02/02/2024 - Taman Hiburan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 2:
Buatlah cerita dengan tema, "Liburan bersama keluarga."

...

Ingatkah kalian kalau aku pernah bilang ingin liburan ke taman bermain bersama Kak Danny, Will, dan mama Will? Akhirnya keinginan itu terwujud, minus mamanya Will yang digantikan oleh Kak Mindy. Sebenarnya aku tidak keberatan Kak Mindy ikut, hanya saja aku curiga liburan ini malah jadi ajang kencan Kak Danny dan Kak Mindy meskipun aku tahu mereka sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi.

"Kenapa, Sa? Mukamu cemberut dari tadi?" tanya Kak Danny dari kursi kemudi. Matanya yang hijau terpantul di spion tengah. Di sebelahnya, Kak Mindy sedang membaca brosur di ponselnya karena dari tadi tidak diam mengoceh tentang wahana apa saja yang bisa dinaiki bersama-sama.

"Tidak apa-apa," jawabku di kursi penumpang tengah sambil melipat tangan di depan dada. Kak Danny tidak menjawab. Sebagai gantinya, Will di sebelahku yang bersuara.

"Jangan seperti perempuan," katanya. Padahal telinganya tersumpal earphone dan sedang main game, tetapi dia masih bisa mendengar percakapan kami. "Kalau ada yang mengganjal cepat katakan dan jangan main kode-kodean."

Aku semakin mengerucutkan bibir. Tidak ada yang harus dipermasalahkan sebenarnya, tapi karena telanjur, mau tak mau kusuarakan pikiranku. "Aku tidak mau kalian malah asyik berduaan tanpa kami," ujarku pada dua orang di depan.

Kak Mindy yang memperhatikan, menatap Kak Danny sekilas lalu mereka berdua tertawa bersama seolah perkataanku adalah hal paling konyol sedunia. Will juga ikut-ikutan dengan tersengih meremehkan seperti biasanya.

"Tenang saja, Adik Kecil. Kau tidak akan ditinggalkan di mobil sendirian saat tidur di mobil," Kak Danny menangkan sambil tertawa kecil.

Aku malah jadi semakin jengkel.

Mobil akhirnya parkir di lapangan yang luas dengan kendaraan-kendaraan lain. Aku, Will, Kak Danny, dan Kak Mindy keluar dan langsung disambut terik matahari. Untunglah aku berpakaian kaus tipis tiga per empat, jadinya tidak terlalu terpengaruh. Berbeda dengan Will yang kausnya ditutup jaket.

Seharusnya tidak mengagetkan kalau taman hiburan terisi penuh oleh orang yang ingin melepas penat. Namun, saat aku melihat kerumunan orang mengantre bagai ular di loket tiket sudah membuatku ingin rebahan saja di rumah. Untungnya Kak Danny langsung menggiring kami ke lajur khusus orang-orang yang membeli tiket secara daring.

"Jadi, mau ke mana dulu kita?" tanya Kak Mindy begitu kami di dalam.

Mataku terlalu berbinar-binar dengan beragam wahana yang ada sampai tidak sempat menanggapi pertanyaannya. Komidi putar, rumah hantu, kora-kora, halilintar—

"Sa?"

"Aku mau naik roller coaster!" tunjukku pada kereta cepat di jalur yang meliuk-liuk dan jungkir balik seperti kehidupan. Rasa antusiasku sepertinya berlebihan. Soalnya aku tidak ingat kapan terakhir kali aku ke taman hiburan.

"Mana asyik kalau kita langsung ke klimaks," komentar Will. "Seharusnya kita masuk rumah hantu dulu untuk pemanasan jantung."

"Ide bagus!" Kak Danny setuju. Dia menatap orang di sebelahnya nakal. "Kau tidak takut, kan, Mindy?"

"Aku yang harusnya tanya!"

Tiga lawan satu. Aku kalah suara. Akhirnya, kami menuju destinasi pertama. Rumah Hantu.

Pintu tempat itu seperti mulut hewan dengan taring yang penuh darah menetes. Ada banyak gumpalan-gumpalan mengilap yang menggantung berwarna merah. Di dalamnya, suasana temaram dengan aksen merah hati. Sumpah, ini sangat membosankan. Bagiku dan Will yang sudah menghadapi Nitemare dengan beragam bentuk seram, ini tidak apa-apanya, seperti kostum konyol anak SD saat pertunjukan Halloween. Will bahkan tidak berekspresi selain tertawa remeh dan memberikan pistol jari di beberapa kesempatan pada salah satu hantu sambil berkata, "Dor." Dengan datar.

Sebaliknya, Kak Danny dan Kak Mindy di belakang kami seperti sepasang kekasih yang baru balikan setelah putus beberapa bulan.

"Arrgh! Menjengkelkan!" Aku tidak bisa membenam rasa kesal sesaat setelah keluar.

"Kau kenapa, Sa?" Kak Danny bertanya penuh simpati.

"Brother Complex," jawab Will. Dia mungkin ada benarnya tentang keadaanku saat ini.

Kak Mindy hanya tertawa seraya menyikut rusuk kanan kakakku.

"Aku mau naik roller coaster!" tunjukku jengkel pada kereta di lintasan.

"Oke, oke, kita ke sana." Akhirnya Kak Danny menurut. Namun, kini aku yang mengatur siapa duduk dengan siapa.

Aku duduk dengan Kak Danny tentu saja, di barisan kedua dari depan. Aku tidak tahu kenapa kursi-kursi depan terkadang selalu kosong, alih-alih dipilih paling pertama. Kak Danny pun kelihatannya waswas.

Wahana perlahan berjalan. Jantungku mulai berdegup kencang. Aku tidak sabar akan mendapat sensasi apa saja saat aku melaju secepat kilat. Sudah lama sekali aku ingin naik halilintar.

Awalnya semua baik-baik saja dan terlihat menyenangkan, tetapi ternyata aku salah. Angin berembus semakin kencang. Semua warna di sekelilingku terdistorsi dalam kelebat cepat. Gravitasi seolah hilang. Atas dan bawah saling bertukar. Dan satu-satunya suara yang dapat kudengar hanyalah, "Aaaaah!" atau "Waaaah!" Terkadang, "Huweeeee!" dari diriku sendiri. Sensasi terakhir yang kurasakan adalah perut yang serasa diaduk-aduk.

Wahana akhirnya usai. Kereta berhenti, tetapi tubuhku terus bergetar. Bahkan saat keluar, kakiku tak henti-hentinya tremor. Kak Danny berlari meninggalkanku dan mendekati tempat sampah terdekat. Aku baru tahu kenapa saat diriku sendiri ingin mengeluarkan isi perut. Aku dan Kak Danny akhirnya muntah bersama.

Will dan Kak Mindy mendekat dengan botol dan tisu yang langsung diberikan pada kami.

"Terima kasih." Aku tersenyum pada Will. Kakak sepupunya membersihkan sisa-sisa di mulut Kak Danny. Eugh, romantis sekali.

"Kita istirahat sebentar, oke?" saran Kak Mindy.

Aku dan Kak Danny mengangguk bersama sebelum akhirnya muntah untuk yang kedua kali.

Ah, setidaknya di liburan ini aku dan Kak Danny dapat melakukan hal yang sama bersama-sama.

~~oOo~~

A/N

Asa, Danny, Will, dan Mindy adalah tokoh-tokoh dari Inside Dream. Asa dan Will adalah Oneironaut yang bertugas untuk mengalahkan Nitemare, manifestasi mimpi buruk yang ada di Alam Mimpi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro