KHAWATIR

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Katakan pada wartawan jika kalian memang bertengkar! Dalam berhubungan terjadi pertengkaran adalah hal wajar," jelas manager Yuhwa. Ia sama sekali tidak melihat wajah babak belur Yoongi. Setelah mengatakan apa yang harus dikatakan, ia lantas mengejar Taehyung agar mau kembali dan membicarakan permasalahan secera internal. Taehyung sedikit ngawur ketika sedang marah, terlebih lagi di depan agensi banyak wartawan yang sudah berdiri mencoba mencari kebenaran.

"Kakak, kau baik-baik saja?" tanya Yuhwa mendekati Yoongi.

"Maafkan aku Yuhwa!" Yuhwa menggeleng, ia hanya tersenyum meskipun senyumnya terlihat menahan luka.

"Nona Yuhwa ponselmu berdering," kata asisten Yuhwa dengan menyodorkan ponsel milik gadis itu. Yuhwa mengambil ponselnya, ragu-ragu ia mengangkat panggilan telepon dari Daezi. Sesaat sebelum mengangkat ia memandang ke arah Yoongi.

"Iya, Kak!"

"Kau baik-baik saja? Yuhwa aku tidak bermaksud, hubunganku dan Yoongi sudah berakhir."

"Kak Daezi! Kak Yoongi sedang babak belur." Yoongi menggeleng, ia tidak ingin membuat Daezi khawatir. "Senior Taehyung menghajarnya barusan."

"Apa? Dia baik-baik ...." Daezi menggantung ucapannya, tidak seharusnya dirinya mengawatirkan kekasih orang lain. "Maaf Yuhwa!"

"Tidak apa-apa, jika Kakak ingin ke sini jangan lewat pintu depan, banyak wartawan di depan agensi!" Daezi mematikan panggilan teleponnya setelah mengatakan jika dirinya akan ke sana. Tidak terelakan lagi, ia memang sangat mengawatirkan Yoongi. Hanya saja rasa khawatirnya sia-sia karena sudah ada Yuhwa di sisi lelaki itu.

"Bisa aku berbicara dengan Yuhwa berdua saja?" pinta Yoongi pada teman-temannya.

Tanpa diminta pun Namjoon sudah akan meninggalkan ruangan. Yuhwa membuat semuanya berantakan. Namjoon menatap kesal ke arah gadis di samping Yoongi. Ia langsung membuang muka ketika Yuhwa menatapnya. Yuhwa menghela napas dengan kencang, ia menatap Jimin yang hanya mengangkat bahu.

"Kami tidak marah padamu Yuhwa," ungkap Seokjin.

Kenapa harus marah pada Yuhwa? pikir Jimin. Bukan Yuhwa yang salah melainkan lelaki di samping Yuhwa.

"Yuhwa hanya korban," geram Jimin dengan menatap muak pada Yoongi. Ia tahu segala hal yang terjadi meskipun tidak sepenuhnya. Yang ia tahu Yoongi mengkhianati Daezi dengan menjalin hubungan bersama Yuhwa. "Ayo kita pergi!" Jimin mengajak Hoseok, Jungkook dan Seokjin keluar dari ruangan.

"Mereka menyalahkanku, kan, Kak?" Yuhwa menunduk, ia hampir merebakkan air matanya kembali.

"Tidak Yuhwa, aku yang salah."

"Apa masih sakit? Aku akan menemui senior Taehyung, sebentar lagi kak Daezi akan datang. Aku tidak ingin dia salah paham lagi." Yuhwa tersenyum, kemudian mulai melangkah mencari keberadaan Taehyung. Sebelum benar-benar keluar dari ruangan ia menyempatkan melihat ke arah Yoongi.

"Yuhwa!" Ada yang memanggil namanya yang sontak membuatnya menoleh. Daezi tersenyum hangat sembari mempercepat langkah menghampirinya. "Kau baik-baik saja? Aku melihat berita di televisi jika kau ...."

"Senior, tolong jaga kak Yoongi!" Yuhwa menyunggingkan senyum, ia terlihat sedang tidak bahagia di depan Daezi. Sedari tadi gadis itu terus menarik napas panjang dan mengembuskannya dengan kencang. "Aku pergi dulu." Langkah Yuhwa sangat lambat, ia melipat kedua tangan di dada.

Maafkan aku Yuhwa! Daezi tidak ingin masalah bertambah rumit. Mungkinkah pertengkaran itu karenaku? Karena ciuman itu? Dari luar Daezi menatap wajah babak belur Yoongi. Ia sangat ingin membantu dan mengobati seluruh luka di wajah tampan Yoongi.

Hatinya sedang terluka. Jika aku mengobati lukanya, lalu siapa yang akan mengobati lukaku? Daezi menahan air mata yang hampir saja terjatuh. Perlahan ia mendekati Yoongi—sedang mendesis menahan sakit.

"Apa adikku yang melakukan semua ini?" Daezi menetralisir tatapan, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan Yoongi. Wanita itu melipat kedua tangan, sedikit pun ia juga tidak membantu Yoongi—meski ingin.

"Atas nama adikku aku meminta maaf. Apa di sini ada es balok? Jika kau tidak cepat mengompres lukamu, mungkin wajahmu akan membengkak." Inilah Choi Dae Zi, wanita yang sangat pandai dalam menyembunyikan ekspresi. Hatinya memang terluka, namun tatapannya sama sekali tidak menunjukkan orang yang tengah terluka.

Ia menatap Yoongi dengan datar. Jika boleh jujur aku ingin memeluknya dan juga membunuhnya. Daezi melangkah keluar mengambil baskom dan juga es balok di pentry, tak lupa dirinya mengambil handuk. Ia meletakkan baskom di samping Yoongi, mana mungkin ia mau mengompres Yoongi—meski kenyataannya ingin.

Ponsel Daezi berdering, ia mendapat panggilan telepon dari Basick. "Aku masih ada urusan letakan saja di mejaku, nanti aku akan melihat liriknya." Ia mematikan ponsel lalu memasukkannya ke saku.

Yoongi mulai mengompres lukanya, ia menatap wajah Daezi. Maafkan aku! Yoongi berpikir jika dirinya tidak mungkin termaafkan. Kesalahannya benar-benar fatal dan dirinya sangat paham akan hal itu. Bisakah kau melihatku?

Yoongi merintih saat menempelkan handuk berisikan balokan es di sudut bibirnya. Daezi hanya bergeming, ia sama sekali tidak menunjukkan sisi khawatir pada Yoongi.

Berhentilah menghukumku Choi Dae Zi! Tidak ada percakapan untuk beberapa menit, mereka sama-sama bungkam. Biasanya Daezi akan menjadi wanita pertama yang mengawatirkan Yoongi jika terjadi sesuatu pada lelaki itu.

"Aku tahu kau pasti marah," ucap Yoongi memecah keheningan, "kau berhak membenciku."

"Sudah tentu jika aku membencimu. Kau tahu Yuhwa masih sangat muda dan kau ...." Daezi mendengkus, sebenarnya ia sudah tahu apa maksud Yoongi mengencani Yuhwa. Untuk membuatku cemburu, kan? Daezi tidak ingin berlama-lama dengan lelaki yang sudah menghancurkan kepercayaan serta hatinya. Aku akan mengesampingkan perasaanku dan aku akan berpikir rasional.

Ponsel Daezi berdering, ia mengangkat panggilan telepon dari Basick. "Senior aku sudah mengirim liriknya, kau bisa melihatnya sekarang."

"Baiklah, aku sedang tidak berada di agensi. Mungkin aku akan ke sana besok, bisakah kau datang ke sana besok?" Daezi mematikan ponsel setelah lelaki di seberang mengiakan. Tak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi, pemberitahuan jika ada pesan masuk melalui email.

"Kau akan featuring?" tanya Yoongi, sedangkan yang ditanya tidak menjawab.

Daezi terpaku, matanya melebar setelah mengetahui judul lagu yang beberapa menit lalu dikirim oleh Basick. Air mata tiba-tiba merebak, namun ia menahannya agar tidak terjatuh di hadapan Yoongi.

~TBC~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro