3. Honeymoon Yang Kacau [ 1 ]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Anyeong, ketemu lagi kita 😁. Semoga banyak yang nunggu update-an cerita ini ya. Kalau gak ada yang nunggu, kita yang nunggu kalian deh. Lho 🙄😁

Di part ini akan ada sedikit unsur +17. Di mohon untuk bijak dalam membaca ya. Oke deh langsung aja deh baca, semoga kalian suka 😊

🐾🐾🐾🐾

       Pukul 20.00 WITA. pesawat eksekutif yang Levin dan Gista tumpangi sudah mendarat sekitar setangah jam yang lalu di Bandar Udara Internasional Lombok. Sekitar 40 menit waktu yang dihabiskan Levin dan Gista untuk penerbangan dari Bali ke Lombok. 

Setelah menyelesaikan pemberkatan penikahan dan acara syukur keluarga yang sangat private di Bali, mereka langsung memulai perjalanan honeymoon mereka ke pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pulau indah yang memiliki beribu pantai dan pemandangam laut yang sungguh menakjubkan mata.  Siapa yang tak tau Lombok ? Wisatawan lokal maupun asing pasti sangat akrab dengan destinasi liburan yang satu ini. 

Levin berangkat dengan atribut pakaian yang sangat tertutup. Ia menggunakan jaket hodie hitam sampai menutupi kepalanya dan ditambah lagi ia menggunakan masker penutup wajah hingga hanya menyisakan mata sipitnya saja yang terlihat. 

Kini Levin dan Gista sudah berada di dalam mobil khusus yang disediakan untuk private honeymoon yang akan dijalani mereka selama 3 hari ke depan. 

Meski harus berjalan berjauh-jauhan ketika keluar dari pesawat hingga sampai di dalam mobil demi mengantisipasi kecurigaan sekitar, namun semua hal itu sungguh tak mengurangi sedikit pun kebahagaian 2 sejoli itu. 

"Yeaayyy!,Akhirnya aku ke Lombok lagi setelah 6 tahun gak main ke Lombok. Aku senang banget honey " Suara sorak sorai Gista memenuhi isi mobil, ia melebur ke pelukan Levin, laki-laki yang kini telah sah menjadi suaminya. Kini mereka telah bebas untuk bercengkrama dengan mesra. 

"Aku juga senang banget bisa liburan bareng kamu honey . Kamu senang aku juga senang." Ucap Levin sambil memeluk erat Gista dan di akhiri dengan kecupan sayang yang Levin daratkan di dahi dan bibir Gista.

Sepasang anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu sungguh tak peduli sekalipun ada keberadaan seorang sopir di dalam mobil tersebut.

"Honey, tadi pas pemberkatan pernikahan kita di gereja kenapa kamu nangis pas ucap janji ?" tanya Gista penuh manja. 

"Ehmm,aku deg-degan honeh, kamu terlalu cantik pakai baju pengantin, kayak bidadari" tutur Levin menggoda Gista. 

"Iihhh,gombal kamu! " Ucap Gista sambil memukul perut Levin dengan wajah cemberut. 

" Hahahaa..." Levin tertawa melihat reaksi Gista, bagi Levin ekspresi Gista saat cemberut sangat imut dan menggemaskan.

" Honey, Aku nangis karena aku ngerasa terlalu bahagia aja. Aku gak nyangka aja kalau aku akhirnya bisa menikahi kamu dan akan hidup selamanya sama kamu."

"Kamu bahagia nikah sama aku ?" tanya Gista. 

"Bahagia banget. Dapat istri cantik, imut, baik hati dan tidak sombong masa gak bahagia. Kamu bahagia gak nikah sama aku ?

"Bahagia donk. Menikah dengan aktor tampan dan terkenal, terus aku selalu di manja, mana mungkin aku gak bahagia" Ucap Gista polos hingga mengundang senyum manis di wajah Levin. 

"Maafin aku yaa sayang, karena pernikahan kita gak bisa seperti pernikahan orang-orang banyak. Ini semua mungkin udah nyusahin kamu." Ucap Levin dengan nada sendu. 

Gista bereaksi mendengar ucapan Levin, ia melepaskan dirinya dari pelukan Levin lalu menatap suaminya itu penuh perhatian. 

"Aku gak mau kamu ngomong kayak gitu lagi honey. Pernikahan kita itu istimewa makanya beda dari pernikahan orang-orang dan itu semua karena aku menikah dengan orang yang juga istimewa."

"Hhmmm, Kamu pintar menggombal juga yaa " Ucap Levin sambil mengacak-acak gemas rambut Gista dan mereka tertawa bersama. 

"Aduuhhhh honey, rambut aku berantakan ini, jangan di acak-acak" rengek Gista. 

"Honey, tadi pas selesai acara syukuran di hotel, kok aku gak lihat kak Kei dan kak Ryu yaa ? Perasaan mereka tadi berdiri gak jauh dari kita."

"Iyaa yaa , aku juga gak lihat mereka. Wah, aku tau, Mereka pasti memanfaatkan kesempatan datang ke Bali buat honeymoon tu, kan mereka belum sempat honeymoon sejak nikah sebulan yang lalu." Ucap Levin. 

"Iyaa kali yaa, Yaa udah ntar pas sampe hotel aku coba telpon kak Kei deh."

"Udah jangan ditelpon honey , kamu gangguin mereka ntar "

"Ganggu apa honey ? Emang mereka ngapain ?" tanya Gista polos. 

"Hhmm,, yaa siapa tau mereka ngapa-ngapain gitu. Udah pokoknya kamu jangan ganggu mereka" jawab Levin sambil menggaruk kepalanya karena ia bingung bagaimana harus menjelaskan pada istrinya. 

      Di tempat lain, tepatnya disebuah halaman parkir hotel bintang lima. Laki-laki berkaki jenjang dengan coat, topi hitam serta masker berwarna senada keluar dari sebuah mobil. Tak lama kemudian ia meraih jemari lentik seseorang dari dalam mobil tersebut. Di genggamnya jemari itu sambil menyusuri lobby hotel.

" Yank, Gista sama Levin udah sampai belum ya? " tanya Kei setelah petugas hotel memberikan mereka kunci kamar.

" Kayaknya sih belum yank, mungkin masih perjalanan ke sini" jawab Ryu masih sambil mengandeng tangan Kei sedangkan tangannya yang lain menarik kopernya dengan santai.

" Oh gitu, aku pikir mereka duluan yang sampai" 

" Kenapa emang yank?, kok nanyain mereka berdua. Kita kesini kan mau honeymoon"

" Ya gapapa sih yank nanya aja" sahut Kei sambil tersenyum kearah Ryu. 

Yup ini adalah honeymoon pertama mereka. PERTAMA!.
What?, kenapa bisa?
Bisa!, karena setelah sebulan yang lalu mereka menikah, Ryu harus langsung pergi ke luar negeri untuk melakukan syuting film terbarunya. Dan ia baru saja kembali ke Indonesia begitu mendengar acara pernikahan Levin dan Gista. Hal itu pun di jadikannya kesempatan untuk melakukan honeymoon bersama Kei istrinya.

      Sesampainya di kamar. Kei nampak takjub dengan pemandangan malam dari kamarnya. 

" Huaah indahnya " seru Kei sambil berlari menuju balkon hotel. Angin malam di pinggir laut itu benar-benar membuatnya melupakan Ryu yang berada di belakangnya. Bunyi ombak membius Kei dalam sekejap. Ia menarik udara disekitarnya dalam-dalam. Matanya terus memandang lurus ke sepanjang pantai yang indah. 

" Aku suka tempat ini yank" kata Kei sambil menoleh ke arah Ryu yang tengah berjalan ke arah balkon. 

" Aku juga suka, lebih suka lagi karena aku disini sama kamu" ucap Ryu sambil melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Kei dan meletakkan kepalanya di leher istrinya. 

" Ihhh kamu bisa aja sih yank" ucap Kei sambil memutar tubuhnya hingga kini ia berhadapan dengan Ryu. Sejenak mata mereka saling beradu. Senyum lembut mereka pun terurai. 

" Love you yank" ucap Ryu sambil mengusap hidungnya ke hidung Kei. Nafas Ryu terasa begitu hangat menempel pada kulit Kei. 

" Love you too" balas Kei sambil memandang mata Ryu dalam. Kemudian Ryu pun mengecup bibir istrinya itu. Lumatan yang terasa begitu lembut di bibir Kei mampu membuatnya kepayang. Kei pun tampak begitu menikmati lumatan-lumatan dari bibir laki-laki yang telah sebulan ini menghiasi hidupnya sebagai suami. 

Suasana malam di balkon begitu romantis. Semilir angin laut yang sejuk begitu membuai Kei dan Ryu hingga mereka tak sadar ada sosok  laki-laki yang tak sengaja memergoki mereka yang tengah bercumbu mesra . 

"Astaga, kenapa mereka bercumbu di situ ?" seru Levin sambil mengalihkan pandangannya.

"Honey, kamu kenapa ? Lihat apa ? Pemandangan di luar bagus yaa ?" Gista berteriak dari dalam kamar hotel. Ia berlari menuju ke balkon kamar hotelnya untuk menghampiri Levin yang telah terlebih dahulu berada di sana. 

"Aku gak lihat apa-apa honey, Kamu gak usah ke balkon udah malam" Levin berucap panik, ia buru-buru masuk ke dalam kamar hotel dan menghadang Gista sebelum ia sampai ke balkon. 

"Lho kenapa emangnya ? Aku mau lihat pemandangan dari balkon honey" rengek Gista.

"Jangan honey , besok aja lihat pemandangan dari balkonnya. Ini udah malam, kamu istirahat aja yaa honey" ucap Levin berusaha merayu Gista. Sesungguhnya Levin hanya tak ingin Gista melihat pemandangan panas yang sedang dilakoni oleh sahabat mereka Ryu dan Kei. 

Levin tahu bahwa Gista adalah sosok gadis yang polos, Gista bisa saja langsung berteriak dan menjadi heboh jika ia sampai melihat Ryu dan Kei yang tengah berciuman mesra . 

"Iiihh,, aku belum mau istirahat. Biarin aku ke balkon Honey.Kamu kenapa sih ?"

"Gak kenapa-kenapa, cuma di luar sana anginnya gede banget, ntar masuk angin."

Levin terus berusaha menghalangi Gista, mereka terlibat perdebatan hingga menciptakan suara gaduh dan membuat Ryu dan Kei menghentikan kemesraan mereka. 

"Yank, itu apa sih ribut-ribut dari kamar sebelah ?" tanya Kei keheranan. 

"Gak tau yank. Ada yang lagi berantem kali. Kita masuk aja yuk" ajak Ryu pada Kei. 

"Ntar dulu yank, Aku kayaknya kenal deh sama suaranya, kayak suara Gista yank."

"Masa sih ? Ahh, itu perasaan kamu aja kali. Kita masuk aja yaa, jangan ikut campur urusan orang."

"Iihh,, aku pastiin dulu yank, itu Gista apa bukan. Siapa tau Gista dan Levin  nginap di kamar sebelah " ucap Kei kekeh . 

"Ahh gak mungkin yank,itu pasti bukan mereka . Udah ayo kita masuk aja" Ryu berucap seraya mencoba menarik tangan Kei agar mau ikut masuk ke kamar bersamanya. 

"Gista, Gis... Lu sama Levin di sebelah yaa ?" Kei berusaha memanggil Gista karena ia begitu penasaran pada suara yang ia yakini adalah suara Gista. 

"Yank, ayo kita masuk aja. Itu pasti bukan Levin dan Gista" nada bicara Ryu mulai terdengar sedikit memaksa, ia mencengkram pergelangan tangan Kei dan berusaha membawa Kei untuk masuk ke dalam kamar namun Kei malah menginjak kaki Ryu sekuat tenaga hingga Ryu mengaduh kesakitan. 

"Aduhhhh !! Sakit yank, kamu kok nginjak kaki aku sih ?" Keluh Ryu dengan suara nyaring. 

"Ya siapa suruh kamu paksa aku untuk masuk. Aku kan udah bilang aku mau mastiin dulu itu suara Gista apa bukan" ucap Kei penuh kesal pada suaminya. Kei pun kembali memanggil-manggil nama Gista hingga Gista pun dapat mendengar suaranya. 

"Honey, itu kayak suara kak Kei manggil-manggil nama aku. Kak Kei dan kak Ryu nginap di kamar sebelah kayaknya. Aku mau ke balkon buat mastiin."

"Ahh gak mungkin honey , mereka gak honeymoon di sini. Kamu salah denger kali. Pokoknya kamu gak boleh ke balkon, titik !" Levin berucap sambil mencubit gemas pipi Gista. 

"Pokoknya aku tetap mau ke balkon !!" Gista memekik kesal lalu berusaha melepaskan cubitan Levin di pipinya, hingga karena saking kesalnya Gista malah menggigit jari tangan Levin dengan sangat keras dan Levin mengaduh kesakitan. 

Gista berhasil menerobos Levin dan keluar balkon, hingga tak berapa lama terdengarlah suara teriakan Gista dan Kei. 

"Kak Kei!! " Teriak Gista kegirangan.

"Gista! " Seru Kei sama girangnya karena bertemu dengan wanita polos yang kini menjadi sahabat dekatnya semenjak mereka terperangkap pada nasib pernikahan yang sama. 

"Kak Kei ternyata nginap di hotel ini juga ? Cie,akhirnya bisa honeymoon juga" ucap Gista meledeki Kei yang memang baru bisa honeymoon.

"Iyaa nii,Gak nyangka kamar kita sebelahan. Jadi senang deh. Sini Gis, kita ngobrol dibalkon sini aja. Kita cerita-cerita, tadi kan gak sempat ngobrol pas di acara pernikahan lu."

"Iyaa kak. Gue ke kamar lu yaa" ucap Gista begitu kegirangan. 

Kedua wanita itu sudah tak peduli lagi pada sekitarnya, mereka tak menghiraukan suaminya masing-masing yang kini tengah menahan kesal karena diabaikan. 

Ryu maupun Levin sesungguhnya sejak tadi sudah mencoba berusaha mencegah pertemuan kedua wanita itu. Mereka sangat paham bila kedua wanita itu telah bertemu dan mengobrol maka semua rencana mereka masing-masing malam itu sudah pasti akan berantakan dan gagal total. 

Ryu kesal, Levin pun juga kesal. Masing-masing dari mereka bahkan sudah mengeluarkan segala umpatan kesialan. Mereka bisa membayangkan bagaimana malam honeymoon mereka ini.
Yup honeymoon yang pastinya kelabu. 

       Kei dan Gista asik ngobrol sambil sesekali bersenda gurau di kamar yang seharusnya menjadi milik Ryu dan Kei menghabiskan malam. Sedangkan Levin dan Ryu sudah pasti mereka berada dikamar sebelah. Kedua laki-laki tampan itu tampak memajukan bibir mereka sambil sesekali ngomel sendiri.

" Akhhhhhh! 1 bulan yang gue tunggu-tunggu ternyata membawa gue untuk berada 1 kamar sama lu!, jelek banget deh nasib gue!" seru Ryu sambil mendaratkan tubuhnya di sofa yang ada di kamar tersebut.

" Lha hyung lu pikir gue gak!, liat nih liat, gue bahkan udah siapin ini semua buat Gista tapi dia malah lebih tertarik tidur bareng istri lu" sahut Levin sambil menunjuk tempat tidur pengantin yang sudah di hiasi dengan bunga mawar putih di atasnya.

" Malam pertama gue gagal total kalo begini ceritanya" kata Ryu dengan wajah kesal bercampur melas.

" Sabar ya hyung kan kita sama" ucap Levin sambil menepuk-nepuk bahu Ryu.

" Kurang sabar apa lagi gue nunggu momen ini sampai sebulan!" balas Ryu dengan geramnya.

" Pokoknya besok gue harus balas dendam!, gimana pun caranya besok gue harus punya momen manis sama Kei" sambung Ryu penuh tekad sambil melangkah menuju tempat tidur. Tak lama kemudian ia pun mendaratkan tubuhnya itu disana.

" Kyaaaaa hyung apa yang lu lakuin sama tempat tidur gue dan Gista!!" pekik Levin sambil menarik tubuh Ryu untuk turun dari sana.

" Aduhhhh apaan sih lu, gue mau tidur! "

" Hyung lu gak boleh tidur disini, ini tempat gue sama Gista!" larang Levin dengan wajah galak.

" Trus gue harus tidur di sofa gitu?, sedangkan istri lu aja disana ngebajak tempat tidur gue?!" sahut Ryu sambil kembali berbaring. Tapi lagi-lagi Levin menariknya untuk turun dari tempat tidur. Meski berkali-kali Levin melakukan itu, Ryu pun tetap kembali naik ke tempat tidur. Begitu seterusnya hingga keduanya lelah.

Hihi gimana nih sama part ini, udah bisa ketawa belum karena tingkah mereka?, masih mau tau gimana kelanjutannya?
Di tunggu komentar dan vote nya ya chingu 😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro