Ciuman

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tidak ada tanggapan, Daezi hanya bungkam. Memang tidak seharusnya ia menyetujui Produser Playdis. Menyeret Mingyu dalam kasus percintaan yang rumit adalah suatu kesalahan. "Maafkan aku." Hanya itu saja yang terucap dari mulutnya.

Mingyu tersenyum, ia cukup tahu jika wanita di depannya itu masih mencintai sang mantan kekasih. Ia menepuk bahu Daezi lalu berkata, "Aku akan menunggumu."

"Aku mohon jangan tunggu aku!" sela Daezi cepat, ia tidak ingin membuat Mingyu semakin terluka dengan menunggunya. "Aku masih sangat mencintainya, dan aku berharap aku bisa kembali dengannya." Mingyu mengangguk, ia lantas menggenggam tangan Daezi.

~~~~

"Taehyung antarkan Yuhwa ke Playdis!" titah Shinhyuk.

Gadis yang semula berlatih koreo itu seketika menghentikan aktivitas. Ia tidak tahu jika Taehyung berdiri di luar ruang latihan, sedang memandanginya. Yuhwa menunduk, ia menggigit ujung bawah bibir. Entah perasaan apa yang menggelayut dalam hatinya, ia berusaha keras agar tidak memandang Taehyung.

Shinhyuk yang semula berdiri di samping Taehyung, berjalan memasuki ruangan. "Kita akan featuring dengan anak Playdis, karena kau satu-satunya penyanyi solo di Bighit jadi kau yang harus melakukannya."

Yuhwa mengangguk dan berkata, "Saya akan pergi sendiri Presdir." Pasti akan canggung jika harus satu mobil dengan Taehyung.

"Aku akan mengantarmu. Kak Suga juga tidak ada di sini jadi dia tidak akan tahu jika kekasihnya sedang bersamaku." Yuhwa menelan ludah mendengar ucapan pahit Taehyung. Ia tidak pernah melihat Taehyung bersikap seperti itu padanya. Senyum yang tempo hari selalu diluncurkan tidak pernah lagi diperlihatkan. Selama beberapa bulan ini gadis itu selalu melihat tatapan dingin serta tajam Taehyung.

~~~

Yoongi memasuki gedung Playdis tanpa permisi. Ia menarik tangan Daezi lalu memeluk wanita itu. Ekspresi di wajah Daezi seketika berubah, raut sedih langsung terpapar jelas di wajah cantiknya. Yoongi menakup kedua pipi Daezi kemudian mencium dengan lembut. Hati Mingyu seakan terkoyak, tercabik-cabik, tapi tak berdarah.

"Lepaskan aku!" Daezi mencoba melepaskan diri, tapi Yoongi menempelkan bibirnya kembali di bibir wanita itu.

Di sisi lain Yuhwa berjalan satu meter mendahului Taehyung memasuki Playdis Entertainment. Selama perjalanan keduanya hanya diam, tidak ada yang mau mengawali pembicaraan. Taehyung mempercepat langkahnya lalu berdiri di depan Yuhwa, kemudian menempelkan wajah gadis itu di depan dadanya.

"Jangan masuk!" Yuhwa mengerjap-ngerjapkan mata, masih melihat ke arah dada bidang Taehyung. "Jangan masuk!" kata Taehyung sekali lagi, lelaki itu juga semakin mengeratkan kepala Yuhwa di dadanya.

Daezi berusaha melepaskan diri dari dekapan Yoongi, ia lantas mendorong tubuh lelaki itu dan menampar Yoongi dengan sekeras-kerasnya. Tatapannya sangat tajam, Daezi melihat punggung Taehyung. Ia menghempaskan tangan Yoongi lalu berlari menghampiri adiknya dan seorang gadis di pelukan Taehyung.

"Yuhwa, aku dan-"

"Senior!" Yuhwa tersenyum manis, ia mengatur napas juga masih mengerjap-ngerjapkan mata. "Kak Taehyung bisa kau membawaku pergi?"

"Yuhwa, aku dan Yoongi-"

"Kalian saling mencintai, kan?" Daezi mengalihkan pandangan ke arah laju jalan di depan agensi, ia benar-benar tidak bermaksud membuat Yuhwa terluka. Kisah percintaannya sudah berakhir.

Taehyung mendekap Yuhwa dari samping, ia menatap Yoongi tajam. "Kau akan berurusan denganku," ucap Taehyung.

Dalam dekapan Taehyung, Yuhwa sesekali melihat ke arah belakang yang kemudian mulai memusatkan perhatian pada lelaki di sampingnya. Taehyung sedang marah, lelaki itu tidak bisa mengontrol diri sendiri. Rasa-rasanya siap menghantamkan tinju jika saja gadis yang saat ini melamun di depan pintu mobil tidak sedang bersamanya. Kakak dan gadis yang dicintainya terluka, Karena lelaki bajingan seperti Yoongi. Ia membukakan pintu mobil pada gadis yang masih saja melamun. Ia lantas memegang pundak Yuhwa sembari berkata, "Yuhwa."

"Iya Kakak." Yuhwa sedikit menyunggingkan senyum, ia tidak pernah memanggil Taehyung dengan sebutan kakak. Hanya Yoongi seorang yang dipanggilnya dengan sebutan itu di agensi, selebihnya ia hanya memanggil dengan senior.

Yuhwa memasuki mobil sembari mengembuskan napas. Taehyung menutup pintu mobil, berputar menuju kursi pengemudi. Kau sangat mencintai si brengsek itu, Yuhwa? Taehyung mendengkus, ia lantas menancap gas mulai menjauh dari pelataran Playdis Entertainment.

Daezi hanya bisa melihat mobil berwarna putih milik adiknya. Ia merasa bersalah pada Yuhwa. Ia tak mau munafik, memang benar dalam hatinya masih terbesit keinginan untuk kembali pada Yoongi. Namun, ia tahu bahwa hal itu mustahil. Yuhwa sangat mencintainya.

Daezi menyibakkan rambut, ia berjalan cepat memasuki mobil. Pikirannya dikacaukan oleh ciuman barusan. Sembari mengemudikan mobil, wanita itu mengelus bibirnya sendiri. Kau bodoh Daezi! Ia membanting setir ke tepi jalan, mulai menunduk di atas setir pengemudi. Ia tidak menangis, hanya menghirup napas panjang dan mengembuskannya dengan kencang.

Bagaimana mungkin dirinya menangis? Air mata sudah kering akibat terlalu sering menangis. Ponselnya berdering, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekali lagi ponsel itu berdering, tetap dirinya tidak mau mengangkat panggilan tersebut. Mungkin saja Mingyu.

Ia memutar setir, kembali memakai jalur yang beberapa menit ditinggalkannya. Melihat ke arah spion untuk melihat pengemudi lain. Ia menginjak gas dalam-dalam, berbelok di persimpangan mulai memasuki kawasan elit. Apartement barunya terletak di salah satu distrik papan atas di Seoul. Daezi memasuki parkiran bawah tanah, ia tidak langsung keluar dari mobil. Wanita itu memejamkan mata untuk sesaat kemudian meraih ponsel dan tasnya.

~~~

Dalam perjalanan menuju rumah, Taehyung dan Yuhwa hanya terdiam. Mereka bingung harus memulai percakapan dari mana. Yuhwa sendiri terlihat sedang menatap lurus ke arah jalanan. Ragu-ragu Taehyung memegang tangan gadis itu. Ia berniat memberi kekuatan pada gadis di sampingnya.

Yuhwa terkejut, ia membuyarkan lamunan, menatap pada tangannya ssndiri. "Oh maafkan aku Yuhwa." Taehyung menarik tangannya dan meletakkannya di atas setir pengemudi.

"Kakak! Oh Senior!" Yuhwa terlihat gugup, ia tidak tahu harus mengawali pertanyaan dari mana. Yang dirinya tahu dari Taehyung, jika lelaki itu pernah bersikap manis dan untuk beberapa minggu ini bersikap dingin. Bukannya mulai bertanya, gadis itu malah memalingkan wajah ke arah jendela di sampingnya.

"Aku pulang ke rumah orang tuaku saja." Yuhwa tidak memandang Taehyung saat meminta antar ke rumah orang tuanya.

Yuhwa memiliki apartement sendiri, ia akan tinggal di apartement jika dirinya ditinggal ke luar negeri atau latihan sampai tengah malam. Jarak apartement dari agensi tidak terlalu jauh. Taehyung mengangguk paham, ia tidak akan bertanya meskipun dalam benaknya terbesit banyak pertanyaan. Tidak untuk saat ini. Taehyung bisa memahami bagaimana perasaan Yuhwa. Perasaannya sendiri juga tak kalah terlukanya. Ia menahan sakit semenjak Yuhwa dan Yoongi menjalin hubungan dan keduanya saling memublikasikannya. Yuhwa sangat mencintai Yoongi dan Taehyung paham betul mengenai perasaan gadis itu.

~~~~

Berhari-hari setelah kejadian di Playdis entertainment Daezi mengurung diri di apartementnya. Ia melingkap selimut saat mendengar ponselnya berdering. Wanita itu mendapat panggilan telepon dari nomor tak dikenal yang beberapa hari ini selalu menghubunginya. Keningnya berkerut, ia juga terlihat sedang mengembuskan napas.

Aku tidak ingin diganggu. Daezi menggeletakkan ponselnya di atas ranjang. Ia melangkah menuju dapur berniat mengambil air mineral di lemari pendingin. Ponselnya masih saja berdering, akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut. Lelaki di seberang memperkenankan diri pada Daezi, mengatakan jika dirinya baru saja debut beberapa bulan lalu.

Basick?

~Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro