam aja di tempat.

"GUE ENGGAK TAHU, ANJIR?! LO KENAPA SIH SUSAH DIBILANGIN?" Hyunjin langsung aja pergi dari sana sebelum suara menyapanya.

"Kalau lo mau balas dendam ke Felix sekarang, selamat jin. Lo udah jadi orang paling egois disini." Hyunjin tetap saja berjalan pergi meninggalkan Yeji yang masih mau tahu apa alasan yang terjadi.

* * *

Seungmin frustasi, Felix tetap saja bungkam. Ponselnya juga tidak aktif ketika dihubungi, ia yakin papahnya menyita ponselnya.

"Cara satu-satunya kita cuma harus nanya ke Hyunjin, min."

"Gue enggak mau, males gue sama si memble." Ejek Seungmin. Jisung juga cuma bisa diam, kalau Seungmin tidak mau ya dia juga tidak mau.

"Kenapa kita enggak nanya Yeji?"

"Lo gila, sung?! Yeji udah pasti dukung Hyunjin. Dia kakaknya kalau lo enggak inget."

"Tapi dia kan dukung banget kita dari dulu, kenapa kita enggak coba nanya aja ke Yeji?" Seungmin mendengus. Ia masih enggak mau hubungi Yeji.

"Udah sana lo aja, gue males. Gue mau bikin mie aja." Seungmin berjalan pergi menuju ke arah dapur.

"Woyy ini rumah gue, njir?!"

"Enggak peduli gue, cepetan sana hubungin Yeji!" Jisung mendengus dan mulai menghubungi Yeji yang aktif tapi enggak diangkat.

"Enggak diangkat, min."

"Udah gue bilang kalau Yeji itu dukung Hyunjin?! Lo enggak dengerin gue sih!" Jisung awalnya percaya, tapi pas pesan Yeji masuk di lebih percaya Yeji.

Jadi yang dia lakukan hanya diam dan mulai ketiduran di lantai ruang tamunya.

"Udah kayak pengemis aja tidurnya di emperan ruang tamu." Seungmin langsung aja nyenderin dirinya di sofa dan mulai nyalain televisi nontonin sinetron sambil ngisi waktu luang.

Sekalinya Seungmin enggak belajar, udah kayak bos besar aja nguasain rumah orang. Mana dia juga nyemilin cokelat Jisung diam-diam lagi. 😂

"JISUNG?!!! WOYYY JISUNG?!!" dengerin suara yang menggangu telinganya, Seungmin langsung buka pager rumah dan ngeliatin Chaeyeon yang bawa perlengkapan kanvas beserta alat lukis.

"Lo ngapain disini?" Tanya Chaeyeon heran.

"Lah, lo ngapain malah kesini? Lo mau jalan sama Jisung?"

"Enggak lah, njir! Gue mau ngerjain joki temen sekelasnya Jisung. Katanya hari ini dia ngasih gambarnya ke gue. Ya udah sekalian aja ke rumahnya kebetulan juga UKK udah selesai." Chaeyeon langsung aja masuk tapi dihalangi oleh Seungmin.

"Lo kenapa sih?" Chaeyeon udah misuh-misuh.

"Lo enggak tahu—ohhh iya kita beda sekolah."

"Hah?! Ada apaan sih?"

"Enggak jadi, sok sana masuk. Bangunin tuh calon gebetan lo." Chaeyeon mendengus dan melihat Jisung yang tidurnya enggak manusiawi, lebih parah dari Lia yang tidurnya kadang bisa sampai bikin nada lagu. Jisung udah tidur matanya kebuka, bikin dia ngeri aja.

"Woyy Jisung, bangun!!!" Chaeyeon pukul pelan pipi tembam itu tapi tetap saja dia masih tertidur pulas.

"Biasanya tuh anak tidur sampai 1 jam, lo bisa nunggu—"

"Enggak mau, kalau dia enggak bangun gue guyur aja."

"Jangan gila!!" Seungmin menghalangi kamar mandi itu dari Chaeyeon yang kekuataannya udah 11 12 sama banteng.

"MINGGIR ENGGAK?!"

"G-gimana kalau lo dengerin cerita gue, ini tentang Hyunjin sama Felix." Chaeyeon langsung terdiam.

"Apaan emang?" Seungmin meruntuki dirinya karena mau menceritakan semua itu agar Jisung tidak terbangun.

"Jadi gini..."

.

.

.

.

.

.

"Hoaaaammm" Jisung terbangun dengan suasana rumahnya yang sunyi. Dia langsung aja pergi ke kamar mandi buat cuci muka dan mulai heran. Perasaan tadi dia tinggal tidur masih ada Seungmin, tapi ini anak tiba-tiba udah ngilang aja.

Ohhh pantesan, dia aja ketiduran sampai 3 jam. Gimana tuh anak enggak bosen terus akhirnya pulang ke rumah...

Dia langsung aja keluar untuk menutup pagar rumahnya yang sedikit terbuka.

"Gimana dong... Felix kasihan lagi kan dia enggak salah."

"Ya mau gimana lagi, kita juga enggak tahu ceritanya gimana. Jadi kita kayaknya cuma bisa nunggu Felix bakal ngomong sendiri..."

Tunggu! Jisung enggak salah denger kan ada suara Chaeyeon sama Seungmin di depan rumahnya?

"Apa kita suruh—"

"Woyy kalian ngobrol enggak ngajak ngajak!" Jisung langsung aja duduk di sebelah Chaeyeon. Sekarang Chaeyeon berasa punya dua lelaki idaman.

Idaman?! Pretttt Chaeyeon ngeliat muka Jisung aja udah berasa mau masukin dia ke kandang tupai. Seungmin?! Mending dia jadi kang ngasih jawaban aja biar dia dapat nilai 100 terus daripada pacaran yang ada dia ngomelin mulu kayak ibunya.

"Ngobrolin apaan sih? Bagi bagilah, enggak boleh ya ngomongin orang di belakang..."

Plak

"Udah sana lo pergi, ganggu aja."

Jisung yang tertampar mulai tertusuk seakan hatinya terbilah pisau yang mengudara di langit. Enggak nyangka aja Chaeyeon bisa nampar dia begitu.

Dia enggak tahu aja tadi Chaeyeon ada niat mau guyur dia beberapa jam yang lalu.

"Jangan gitu dong, kalau ada apa-apa tuh bagi-bagi... Jangan lupa daratan gitu dong... Iya kan min—woyyy jangan pergi!!!!" Jisung ngejar Seungmin tapi tuh anak malah ditarik secara kasar oleh Chaeyeon untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Gue mau bicara serius sung, Seungmin udah cerita banyak tentang yang dia tahu soal Felix dan Hyunjin. Jadi kenapa kita enggak cari tahu aja masalah ini lebih dalam?" Jisung yang enggak tahu harus apa cuma mengangguk saja. Dia enggak tahu rencana ini akan berhasil atau enggak, tapi dia percaya Chaeyeon bisa memecahkan masalah ini karena dia punya banyak ide di segala sisi.

* * *

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Felix. Tepat saat pukul 12 siang tadi, ia langsung dikurung di pintu rumahnya dari luar. Sekarang dia enggak bisa berbuat apapun selagi menunggu ayahnya yang tidak akan mengizinkannya keluar bagaimanapun caranya.

Figur ibunya sedari tadi tidak terlihat di matanya, ia tahu bahwa ibunya pasti lembur hingga larut malam dan papahnya akan sangat puas mengurung anak tunggalnya sepuas-puasnya selagi istrinya pergi. Ia hanya berharap ibunya bisa segera pulang dari panti asuhan—tempat yang selalu ibunya kunjungi setiap akhir pekan.

Selagi menunggu, Felix hanya terdiam menggulingkan badannya ke kasurnya. Sesekali ia ke kamar mandi untuk mencuci muka dan tidak lama mengambil cemilan di kasurnya. Ini terasa sangat membosankan, Felix biasanya akan main ke rumah Jisung sebagai perayaan ulangan berakhir tapi semua ini terasa kosong bagi hidupnya. Kenangan itu akan tetap jadi kenangan yang abadi di hidupnya, apalagi kembali mengingat bagaimana mereka berempat berkumpul dan saling mengeluarkan canda tawa—mengingatnya membuat Felix ingin menangis.

Ponselnya disita dan papahnya tidak akan pernah mengembalikannya—tentunya ia tahu karena saat SMP ia bahkan tidak boleh bermain HP dan menonton TV karena rangkingnya turun. Itu jadi kenangan kelamnya apalagi dia hanya bisa berada di rumah saja kala itu.

Ia memutuskan untuk menidurkan dirinya tepat saat sore hari menjelang. Tapi suara ketukan di jendela membuatnya berjalan pelan membawa panci milik ibunya untuk jaga-jaga kalau itu ternyata maling.

"Ssst, lix. Ini gue sama Chaeyeon." Ia lalu mengintip di balik korden dan melihat mereka. Suara yang sangat ia kenali, sahabatnya maupun seseorang yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri—Jisung.

"Kalian lewat dima—gimana kalau papah gue bisa tahu?" Felix menatap pager yang terbuka lebar karena gemboknya di bobol.

"Tenang, Chaeyeon kan tukang kunci jadi gampang lah lo enggak usah khawatir." Chaeyeon menabok punggung Jisung lalu menatap Felix yang terlihat awut-awutan.

"Ceritain segalanya ke kita, gue mau masalahnya ini cepat selesai. Walaupun gue enggak kenal dekat sama lo—gue rasa pilihan sekolah salah milih lo dikeluarin dari sekolah."

"..."

"Beruntung kalau lo memang bisa milih sekolah lain, tapi kalau sekolah milih lo buat enggak bisa ditempatkan di sekolah mana pun, lo enggak akan bisa apa-apa lix." Ucap Chaeyeon yang ada benarnya.

"Sekarang gue bakal ceritain sama kalian, please kalian jangan potong omongan gue dulu, karena satu jam lagi papah gue bakal nyampe rumah."

* * *

Hayooo Felix mau cerita nih... Kira kira ada yang bisa nebak enggak apa yang Felix akan bicarakan?

Comentnya dong, gue bakal senang kok kalau ada yang coment 😄

Okee see you...

Sorry buat ketelatannya, tadi habis sakit gigi selama beberapa hari😞



























Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro