02| TERINGAT KEMBALI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Mama mau kemana?" Zoya menghampiri mamanya saat sedang merapihkan pakaian ke dalam koper.

"Mama ada urusan sayang, Zoya ga apa-apa kan mama tinggal?" Kinan mengusap anaknya sayang sembari tersenyum.

Kinan pergi karena ada urusan mendadak dan sayangnya tidak bisa membawa Zoya ikut.

" Zoya gapapa kan disini sama om dan Tante?" Tanya Kinan kepada anaknya itu.

"Iya ga apa-apa kok ma, tapi janji yah jangan lama"

"Seminggu doang janji"

"Oke" ucap Zoya sembari memberikan jari jempol andalannya

"Dah sayang" Kinan melambaikan tangannya untuk salam perpisahan

"Dadah mama"

"Kiss bye nya mana?"

"Dadah muachh"

Lama kelamaan bayangan Kinan sudah menghilang di balik pintu yang sudah tertutup rapat. Gadis kecil itu sedikit sedih namun ia harus terlihat tersenyum, sebenarnya ini kali pertama ia berpisah dengan sang ibu biasanya ibunya selalu mengajaknya ikut.

"Udah malem Zoy ayo bobo sama Tante sama om" ujar Ratna Tantenya

"Iya Tan"

"Zoya bobo di tengah yah" di angguki Ratna sembari menutupi tubuh Zoya dengan selimut.

Saat tidur Zoya merasakan ada yang membuka roknya, tiba-tiba ada tangan yang memainkan mis v nya, ia masih setengah sadar. Lama kelamaan ada benda yang keras menggesek mis v nya, lalu ia tersentak kaget.

'Apa yang om lakukan sebenarnya?' ucapnya dalam hati. Ia hanya bisa terdiam suaranya pun tidak mau keluar dari tenggorokan, rasa takut yang menyelimuti dirinya. Sampai satu kalimat bisa keluar dari mulut kecilnya.

" Om lagi ngapain"

"Enggak kok enggak ngapa-ngapain" ucap bram kikuk sembari tidur di samping Zoya membelakangi.

Zoya terdiam sejenak, merapikan roknya dantidur kembali.

Keesokan harinya...

Bel pulang sekolah pun berbunyi, anak anak pulang dengan gembira di jemput para orang tua. Gadis kecil memakai jepitan berwarna pink menunggu sendirian di gerbang sekolah menggendong tas berwarna pink.

"Tante mana yah?" Gumamnya sembari melihat ke sekeliling

Tiba tiba laki-laki datang menghampirinya dan berkata " Zoy, ayo pulang sama om"

Bram menjemput gadis kecil itu, membukakan pintu mobil dan mempersilahkannya masuk.

Di kamar saat zoya terlelap Bram menggesekan kemaluannya ke pada Zoya tapi tidak sampai membuka celananya. Saat itu Zoya sedang tidur siang karena mungkin lelah baru pulang sekolah. Zoya tersentak kaget karena lagi-lagi benda keras itu menggesek mis v nya. Zoya tidak mengerti apa yang sebenarnya Bram lakukan tapi itu membuat Zoya takut dan risih, tapi ia tidak tau apa yang harus di lakukan dan apa yang omnya lakukan kepadanya.

Selama ibunya pergi dan tantenya sedang tidak di rumah Bram sering melakukan hal itu secara diam-diam.

Saat Zoya di ajak main olehnya dan Zoya di suruh duduk di atas perutnya lalu disuruh duduk lebih bawah lalu bergoyang goyang seperti menaiki kuda. Dan parahnya Zoya tidak mengerti maksud omnya melakukan hal itu. Zoya hanya menuruti om nya karena Zoya merasakan kehadiran seorang ayah.

Saat bermain dengan omnya Zoya merasa memiliki sosok seorang ayah yang menyayanginya.

Sampai suatu ketika saat Zoya tidur sendiri di kamar dan memakai baju kaos lengan pendek dan memakai rok. Bram menghampiri dan membuka rok Zoya yang sedang terlelap. Perlahan Bram memainkan mis v Zoya dan membuka celana dalamnya. Lalu menggesekan kemaluan Bram, Zoya pun terbangun dan tersentak kaget.

"Om ngapain?" Zoya ketakutan dan menjauh dari Bram.

"Om gak ngapa ngapain zoy, udah sana bobo lagi" ucapnya santai sembari mencium keningnya.

"Om pergi!" Bram pun tersentak kaget

"Z-zoya kenapa sayang?" Tanya Bram lembut.

"PERGI!"..

"PERGI.." Zoya terbangun dari tidurnya dengan posisi duduk.

Zoya melihat ke sekeliling. Ia bertanya pada diri sendiri sedang apa dia di sini dan ruang apa ini. Ia menemukan temannya sedang duduk di sampingnya.

Rasya, iya itu Rasya temannya yang baru saja beberapa jam menjadi temnnya. Ia lalu menatap Rasya untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Kamu ada di UKS" Rasya tersenyum lalu memberikan roti dan air putih " nih minum terus makan rotinya" Rara memberikan sebungkus roti sandwich dan 1 botol air mineral.

" Siapa yang bawa aku?" Karena tidak mungkin Rasya kuat membawanya dengan tubuh yang tidak terlalu jauh berbeda dengannya bisa di katakan sebelas dua belas.

"Kak Ale" jawab Rara singkat

Tunggu, Zoya berfikir dia tidak mengenal yang Rasya sebutkan tadi. Apakah pria yang membopongnya tadi bernama ale? Samar-samar Zoya melihat wajah pria itu.

Wajahnya nampak tegas dan mata yang tajam alis sedikit tebal dan.. entahlah ia tidak mengingatnya. Ia harus berterimakasih kepada orang itu karena sudah membawanya ke UKS.

"Ra"

"Kenapa zoy?"

"Emm.. anu, boleh minta tolong?" Rasya menatap Zoya sambil tersenyum manis

Rasya memiliki senyum yang sangat manis, bisa dikatakan ia adalah orang yang murah senyum sepertinya.

"Tolong apa?"

" Anter aku ke kak Ale, kamu kenal kan?"

"Boleh si tapi aku ga yakin soalnya aku ga kenal orangnya" lirihnya sembari tersenyum tipis.

"Nope, kita tanya-tanya murid sini aja" Zoya pun bangun dari tempat tidur lalu merapikan pakaiannya.

Sebelum mereka menemui orang itu, Zoya dan Rasya membeli minum dan roti untuk di berikan kepada orang yang bernama Ale.

Saat menuju ke kantin Zoya melihat banyak pasang mata yang menatapnya tidak suka. Ia bahkan heran, ia merasa tidak melakukan hal apapun tapi mengapa mereka menatapnya seperti itu.

"Ih kayaknya tuh cewek sengaja pingsan deh"

"Apasih sok kecantikan,. Mana yang nolongin kak Ale"

"Cewek murahan dasar"

"Ew, sok kecantikan. Pasti pingsannya cuma sandiwara"

"Paling mau pansos kita kan tau banyak cewek yang mau sama kak Ale"

Samar-samar perkataan yang keluar dari mulut-mulut murid yang iri kepadanya. Ia hanya acuh tak ingin menanggapi, tidak ingin mencari masalah atau mencari keributan. Karena ini hari pertama masuk sekolah Jadi Zoya tidak ingin memiliki kesan buruk saat awal sekolah.

"Udah ga usah di dengerin" Rasya merangkul pundak zoya menguatkan Zoya agar tidak memikirkan perkataan orang.

Zoya tersenyum kecut. Tidak perduli dengan penilaian orang. Toh jika satu kesalahan yang dia perbuat seribu kebaikan yang ia lakukan tidak akan dinilai baik. Begitulah manusia-manusia yang memiliki sifat iri dengki.

Rara menarik tangan Zoya untuk lebih cepat jalannya karena jika tidak waktu istirahat setelah upacara akan segera habis

"Bu jadi berapa?" Tanya Zoya kepada ibu warung

"Dua puluh ribu neng" Zoya pun mengambil uang di sakunya lalu di berikan kepada ibu warung

"Udah ayo let's go" ujarnya girang menuju kelas Galen.

Murid Lain bilang bahwa Ale itu kelas sebelas IPS satu di dekat tangga arah ke kelas dua belas. Rasya dan Zoya menelusuri lorong kelas sebelas yang disekelilingnya banyak tanaman bunga yang tersusun rapi bahkan ada beberapa pohon yang sudah berbunga dengan bunga yang merekah sangat indah.

Karena terlalu fokus dengan bunga, ia tak sadar di depan ada sekumpulan kakak kelas laki-laki satu rombongan berjalan berlawanan arah.

Brugg..

"Aduhh" ringisnya mengenai dada salah satu kakak kelas itu

Zoya melihat name tag bertuliskan Arvind Galen Pratama, ia menerka neraka sebentar apakah ini orang yang ia cari Zoya sedikit melamun.

"Kamu yang pingsan tadi?" Tanya lelaki itu membuyarkan lamunan Zoya.

"Aduh sorry ya kak gak sengaja nabrak" Zoya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"It's oke" sembari tersenyum kepada Zoya, Galen menatap mata Zoya dan membuatnya kikuk.

"Emm... Kak aku mau ucapin makasih yah". Galen hanya mengangguk.

Zoya memberikan satu kantung paper bag kecil berwarna coklat berisi air dan roti " ini tanda terimakasih aku ke kakak"

"Oke, thank you" ujarnya sembari mengambil paper bag yang Zoya berikan.

"Lain kali sarapan dulu yah dek" lanjutnya sembari mengusap kepala Zoya. Membuat sepersekian detik Zoya tak bernapas.

Apa tadi yang kak Galen lakukan? Zoya terkejut bukan main baru pertama kali Zoya di perlakukan seperti itu. Baru pertama kalinya pria mengelus kepalanya seperti itu. Mungkin orang lain berpikir itu biasa saja tapi menurutnya ini sangat luar biasa sampai tidak bisa berkata-kata.

Setelahnya Galen pergi tanpa sepengetahuan Zoya dan Rasya. Rasya melihat temannya ini melamun sembari tersenyum-senyum sendiri. Dia tertawa renyah tak menyangka Zoya bisa selucu itu.

Rasya menepuk pundak Zoya "zoy" sang empu pun terkaget dan menatap Rasya kesal.

Rasya tertawa kembali " haha baper yah, aku aja yang liat baper apalagi yang ngerasain" jujurnya.

Karena Rasya melihat kak Galen berbeda ketika dengan wanita lain, cuek dan acuh tapi kepada Zoya bisa semanis itu.

"Udah yu ke kelas" mereka pun menuju kelas yang sebentar lagi materi pembelajaran untuk murid baru di mulai

Saat sampai di kelas tak sengaja Zoya menabrak wanita yang akan keluar dari kelasnya. Sebenarnya Zoya tidak sepenuhnya salah karena wanita itu pun mengobrol dengan teman sebayanya tapi tidak memperhatikan jalan.

Wanita itu menatap Zoya dengan tatapan tidak suka lalu meninggalkannya.

'Pasti barisan cewek iri yang lainnya' batinnya.

1 APRIL 2022
ZY...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro