10. Start In Here

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

     Sinar mentari menyelinap masuk melalui celah jendela. Angin yang terasa sejuk pagi itu mengoyangkan tirai tipis berwarna putih yang ada di kamar tersebut.

Ryu mengeliat karena sinar matahari terus menggelitik matanya seakan memintanya untuk segera bangun. Di lihatnya jam di atas nakas yang menunjuk ke angka 7. Ryu pun segera mengalihkan pandangannya pada wanita cantik yang masih tertidur pulas di atas lengannya. Senyum pun mengembang dari bibir laki-laki itu, kemudian ia pun mengecup kening Kei dengan lembut dan lama. Ternyata kecupan itu membuat Kei terbangun dari tidurnya.

" Pagi sayang" sapa Ryu sambil mengusap hidung mancungnya ke hidung Kei membuatnya tersenyum dengan kebiasaan manis suaminya.

" Tidur mu nyenyak kan?" tanya Ryu di susul anggukan Kei dengan wajah yang masih mengantuk. Wajah yang begitu menggemaskan itu membuat Ryu tak bisa menahan untuk mengecup kedua pipi Kei. Ia pun memeluk tubuh Kei seakan tak ingin wanita itu jauh darinya. Ia ingin sosok di hadapannya itu selalu dekat dengannya, selalu berada di jangkauan matanya.

     Hari ini Ryu dan Kei menghabiskan kebersamaan mereka dengan hanya seharian di apartemen. Setelah kejadian yang terjadi kemarin mereka memang tak bisa dengan mudah pergi ke luar. Meski begitu keduanya tetap menikmati kebersamaan mereka dengan cara mereka sendiri. Mereka menghabiskan waktu dengan membuat kue, membersihkan apartemen dan juga menonton film. Kegiatan itu membuat mereka berdua bahagia. Canda dan tawa pun terus menghiasi kebersamaan mereka.

                        
  🍃🍃🍃

     Sore itu suara teriakan Gista memenuhi seluruh apartement Levin, membuat Levin yang tengah asik menonton serial kartun favoritenya menjadi terkejut karena mendengar suara teriakan istrinya

"Honey !" pekik Gista keras. 


Levin pun segera beranjak menuju ke sumber suara yang berada di dekat pintu apartement.

"Kenapa sih honey ? Kamu kok teriak-teriak begitu ?" tanya Levin mengeluh. 

"Kamu habis dari mana barusan ?" tanya Gista sinis.

"Aku ? Aku habis dari supermarket yang ada di lantai bawah" jawab Levin polos. 

"Terus kalau habis pakai sendal, di taruh di mana sendalnya ?" tanya Gista galak. 

"Ng, harusnya sih di rak sepatu honey" jawab Levin dengan nada rendah. 

"Seharusnya di rak sepatu ya ? Terus ini apa yang di lantai ?" 

"Aku lupa honey, tadi buru-buru, Maaf " ucap Levin memelas. 

"Kamu ya, udah berkali-kali aku kasih tau, letakin sepatu atau sendal yang habis di pakai di raknya, jangan bikin berserakan di lantai, tapi kamu tetap aja gak pernah ngelakuin. Apa susahnya sih honey taruh sepatunya di rak ?" ucap gista mengomel sambil merapikan sendal Levin yang berantakan. 

"Iyaa honey, maaf aku gak ngulangin lagi kok, janji deh" ucap Levin merayu. 

"Janji mulu gak ditepatin. Kamu tuh sayang gak sih sama aku ? Aku kan capek kalau harus tiap hari ngerapiin sepatu-sepatu kamu terus."

"Iyaa aku minta maaf. Aku sayang kamu kok. Aku janji gak akan ulangin lagi demi kamu" ucap Levin berjanji sambil meraih tubuh Gista dan memeluknya. 

"Awas yaa kalau kamu ulangin lagi, aku kasih kamu hukuman pokoknya" ancam Gista pada suaminya yang masih berada dalam pelukan Levin. 

"Iyaa honey, aku gak akan ulangin lagi" ucap Levin sambil mempererat memeluk tubuh Gista.

"Honey lepas pelukannya aku mau mandi, udah hampir malam" pinta Gista sambil menggeliat melepaskan diri dari pelukan Levin. 

"Ayo kita mandi bareng honey" ucap Levin penuh semangat. 

"Iihh gak mau. Mandi sendiri-sendiri."

"Yah honey, tapi aku maunya mandi bareng kamu" rengek Levin sembari mengikuti langkah istrinya dari belakang. 

"Iihh, kamu jangan ngerengek kayak anak kecil gitu. Aku gak mau mandi bareng kamu. Titik !" 

Gista berlari masuk ke kamar dan langsung menuju kamar mandi. Ia pun mengunci pintu kamar mandi sebelum Levin bergerak nekat menerobos masuk. 

"Levin benar-benar berbahaya !" ucap Gista pada dirinya sendiri. 

20 menit berlalu, Gista masih belum memberi tanda-tanda selesai mandi. Levin yang mendapat penolakan dari istrinya, kini lebih memilih mengutak-atik poselnya sambil berbaring di tempat tidur. 

Levin fokus menatap layar ponselnya, ia membuka akun-akun sosial medianya untuk melihat unggahan-ungahan fans tentang dirinya. Tengah asik melihat beranda sosial medianya, pintu kamar mandi pun terbuka dan Gista keluar dari sana menggunakan kimono lengkap dengan handuk di kepalanya. 

"Kamu lama banget sih honey mandinya ?" gerutu Levin sambil mengalihkan tatapannya memperhatikan Gista yang berjalan ke luar dari kamar mandi. 

"Namanya juga cewek, yaa pasti lama lah mandinya" jawab Gista. 

Levin semakin intens menatap Gista yang kini berada di depan lemari yang berada tak jauh dari tempat tidur mereka. 

Perlahan namun pasti Levin kini ia bergerak mendekati Gista yang tengah sibuk memilih-milih baju. Sadar ia mulai di dekati oleh Levin, Gista dengan sigap membalikkan tubuhnya dan menatap sinis pada Levin. 

"Berhenti di situ, kamu mau ngapain ?" ucap Gista galak. 

"Mau peluk kamu honey. Gak boleh ?" 

"Aku pake baju dulu. Sana kamu keluar !" usir Gista pada Levin. 

"Yaa udah ganti baju aja di sini sekarang. Kenapa aku mesti keluar ?" 

"Ihh, kan aku malu kalau ganti baju ada kamu. Sana kamu keluar dulu" rengek Gista.

"Hahaha kenapa mesti malu honey ? Bahkan aku udah lihat semuanya" ucap Levin dengan tatapan penuh menggoda, ia memperhatikan Gista dari atas hingga ke bawah. 

"Kyaaa ! Kamu jangan macam-macam yaa honey, sisa semalam aja masih berasa sakit kamu jangan coba-coba mulai lagi !" tutur Gista dengan polos. 

"Apanya yang sakit honey ?" tanya Levin penasaran sembari menggoda istrinya. 

"Ng, itu lah pokoknya yang sakit" ucap Gista terbata-bata. 

"Itu lah apa ? Kita lagi ngomongin apa sih honey ?" tanya Levin pura-pura bodoh. 

"Gak tau. Apa ya yang kita bahas ?" Gista balik bertanya dan mereka akhirnya tak bisa lagi menahan tawa. 

Levin dan Gista tertawa lepas menertawi kekonyolan percakapan mereka yang tak berfaedah. Kebahagian terukir jelas di wajah keduanya. Satu hari itu benar-benar mereka habiskan di apartement untuk melakukan banyak hal bersama dan mengganti honeymoon mereka yang sempat kacau.

"Honey, sana kamu mandi, udah malam ini" perintah Gista pada Levin. 

"Oke, oke aku mandi. Tapi kasih aku satu ciuman dulu" ucap Levin sambil bergerak maju mendekati Gista dan tanpa basa-basi langsung mendaratkan sebuah ciuman di bibir Gista dengan lembut. 

Gista pun membalas ciuman Levin, hingga lama-kelaman keduanya justru mulai terbawa suasana dan ciuman lembut kini mulai berubah menjadi lumatan penuh gairah. Hampir saja Levin akan menjalankan aksi selanjutnya, namun dering keras dari ponsel Levin membuyarkan segala rencana Levin karena Gista reflek melepaskan diri dari Levin. 

SIAL !

ucap Levin mengumpat di dalam hatinya. 

"Honey, angkat telponnya tu" ucap Gista.

Dengan gerakan malas Levin berjalan menuju tempat tidur dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur. 

"Hallo. Kenapa bang Ben ?" ucap Levin mengangkat telpon yang ternyata dari Benny sang manager. 

"Vin, Mr. Carlos minta ketemu sama lu malam ini juga. gue tunggu lu di agency" ucap Benny dari sebrang tanpa basa-basi. 

"Ada apaan sih Mr. Carlos minta ketemu?  Kangen dia sama gue ?" tanya Levin dengan nada kesal. 

"Lu datang aja. Ntar juga lu tau."

"Yaelah, harus sekarang banget ?"

"Iya ! Sekarang ! Ini perintah boss" ucap Benny penuh penekanan. 

Levin pun mengakhiri pembicaraannya dengan Benny, ia tampak menggerutu sendiri hingga mengundang tanya Gista. 

"Ada apa honey ? Bang Ben bilang apa ?" tanya Gista penasaran. 

"Mr. Carlos minta ketemu sama aku sekarang juga, gak tau ada apa" tutur Levin tak bersemangat. 

"Kok tiba-tiba ? Kamu gak bikin masalah baru kan honey ?" tanya Gista penuh selidik. 

"Gak kok. Masalah apa coba ? Kan aku seharian di apartement sama kamu."

"Iyaa juga yaa. Yaa udah lah ikutin aja perintah Mr. Carlos."

"Iyaa. Aku pergi ke agency dulu yaa honey" ucap Levin pamit sambil mencium kening Gista. Ia kemudian berjalan mengambil kunci mobil yang ada di nakas dekat tempat tidurnya. 

"Honey, kamu mau ke mana ?" tanya Gista tiba-tiba. 

"Kan tadi aku udah bilang honey, aku mau ke agency " jawab Levin.

"Terus kamu pergi ke agency gak mandi dulu ? Kamu belum mandi loh" ucap Gista mengingatkan. 

"Oh iya aku belum mandi. Tapi gak apa-apa lah, aku tetap ganteng ini" ucap Levin penuh percaya diri. 

"Kyaaa ! Gak boleh. Kamu harus mandi dulu baru pergi ke agency" . 

Gista mendorong paksa Levin ke kamar mandi hingga Levin yang awalnya menolak untuk mandi pun akhirnya mau tak mau menuruti perintah istrinya. Usai menyelesaikan mandinya Levin segera bersiap dan kemudian langsung bergegas menuju ke kantor Dream entertaiment. 

🍃🍃🍃


     Waktu menunjukkan pukul 19.30. Levin kini sudah berada di area kantor Dream Entertaiment . Dengan langkah pasti ia menuju ke ruangan Mr. Carlos sambil bersiul-siul ria. 

Sesampainya di ruangan Mr. Carlos, Levin dikejutkan dengan keberadaan Ryu yang juga ada di dalam ruang tersebut.

"Hyung, lu di sini juga ? Lu dipanggil sama si tua itu juga ?" ucap Levin penuh semangat karena mengetahui tak hanya ia sendiri yang dipanggil oleh Mr. Carlos. 

"Iyaa. Lu juga dipanggil ternyata ?" tanya Ryu tak kalah bersemangat. 

"Iyaa hyung. Hmmm, wajah lo berseri-seri banget kayaknya" ucap Levin menggoda Ryu.

"Biasa aja tu, gue kok mencium aroma-aroma tidak perjaka ya di sini" ucap Ryu balik meledeki Levin. 

"Sial ! Lu juga pasti udah gak perjaka hyung , meskipun udah telat banget ya hilang perjakanya hahaha " Levin tertawa puas mengejek Ryu yang terlambat untuk malam pertama.

"Kampret lu ! Terus aja ledekin gue, terus !" ucap Ryu sambil berusaha menyembunyikan wajah malunya, sementara Levin masih terus tertawa puas.

"Gimana lu sama Gista ? Gue rasa lu udah bikin dia gak bersisa " ucap Ryu mengintrogasi Levin. 

"Ohh jelas donk hyung. Sudah sah, apalagi yang harus disisakan" jawab Levin sesukanya hingga mengundang tawa Ryu. 

"Lu sendiri gimana sama Kei hyung?, nampaknya kali ini sukses besar "

"Ohh tentu sukses lah. Kei gak bergeming pokoknya" ungkap Ryu tanpa malu. 

"Anjir!, Lu benar-benar senior gue dalam segala hal deh hyung." 

Tawa mereka pun membahana di ruangan tersebut. Hingga suara deheman seseorang menghentikan paksa tawa bahagia kedua laki-laki itu.

" Nampaknya kalian begitu bahagia ya" ucap Mr. Carlos membuat ke dua aktor asuhannya itu terkesiap dan membungkukkan tubuh mereka menghormati sang bos besar.

" Bagaimana perasaan kalian setelah membuat ulah beberapa hari yang lalu?, senang?" sindir Mr. Carlos sambil duduk di kursi kebesarannya.

Kedua manager mereka yang sejak tadi mengekor Mr. Carlos kini terlihat duduk tak jauh dari Levin dan Ryu sambil sedikit melirik keduanya.

" Kenapa mesti di ungkit sih" gerutu Levin pelan sambil melirik Mr. Carlos kesal. Ryu sendiri tampak malas mendengar ucapan Mr. Carlos, ia lebih memilih untuk membuang pandangannya lalu duduk kembali di kursinya tadi.

" Ada apa memanggil kami kesini Mr?" tanya Ryu setelah beberapa saat.

Mr. Carlos pun tersenyum sinis ke arah mereka berdua. Ia menatap satu per satu aktor asuhannya secara bergantian.

" Aku akan memindahkan kalian ke Dream Town" ucap Mr. Carlos membuat keduanya serempak menatap kearahnya dengan mulut terbuka.

" Dream Town?" tanya mereka berdua kompak dan di ikuti anggukan dari Mr. Carlos. Levin nampak berbinar dengan wajah senang sedangkan Ryu kembali berwajah biasa saja.

" Kali ini kau akan setuju kan Ryu untuk membawa istri mu ke sana?" tanya Mr. Carlos pada Ryu.

Ryu nampak tak tertarik dengan pertanyaan bos besarnya itu.
ini memang bukan kali pertama Mr. Carlos ingin memindahkannya ke Dream Town. Gedung pencakar langit yang terkenal begitu mewah dengan fasilitas lengkap serta begitu ketat keamanannya yang memang di peruntukkan untuk Idol atau pun artis yang memiliki prestasi sangat baik. Bisa di bilang Ceo Dream Entertainment ini selalu menghadiahkan 1 unit untuk anak-anak asuhannya yang telah berprestasi melambungkan nama Dream dan memberi keuntungan luar biasa bagi pemiliknya.

Sudah ada beberapa idol atau pun artisnya yang tinggal di Dream Town.
Salah satunya yaitu grup band BT7 yang salah satu personilnya adalah Juna, serta idol XOX yang merupakan senior dari BT7 yang telah mampu membawa nama Dream ke kancah internasional. Selain mereka, aktor sekaligus model senior Yoga Kristian pun telah menempati satu unit di gedung tersebut. Banyak idol atau pun artis Dream yang menginginkan mendapat salah satu unit di tempat itu, karena itulah mereka semua begitu bekerja keras hingga tak kenal lelah. Meski banyak dari mereka yang begitu menginginkan untuk bisa tinggal di sana tidak dengan Ryu karena baginya hidupnya tetap di bawah pengawasan Dream Entertainment dan itu adalah hal yang cukup mengganggunya.

" Kalian tentu membutuhkan privasi  untuk istri kalian bukan?, karena itu lah aku memberikan masing-masing dari kalian 1 unit yang ada Dream Town. Selain itu memang kalian berhak mendapatkannya , prestasi kalian begitu luar biasa hingga skandal yang kalian timbulkan pun begitu luar biasa" goda Mr Carlos membuat Levin yang tadi sempat bangga pada dirinya tiba-tiba menaikkan bibirnya jengkel.

" Kapan kami akan pindah Mr?" tanya Levin kemudian membuat Ryu melirik ke arahnya.

" Besok kalian sudah mulai pindah. Semua masalah kepindahan kalian sudah di urus oleh manager kalian masing-masing. Kalian tak perlu repot mengemas barang, semua akan di bereskan oleh mereka" ucap Mr. Carlos sambil menunjuk manager mereka yang sejak tadi duduk tak jauh dari mereka.

" Oho ini nih yang gue suka, gak perlu capek-capek angkat barang tinggal bawa badan doank" celetuk Levin membuat Ryu meliriknya lagi.

" Kau senang Levin?" tanya Mr. Carlos

" Senang donk Mr" jawab Levin cepat

" Kalau begitu teruslah berprestasi dan jangan bertingkah di luar batas" kata Mr. Carlos mengingatkan.

Setelah menyelesaikan pembicaraan tersebut, Mr. Carlos pun mempersilahkan keduanya untuk keluar dari ruangannya, tentunya setelah ia memberikan kunci unit yang akan mereka tempati.

      Di luar ruangan, Ryu terdengar menghela nafas keras. Ia tak habis pikir kenapa ia harus mau untuk pindah ke Dream Town meskipun ia sudah memiliki apartemen sendiri,terlebih ia harus tinggal bersebelahan dengan Levin.

" Oughhh shit !!!" seru Ryu geram sendiri membuat Levin yang ada di dekatnya kaget.

" Kenapa Lu hyung?"

" Pusing, kenapa unit kita harus bersebelahan!" jawab Ryu kesal

" Lha bagus donk hyung, kita jadi lebih gampang kalau mau ngobrol atau butuh apapun" sahut Levin santai.

" Iya itu kita, trus istri kita?, lu tau kan gimana Kei sama Gista kalau udah ketemu, yang ada tiap hari gue bakal tidur sama lu bukan sama istri gue!" jawab Ryu galak yang kemudian ngeloyor pergi.

Mendengar ucapan Ryu barusan, membuat Levin teringat akan kejadian di malam pertamanya yang gagal total.

" Akhhhhhh gak bolehhhh!!" pekik Levin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Gak boleh, itu gak boleh terjadi, jangan sampai terjadi. Oh GOD tolong jauhkan Kei dari Gista" ucap Levin asal yang kemudian berlari mengejar Ryu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro