Kroket Keju? (Pt. 2) || Hagumi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng







"Hagumi suka keju! Hagumi juga suka ide (Y/N)!"

"Idenya keren, loh. Keju. Aku aja gak kepikiran sampai ke situ."

"Keju keren, sih. Inovasinya bagus tuh kalo benar-benar dilaksanain. Bisa ditambahin ke kroket, gak aneh-aneh, dan lagi viral juga, kan. Pasti nanti banyak pelanggan yang suka."

Kau tidak pernah menyangka jika saran asal-asalan yang kau utarakan langsung bisa diterima oleh gadis-gadis ini--bahkan oleh Misaki! Hagumi ternyata cukup senang dengan pemikiran yang kau punya. Jadilah, ia langsung berkata bahwa ia akan mencoba memasukkan saranmu ke inovasi kroketnya kelak.

Hagumi mengepalkan tangannya mantap, lantas gadis itu berdiri dengan cepat. Sembari meninju udara, ia berkata, "Sore ini ayo kita buat kroket keju!"

"Hah?"

"Hah?"

Kau ingin ikut terkesiap, tetapi sudah ada Kokoro dan Misaki yang mewakilimu. Jadi, kau memutuskan untuk diam saja.

Namun demi Tuhan, ajakan tiba-tiba Hagumi kali ini benar-benar terlalu mendadak. Baru saja kau berpikir bahwa dirimu bisa bersantai setelah pulang sekolah sore ini, tetapi saran Hagumi serta-merta membuatmu sakit kepala.

"Sore ini ayo ke rumahku!" Hagumi menyambung ucapannya dengan semangat merah padam. Gadis itu benar-benar ingin sesegera mungkin merealisasikan saran yang kau ajukan beberapa menit lalu.

Malang dikata, Misaki menyergah ajakannya. "Gak bisa, lah! Capek. Gak bakalan bisa, serius. Nanti ujung-ujungnya bakalan jelek hasilnya."

Terlalu tiba-tiba. Tidak ada yang setuju dengan ajakan Hagumi kali ini. Kau tidak bisa karena hari ini sedang ada tugas bahasa yang patut diselesaikan sebelum esok hari.  Kokoro saja menolaknya karena sadar bahwa tidak akan maksimal kerja mereka jika dilakukan setelah berletih-letih di sekolah.

Misaki? Tidak mungkin, tidak mungkin. Dirinya yang menerima ajakan mendadak dari Hagumi barusan sama tidak mungkinnya dengan melihat Ako terlepas dari fase gelap. Kaoru barangkali tidak mau juga. Kalaupun setuju dengan ajakan Hagumi, ia juga tidak bisa datang hari ini karena seingatmu, klub teaternya sedang banyak urusan sejak dua minggu ke belakang. Kanon, Kasumi, Eve, apalagi Arisa juga pasti akan sepemikiran dengan pendapat Kokoro.

Hagumi terduduk lagi. Air mukanya sedih, dan dari matanya yang berkaca-kaca, tersirat perasaan kecewa. Namun, apa daya, Misaki dan Kokoro--serta kemungkinan besar teman-temannya yang lain--tidak akan bisa menerima ajakan Hagumi. Karenanya, kau menyarankan satu hal lagi kepada gadis-gadis tersebut.

Kau menoleh ke arah Hagumi, menenangkannya sebentar, kemudian mulai berbicara setelahnya. "Mungkin enggak harus hari ini juga, sih, kita buat kroket kejunya. Bener kata si Misaki sama Kokoro tadi. Susah. Kita juga udah kecapekan gara-gara tugas sekolah. Jadi, saran aku, nanti hari Sabtu aja kita ke rumah Hagumi-nya. Kan lagi libur juga, tuh."

"Sabtu aku gak bisa. Udah ada janji mau jalan-jalan sama keluarga. Kalau Minggu gimana?" Kau baru tahu jika Misaki tidak bisa datang hari Sabtu. Namun, di hari Minggu kau juga tidak akan bisa datang karena ada jadwal latihan bermain gitar bersama teman satu band-mu.

"Minggu malah aku yang gak bisa, Misaki." Kali ini, Kokoro yang berbicara. Wajahnya berubah menjadi murung karena sadar bahwa ia tidak akan bisa membuat kroket bersama dengan Misaki.

Barangkali Kokoro memiliki urusan dengan kolega ayahnya sehingga tidak bisa datang hari Minggu nanti, pikirmu. Dia gadis dari keluarga penting dan akan sulit sekali mengajaknya bermain apabila sudah memiliki janji temu dengan pejabat-pejabat kaya raya. Mengutus beberapa pesuruhnya yang selalu mengenakan jas hitam juga tidak akan bisa membuat kekecewaan Hagumi menghilang. Efeknya tidak akan sama dengan benar-benar memiliki Kokoro yang datang ke rumahnya untuk membantu membuat kroket keju.

Kau memutar otak. Jika memutuskan untuk membuat janji temu pada hari Sabtu, Misaki tentu tidak akan bisa datang. Jika memindahkan jadwalnya ke hari Minggu pun, hanya ada Misaki yang bisa membantu Hagumi membuat kroket kejunya. Jadwal tidak akan bisa dimundurkan ke hari Senin hingga Jumat. Membuat kroketnya di minggu depan juga pasti sudah tidak semenyenangkan jika dilakukan pada minggu ini.

Kau masih berpikir, mencari berbagai cara agar semua orang bisa ikut membantu Hagumi. Di sisi lain, kau sadar jika Hagumi diam saja sejak Misaki berkata bahwa ia tidak bisa ikut datang pada hari Sabtu. Kau akhirnya memutuskan untuk menengoknya dan hatimu terenyuh begitu melihat tidak ada senyum menghiasi wajah enerjik gadis itu.

"Kalau semuanya gak bisa, Hagumi bisa minta bantuan sama kakaknya Hagumi, kok! Kalau inovasinya berhasil, nanti Hagumi bawa kroket kejunya ke sekolah supaya bisa kita makan sama-sama." Hagumi tiba-tiba membuka suara setelah benar-benar senyap selama beberapa menit.

Nada bicaranya masih seperti biasa, tetapi entah mengapa kau tidak yakin dengan ucapannya. Hagumi tipikal gadis yang tidak ingin membuat orang lain merasa ikut sedih sehingga dirinya akan tetap memasang senyuman sekalipun ia tidak mendapat apa yang ia inginkan.

Akan tetapi, saat ini dan untuk seterusnya, malah dirimu yang tidak ingin membuat Hagumi kecewa.

Maka dari itu, kau berpikir lagi. Lama kau berpikir, tidak ada satu pun ide yang muncul--kalau ada pun, idenya tidak akan bisa diterima banyak orang. Hampir saja dirimu semakin kebingungan sebelum Misaki membuat sebuah keputusan. "Ya udah hari Sabtu aja. Gak apa kalau aku gak bisa datang, tapi yang pasti, aku bakal tetap ikut."

"Gimana caranya?"

"Pakai ponsel. Nanti kita vidcall-an. Kalau semisal kelak kamunya kesusahan, aku bisa bantu sedikit-sedikit lewat vidcall ini. Setuju, gak?"

Netra Kokoro langsung berbinar--begitu juga dengan Hagumi--begitu mendengar saran dari Misaki. Kau tiba-tiba merasa bodoh karena tidak pernah terpikir akan cara satu ini. Cukup ampuh dan sering digunakan oleh rekan-rekan sekelasmu, tetapi tidak pernah sekalipun terlintas di kepalamu siang ini.

Meski begitu, Hagumi tetap ragu dan masih ingin menolak saran Misaki. "Tapi nanti liburannya Misaki gimana?" tanyanya pelan, dan kini, kau bisa mendengar dari suaranya bahwa gadis itu benar-benar tidak ingin mengganggu waktu liburan Hagumi hanya karena ingin dibantu membuat kroket keju.

Misaki diam sebentar. Ia memandangi kotak susu stroberinya lekat-lekat, mendongak melihat langit, kembali menengok ke arah Hagumi, kemudian berkata, "Ya gak apa, sih. Kami nanti liburannya juga bukan mau main rollercoaster, kok. Cuma main ke pantai doang. Pasti bisalah diselingi sama vidcall-an nantinya."

Kau tidak pernah gagal dibuat takjub oleh pemikiran Misaki. Dan kali ini, kau bersyukur dengan kehadiran Misaki karena berkat saran darinya, senyuman seorang Hagumi yang sempat hilang siang ini, perlahan kembali mekar.

Bersambung ke part selanjutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro