Bab 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ting!

Ting!

Yerim tersentak kaget dengan bunyi notif ponselnya ia segera beranjak dari kasur mengambil handphone di kantong cardigan yang ia pakai tadi.

Yerim langsung membuka pesan itu, ia mengernyit bingung ada pesan dari nomor yang tak dikenal dan sang pengirim mengirim sebuah foto.

"Astaga!" Yerim terperanjat kaget melihat foto yang di kirimkan oleh sang pengirim pesan. Itu Mily boneka teru-teru bozunya.

Yerim segera mengambil tas sekolah yang tergeletak diatas meja belajar dan ia mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tas. Namun, ia tak menemukan Mily disana.

Yerim kembali mengecek pesan yang di kirimkan nomor asing itu.

081362xxxx


Pulang sekolah di rooftop

Pesan terakhir dari sang pengirim adalah petunjuk bahwa Yerim harus menemuinya di rooftop sepulang sekolah.

Yerim mengingat-ingat dimana terakhir kalinya Mily  berada di genggamannya.

"Astaga, di kantin!"

"Tapi ini siapa ya?" gumam Yerim bingung. Ia melihat foto profil tapi hanya ada warna hitam dan tulisan yang tak dimengerti Yerim.

Yerimrainey
Lo siapa?

Yerim menegak ketika ada tanda read pada pesannya, tapi tidak ada tanda-tanda pesannya akan di balas.

"Siapa sih," gerutu Yerim ia menscreenshoot chat itu dan membagikan kepada grup WhatsApp yang berisikan Lusi dan Salsa.

Girls Talk♡

Yerimrainey
Sent a picture

Tau gak itu nomor sp?

Lusii
G

Salsaa
Itu bukannya Mily ya?

Yerimrainey
Iya, tau gak itu kontak siapa? Gue chat lagi cuman di read

Lusii
Ga tau, ga kenal

Salsaa
Coba chat lagi, kalau perlu spam sekalian

Lusii
Tunggu aja, jangan di Spam kita gak tau siapa juga

Yerimrainey
Iyaa, tapi kalau hilang gmana? Itukan pemberian dari bokap gue huhu

Lusii
Gak, lo tenang aja

Salsaa
Iya Yer, besok kita temenin deh

Yerimrainey
Oke deh

Yerim melempar ponselnya ke atas kasur dan beranjak untuk mandi karena tubuhnya terasa lengket.

Ting!

Yerim mengurungkan niat untuk masuk ke kamar mandi dengan bergegas ia membuka notifikasi pesan itu, ternyata itu hanya pesan yang mengirim satu huruf, melihat siapa yang mengirim pesan itu ada rona merah yang langsung menyerbak di wajah Yerim. Ya, pengirim pesan itu adalah seorang Aarav Bramasta.

***

Setelah mencari di mesin pencarian internet selama setengah jam di laptopnya, Aarav menyerah. Bagaimana tidak, ia tak menemukan satu pun tips yang pas bagaimana caranya untuk memulai percakapan dengan seseorang yang spesial baginya.

Ada lebih dari 10 histori pencarian yang tak jauh-jauh dari kata kunci yang sama.

cara memulai percakapan dengan seorang perempuan melalui chating

Tips agar tidak canggung untuk chating

Cara mengetahui bahwa seorang perempuan menyukai lawan jenisnya

Dan banyak tips-tips lainnya.

Aarav mengacak rambutnya frustasi, ternyata untuk memulai percakapan dengan seorang gadis sesulit ini. Ia lebih mending di kasih 10 soal matematika yang rumit daripada seperti ini. Andaikan ia punya teman mungkin tidak sesulit ini.

Mengingat teman ia tersenyum getir, beberapa tahun yang lalu ia memiliki seorang teman yang setia dan baik, seseorang itu bisa menyeimbangkan sikap cueknya. Aarav senang berteman dengan dia bahkan hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama entah bermain game atau mengerjakan tugas, sikap seseorang itu yang blak-blakan membuat Aarav merasa hidupnya tidak datar lagi. Tapi, semuanya kandas, pertemanan mereka lepas hanya karena seorang gadis yang ia suka malah menyukai Aarav yang tak tau apa-apa, dan semenjak hari itu seseorang itu mulai menjauh dari Aarav dan Aarav merasa kesepian, lagi.

Terkadang pertemanan bisa hancur hanya karena masalah perasaan yang tak bisa di kendalikan.

Aarav menerawang jauh, ia merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap pada langit-langit kamar yang penuh dengan rumus-rumus matematika dan banyak tulisan-tulisan lainnya tentang mata pelajaran lain. Ia menghela napas mencoba mengenyahkan segala memorinya tentang pertemanan itu.

Aarav memandang ponselnya lama dan menekan satu kontak yang ia sematkan meski tak pernah chating sekali pun, Aarav mendapatkan kontak ini bukan ia minta sendiri tapi karena waktu MPLS seluruh siswa baru digabungkan dalam satu grup dan karena grup itu lah Aarav mendapatkan kontaknya dan menyimpannya hingga sekarang.

Aarav membuka roomchat ia dengan seseorang itu yang kosong, Aarav menghembuskan napas mencoba menghilangkan gugup dan mulai mengetik pesan.

Ini gue Aarav

Delete

Udah save kan?

Delete

Halo

Delete

Besok jangan lupa

Delete

"Arghh"

Aarav mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa sesulit ini ya Tuhan!"

Batinnya dalam hati.

Aarav menghela napas panjang dan kembali mengetik.

Hai Rein ini gue Aarav save ya!

"Terlalu lebay gak sih," gerutu Aarav dan ia mendelete pesannya, tapi saat ia hampir selesai mendelete ternyata Aarav tak sengaja menekan tombol sent sehingga yang terkirim hanya huruf pertama dari pesan yang di Delete nya tadi.

Aarav langsung terduduk dari posisi berbaringnya ia panik, Aarav menghapus pesannya tadi tapi sayang ternyata pesannya sudah di baca oleh si penerima.

"Gila, Gila, Gila!"

Aarav hanya guling-guling di kasurnya tak tau harus apa.

***

"Lo bener-bener gak ada tandingan," ujar Leo memberikan amplop coklat berisikan uang yang lumayan banyak.

Sean menerima uang itu menghitungnya sebentar lalu pergi meninggalkan arena balap liar yang masih beroperasi sekarang.

Setelah dari kedai 'masa kini' Sean langsung menuju arena balap liar itu dan mengikuti balapan itu dan hasilnya ia menang, Sean memang tak pernah terkalahkan.

Sean memasukkan amplop coklat itu kedalam jaket hitamnya dan ia mulai melaju membelah jalan raya menuju markas, karena pulang bukan waktu yang tepat sekarang.

"Bos mana dah," ujar Nata duduk di sofa dengan memainkan game di ponselnya.

Sebuah pesan dari Sean membuat semua anggota inti berkumpul termasuk Bayu yang saat itu sedang belajar terpaksa membawa buku menuju markas setelah melihat pesan dari sang ketua dan mengerjakannya disana.

Tapi Sean belum memunculkan batang hidungnya sejak 30 menit yang lalu, tak biasanya ia terlambat seperti ini.

"Ck, bos kemana dah?"

"Bangsat!" Nata melemparkan ponselnya dengan kesal ke sofa yang ia duduki tadi dan ia beranjak mengambil minuman soda yang ada di kulkas mendinginkan kepala karena ia kalah main game.

"Buset dah, gak panas tuh otak." Nata melihat Bayu yang sedang serius mengerjakan tugas dan meletakkan minuman soda di meja yang berserakan kertas latihan.

Nata yang  melihat soal-soal, otaknya langsung panas apalagi kalau di suruh mengerjakan soal mungkin sudah berasap kali.

"Hello eperibadeh! "

Nata berdecak dan Bayu memutar bola matanya malas, anggota yang satunya sudah datang tapi sang ketua belum menampakkan batang hidungnya. Entah kenapa Bayu memiliki firasat buruk.

Semoga hanya firasatnya saja.

Semoga saja.

***

A/n : akhirnya! Gimana masih penasaran gak sama Yerim dan Aarav!

Sean sudah muncul di permukaan gaes!

Oke see you next week:)

Vote and komentnya jangan lupa teman-teman!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro