Poseidon ; 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sampai suatu hari di dalam istana Othrys, Rea sedang gundah memikirkan masa kelahiran anak keenamnya yang sebentar lagi tiba. Ya, lagi-lagi Rea menuruti permintaan suaminya untuk kembali melahirkan seorang anak, tapi kali ini Rea bertekad akan menyelamatkan anaknya dari mulut Kronos. Wanita itu pun pergi dengan pikiran bingung tanpa seizin Kronos.

Bersama dua singanya, Rea berjalan-jalan di daerah selatan berharap mendapatkan solusi untuk menyelamatkan anaknya. Hingga entah bagaimana dia teringat suatu tempat bernama Kreta. Kreta adalah tempat tinggal para nimfa dan kuretes. Itu adalah sebuah padang rumput yang luas di dekat Gunung Ida. Bergegas Rea segera memerintahkan kedua singa miliknya menuju tempat itu.

Tiba di sana, suasana khas pegunungan terasa. Udara sejuk dan irama alam dari dedaunan begitu menenangkan. Ini tempat yang bagus untuk melahirkan dan meninggalkan anak, pikir Rea. Tidak, menitipkan anak lebih pantas dia rasa.

Para nimfa dan kuretes sedang bersantai dengan bunga-bunga dan nektar di sana. Saat ratu titan sampai, mereka sempat terkejut dan langsung menyambut kedatangan Rea dengan antusias. Jarang sekali ratu mereka mau datang berkunjung.

"Apa yang membuat anda kemari, wahai Ratu-ku? " tanya salah seorang nimfa di sana.

"Aku kemari untuk sebuah misi," ucap Rea penuh keyakinan. "Aku telah memutuskan untuk melahirkan anak keenamku di sini."

Para nimfa dan kuretes besorak-sorai merasa senang. Bagaimana tidak, tempat tinggal mereka dijadikan sebagai rumah bersalin seorang ratu. Mereka segera mengajak Rea menuju sebuah gua di kaki Gunung Ida. Di sana tempat yang nyaman dan hawanya tidak begitu dingin. Sungai mengalir tepat di samping gua, sehingga Rea tidak perlu khawatir akan kekurangan air dan para nimfa dengan senang hati memberikan nektar dan makanan lain yang mereka dapat dari hutan sekitar.

Sebenarnya Rea sangat betah tinggal di sana. Setelah beberapa hari dia tidak pulang ke Othrys, akhirnya bayi laki-laki lahir di Kreta. Bayi itu diberi nama Zeus.

Rea begitu bahagia dan senang melihat anak laki-lakinya yang sehat dan tampan, tapi bayangan akan mulut besar Kronos membuatnya kembali gelisah. Bayi Zeus tiba-tiba menangis dan membuat seisi Kreta panik termasuk Rea sendiri. Hingga para kuretes memiliki sebuah ide untuk menutupi suara tangisan Zeus.

Para prajurit berbadan tinggi itu mengambil tombak dan perisai masing-masing, lalu mulai memukulkan kedua alat itu dengan keras secara bersamaan. Kuretes menari dengan gaya yang khas disusul suara merdu para nimfa yang ikut mengaluni tarian mereka. Tiba-tiba Kreta menjadi sangat ramai hingga suara tangis Zeus samar terdengar. Ajaibnya lagi, Zeus berhenti menangis dan tertidur karena musik itu.

Rea senang, rasa khawatirnya perlahan mereda. Namun, tetap saja ketika dia kembali ke Othrys maka suaminya akan segera meminta anak laki-laki mereka dan Rea tidak mungkin berkata anak itu menghilang di tengah perjalanan. Rea harus memikirkan sebuah ide bagus lagi untuk menutupi kelahiran Zeus. Sampai Rea melihat sebuah bongkahan batu di dekat bayi Zeus. Batu itu berukuran sama seperti anaknya. Rea merenung sebentar, memberi makan Kronos batu, ide yang cukup baik.

Rea segera mengambil batu itu dan membalutnya dengan kain putih yang dia sobek dari baju para kuretes. Dia harus segera kembali ke Othrys sebelum Kronos sadar telah kehilangan istrinya yang cantik.

"Aku akan menitipkan Zeus bersama kalian! Aku yakin kalian akan melindunginya." Rea berteriak begitu keras karena jika tidak, suaranya akan teredam oleh musik yang dibuat para nimfa dan kuretes.

Kuretes dan nimfa menghentikan musik mereka sebentar. Tidak sopan berbicara keras dengan seorang ratu.

"Kami akan melaksanakan perintah Anda, Ratu-ku." salah satu kuretes membungkuk hormat kemudian diikuti oleh yang lain.

"Aku akan sesekali kemari. Ingat! Jaga Zeus terutama dari suamiku, Kronos."

Rea segera kembali ke Othrys setelah menitipkan berbagai petuah dan macam-macam yang boleh dan tidak boleh dilakukan para nimfa dalam menjaga Zeus.

Setelah tiba di Othrys, seperti yang sudah Rea duga, Kronos sedang duduk gusar di singgasana. Wajahnya terlihat bengis dengan gemertak gigi yang bisa Rea dengar dari kejauhan. Kentara sekali Kronos sedang murka.

"Wahai Rajaku, mengapa kau terlihat sangat marah? Tidak ingin kah kau melihat putramu yang baru lahir ini." Rea menghampiri dan merayu Kronos dengan nada yang lembut.

Sayang, rayuan Rea kali ini tidak mempan untuk Kronos. Pria itu sangat marah hingga tidak dapat menahan emosinya. Tanpa melihat bayi digendongan Rea, Kronos segera mengambil anak itu dan memasukannya dalam mulut dengan susah payah.

"Tidak!" Rea meraung."Kau kejam Kronos, itu anakmu! Itu anak kita!" ratapnya.

Kronos tidak peduli dan meninggalkan istrinya yang menangis tersedu-sedu di ruang singgasana. Itu hukuman yang pantas bagi Rea, pikir Kronos.

Setelah Kronos pergi dari singgasana, Rea segera mengakhiri sandiwara "Ibu yang tersakiti" yang baru saja dia mainkan. Dia tersenyum, bahkan tertawa karena merasa senang sudah menipu suaminya sendiri.

"Kau kena kali ini," gumam Rea.

Sementara itu, di dalam perut Kronos lima dewa sedang bersantai. Sampai mereka mendengar suara yang datang menuju ke arah mereka. Kelima dewa itu segera mencari tempat berlindung masing-masing.

"Ada yang datang lagi!" Hestia berseru.

Batu yang ditelan Kronos pun jatuh.

"Kali ini sebuah batu?" Hades mengernyit melihat bongkahan batu yang sudah terlepas dari lilitan kain putih.

"Sepertinya monster ini sudah bosan makan seorang bayi. Jadi, dia memilih batu sebagai makanan pengganti." Poseidon ikut berkomentar.

Poseidon mengambil batu itu dan mencoba berpikir. Apakah sebuah batu bisa membantunya untuk keluar dari perut Kronos? Penting baginya untuk segera mendapatkan jawaban, sebab setelah berhasil pergi dari perut Kronos, dia bisa bebas mendekati Demeter.

Karena kedatangan batu itu, setiap hari Poseidon selalu mencoba berbagai cara agar keluar dari perut Kronos. Dia pernah melempar adik batunya ke organ dalam Kronos, berharap pemiliknya akan merasa sakit dan membelah perutnya sendiri, lalu dia dan Demeter bisa bebas dan menjalin hubungan. Dia juga bisa membantu saudaranya yang lain kecuali Hades. Namun, tetap saja yang dia lakukan hanya sia-sia.

⚪ ⚪ ⚪

See you next chapter

Author
Sandramilenia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro