🎸. O6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng








"dah nyampe—"

"bener-bener ya gue di tinggal tidur. susah emang punya temen yang suka rebahan." ucap hoshi menggelengkan kepalanya heran.

tadi sehabis bagiin setengah brosurnya jennie tukeran nyetir, biar dia gak ngebacot mulu yang tinggalin tidur.

karena sudah sampai ditempat tujuan yang jennie tuju. hoshi berniat membangungkan jennie.

"JENNIE KUMAHA SAHARI!! DAH NYAMPE LOH! MAU DIDIEMIN LAGI?!" teriak hoshi.

dia hanya berniat membangungkan jennie tapi dia sadar bukan cuma jennie doang yang kebangun.

"berisik lu bangsat!" yerin yang berada disampingnya menimpuk hoshi dengan tas selempangnya.

"sakit atuh rin! tas lu udah keras. belum lagi rantainya kena wajah gue."

hoshi mengelus mukanya yang kena tampol sama tas sialan yerin.

"gak peduli. siapa suruh ribut! udah tau orang nyenyak banget tidurnya!" seru yerin yang mencari posisi nyamannya lagi tapi gak bisa, gara-gara hoshi.

kalo udah kaya gini ga bakal kelar nih. "cepet-cepet akur gih. gue turun aja, mau ngambil gitar gue." jennie mendelik ke arah hoshi saat mengatakan gitar.

hoshi yang peka pun cengengesan doang. "lain kali deh jen. gue gak janji kalo soal ngerusakin lagi."

"bodo amat," jennie turun dan gak ngeladenin hoshi lagi. anaknya emang suka banget buat kesel, itu herannya.

"eh jen, gue ngikut deh. sambil mau liat-liat juga." ucap woozi mengikuti jennie pergi ke arah tempat gitar jennie diperbaiki.

yerin menghela napas. "gue juga mau ke indojuni lah. laper juga habis gelud sama hoshi."

brak!

yang sabar ya pintu mobil. :'))

gak nyante memang orangnya, kalo udah berurusan sama hoshi satu ini.

"ikutan juga dong yer!" teriak jun dari dalem mobil. pas keluarnya juga 11 12 sama yerin, malah di gebrak juga dong.

hoshi yang ada di dalem mobil hampir copot jantungnya. serasa ngunsinya ke lambung. :')

untung udah kebal sama yang begituan. si hoshi cuma bisa SABAR!















"ji lu mau liat-liat gitar kan?" tanya jennie ke woozi yang berada disamping.

jennie ga usah capek-capek liat ke atas, kan beda 1cm doang. kalo sama jun beda lagi. :')

ga kok ji! lu tinggi kok! bukan body swimming juga ya.

"cuma liat doang, gak sampe kebeli." ucap woozi liat jalan di depannya. jennie ngedengus.

"yang nyuruh lu beli siapa?" tanya jennie. "hehe, siapa tau kesampean." woozi cengengesan dan berjalan berlawanan arah dengan jennie.

sekarang jennie, nyari gitarnya yang kemarin gak sempet dia ambil. berakhirlah gitarnya nginap di sini semaleman.

"hai kak! gitar saya udah dibenerin kan?" tanya jennie yang menyapa ramah pekerja di toko tersebut.

"hai jen." sapa pekerja disana. "oh, jennie benerin gitar ya kemarin? tanya saja sama kak riski ya. kemarin dia yang kamu temuin kan?"

jennie mengangguk mengiyakan, kemudian berjalan ke arah kak riski yang sibuk benerin gitar-gitar di sekelilingnya.

"kak riski. gitar punya jennie udah selesai?" tanya jennie menghampiri kak riski yang tugasnya disana membenarkan gitar atau menyambungkan senar gitar.

"itu—"

"maaf bang, tapi ini bukan gitar punya saya." suara berat seorang lelaki itu mengalihkan pandangan jennie. ia berbalik ke belakang untuk melihatnya lebih jelas.

mata jennie membulat saat melihat sebuah gitar berada di genggaman tangan lelaki tersebut.

jennie mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah orang tersebut. "lu!" pekik jennie dan sedikit melompat kebelakang.

"apa? kaget liat wajah tampan gue?" tanya lelaki itu dingin namun percaya diri dengan ucapannya.

jennie gak ngejawab tapi buru-buru narik gitarnya dari genggaman tangan besar lelaki tersebut.

"anak sesat! lu ngambil gitar gue ya?!" kesal jennie menelisik gitarnya dengan teliti. ia pikir gitarnya lecet selama berada dekat dengan lelaki yang beberapa hari ini sering dia temui sekitar sini.

tatapan tajam terarah pada jennie karena dirinya tak terima dipanggil anak sesat. "gue punya nama. nama gue wonwoo. inget itu mini!"

tegasnya dengan datar. kak riski yang cowok juga merinding denger suaranya.

"gue juga punya nama ya! nama gue jennie bukan mini!" pekik jennie tapi tidak sekeras cewek-cewek yang centil ngeliat cogan itu.

"siapa juga yang nanya sama lu." jawabnya ogah-ogahan karena tidak mau meladeni perempuan di hadapannya.

dengan kesal jennie berbalik dan menanyai kenapa gitarnya bisa berada di tangan yang salah. "kak. kenapa gitar saya bisa ada di dia."

jari telunjuk jennie tertuju pada lelaki yang berdiri tegap di belakangnya dengan tangan yang terlipat di depan dadanya.

"kakak juga gak tau jen." riski menggaruk tengkuknya dan beralih mengambil gitar yang sudah ia benahi. "gitar kalian sama, saya jadi keliru."

jennie menggulirkan kedua bola matanya. "gitar saya isi tulisan jennienya kak. sama sticker beruang di sampingnya."

"oalah, saya gak liat ada namanya." kekeh kak riski, ia menggaruk tengkuknya merasa bersalah.

"lu juga sih! kok gak langsung balikkin?" kesal jennie pada manusia tinggi di depannya yang hanya berjarak satu meter dengannya.

"lah kok gue? emang gue langsung nyadar gitu aja pas nerima?" tanya wonwoo tak ingin kalah darinya.

"udah jangan ribut disini, ga enak diliatin pengunjung kan? ayo, kalian pada mau ambil langsung bayar atau di diemin?" tanya riski. ia berusaha keras agar mereka tak mencari kegaduhan di tempat umum.

jennie berdecak pelan dan memeluk gitarnya. sesekali ia memetik senarnya apakah sudah baik - baik saja.

"~gadis mini kayak gini? cocok di pajang di kebun binatang..~" wonwoo memetik senar gitar dan menyanyikan beberapa bait lagu asalnya, hanya untuk memancing emosi gadis di depannya.

"nyari masalah. pengen di bunuh hah!?" tanya jennie kesal. ia berancang - ancang memukul pemuda tersebut dengan gitar.

"makasih bang, gue pergi!" pamit wonwoo yang melesat begitu saja setelah membayar perbaikan gitarnya.

jennie menghembuskan napasnya kasar. berusaha untuk tidak mengumpati kepergian pemuda tersebut.

"jen, cepet bayar. gue gak nunggu lu jadi sorotan publik ya." woozi mengetukkan sepatunya menunggu jennie membayar.

"eh, iya ji. dah lama? bagus lu diem aja disana, urusan gue belum kelar sama woo? won? wow?" jennie mikir keras ngingetin namanya.

"wonwoo." sambung woozi. "nah itu. btw kok lu tau sih nama dia?" tanya jennie yang membayar perbaikan gitarnya.

"makanya luangin waktu buat meet and greet bareng kita, biar gak ketinggalan amat lu. kaya hoshi."

"bahasamu meet and greet, palingan itu ulah si yerin yang maksa - maksa." tebak jennie.

"emang iya." jawab woozi yang mengungkapkan kebenaran tentang teman yang satunya lagi.

"masa lu gak tau sama si wonwoo? segitu famousnya dia dikalangan sma, smk. masa lu ketinggalan sih jen?"

jangan heran lagi ji, jennie orangnya emang agak lemot dan selalu ketinggalan berita. gak kaya si yerin.

"gue? lebih baik gue gak kenal dia daripada kenal. pengen rasanya gue muter waktu dan gue gak kesini." ucap jennie.

"tapi ini ga biasanya loh." perkataan woozi membuat jennie mengkerutkan dahinya. "ga biasa apanya?"

"dia ga pernah sedeket ini sama cewe yang dia gak kenal. dan irit ngomong sih menurut gue. kecuali, sama temen - temennya juga yerin pastinya."

"terus kok lu bisa kenal?" tanya jennie yang ternyata teman - temannya memiliki teman baru.

"balik lagi ke kata - kata gue sebelumnya." balas woozi.

"oh. tetep gak kenal dia siapa walaupun dia agak terkenal. se cuek apapun dia gue gak peduli." tekan jennie yang tidak mau tau siapapun itu. woozi mengangguk sebagai jawaban.








note :

pengen namatin terus revisi.
sabar menanti pokoknya!!

© PLANETSBOW-, 2021
🎸   🎸   🎸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro