SHD-10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Matthew keluar dari Cafe tanpa membawa mobilnya lalu menyusuri area cafe. Ia harus menyusuri area sekitar Cafe untuk mengetahui kemana perginya Maria. Ia harus segera tahu dimana Maria tinggal selama Ia keluar dari rumah. Ia juga harus menyelidiki perempuan yang bersama dengan Maria. Ia harus mengetahui identitas lengkap perempuan tersebut.

Dari petunjuk CCTV cafe bagian luar, Maria bersama perempuan tersebut melewati jalur kiri Cafe. Saat ini Matthew pun mengikuti jalur tersebut. Di area kiri Cafe terdapat sebuah toko tua yang menjual berbagai alat musik namun sialnya toko tersebut tidak memiliki CCTV untuk area bagian luar. Matthew kembali menyusuri jalur tersebut. Setelah toko musik tersebut terdapat sebuah studio menari terlihat dari gambar-gambar yang ada di dinding studio tersebut. Matthew segera memeriksa dan tidak terdapat CCTV di dalam studio tersebut.

Tidak menyerah. Matthew kembali menyusuri deretan bangunan tersebut hingga sampai di perempatan jalan. Raut bingung terlihat jelas di wajahnya. Perempatan ini seperti jalan buntu untuknya. Matthew memperhatikan sekitarnya. Lalulintas terlihat ramai, banyak penjual asongan yang berdiri di pinggir jalan menanti lampu merah agar bisa menjajakan jualannya. Di sisi jalan lain yang sedang lampu merah terdapat beberapa boneka yang menghampiri mobil-mobil.

Mata Matthew membelalak saat melihat toserba yang berada di seberang jalan.  Penyelidikannya di permudah. Ia lalu berlari menuju cafe untuk mengambil mobilnya yang Ia parkir disana. Setelah sampai di mobil Matthew segera mengendarai mobilnya menuju toserba tersebut. Setelah memarkirkan mobilnya, Matthew langsung masuk ke dalam cafe untuk memeriksa CCTV di toserba tersebut. Ia bersyukur hidup di zaman yang serba canggih. Ini memudahkan semua pekerjaan dan termasuk penyelidikannya saat ini. Setelah masuk ke dalam toserba, Matthew langsung menuju kasir dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya di Cafe tersebut. Ia menunjukkan kartu identitas mahasiswa Akpol dan petugas kasir langsung memperbolehkannya untuk melihat rekaman CCTV.

Setelah melihat CCTV tersebut raut Matthew terlihat kebingungan. Maria dan perempuan tersebut membeli beberapa minuman di minimarket lalu pergi menggunakan taksi. Sialnya wajah perempuan yang bersama Maria sekali lagi tidak terekam oleh kamera CCTV sebab perempuan tersebut selalu menutup wajahnya dengan rambut panjangnya yang selalu terurai ke depan. Raut Matthew terlihat kecewa ketika keluar dari dalam toserba. Ia mengeluarkan ponselnya membuka profil sosial media Maria memeriksa postingan Maria sambil berjalan ke arah mobil. Ia berharap Maria memposting perempuan itu di sosial media-nya.

Terdapat beberapa orang yang mengunggah postingan bersama Maria lalu menandai adiknya itu. Semuanya adalah teman sekolah Maria sebab mereka menggunakan seragam yang sama dengan Maria. Sekarang Matthew kebingungan harus mendatangi teman Maria yang mana sebab Ia tidak tahu Maria lebih akrab dengan siapa.

Hal ini dikarenakan Matthew tidak kembali ke rumah selama 4 tahun karena menjadi mahasiswa Akpol dan tidak pulang selama itu. Sebenarnya mahasiswa Akpol juga memiliki hari libur namun Matthew memilih untuk tidak pulang dan menetap di asrama hingga Ia lulus. Ini adalah libur pertamanya dan Ia sangat merindukan adiknya itu namun baru satu hari Ia bertemu Maria dan Ia  harus kehilangannya untuk selama-lamanya. Matthew merasa putus asa dengan kepergian adiknya. Ia merasa hidupnya tidak berguna lagi saat ini. Memang Maria bukan adik kandungnya tapi mereka tumbuh bersama. Maria hidup dengan menganggapnya sebagai kakak kandung dan begitu pun dengan dirinya walaupun Ia sudah mengetahui fakta itu sejak awal.

Kenapa aku harus mengikuti kata dia untuk pergi dari rumah dan jangan pernah kembali? Seandainya aku tidak terlalu memikirkan diri ku sendiri,  mungkin aku akan menghabiskan waktu lebih lama dengan Maria. Aku akan mengawasi perkembangannya dan pergaulannya. Mungkin aku akan tahu banyak hal tentang Maria. Dengan siapa dia berteman? Dengan siapa dia bermusuhan? Siapa yang menjahatinya? Siapa yang menyukainya? Siapa Pacarnya? Matthew menghela napas kasar memikirkan semua itu.

Penyesalan demi penyesalan itulah yang mendorong Matthew untuk tetap melakukan penyelidikannya. Ia akan menggunakan pendidikannya selama 4 tahun yang mengorbankan banyak hal untuk mendapatkan keadilan bagi Maria.

Matthew sekali lagi me memeriksa sosial media Maria. Kali ini Ia membuka dua sorotan yang dibuat Maria. Sorotan pertama sukses membuat mata Matthew memanas. Stengah mati Ia membendung air matanya sebab sorotan tersebut berisi foto tempat yang memiliki kenangan antara dirinya dengan Maria. Bagi orang lain, sorotan tersebut hanya berisi foto-foto random yang diambil Maria kemudian diedit Maria menjadi hitam putih namun tidak dengan Matthew dan Maria. Foto tersebut memiliki kenangan mendalam antara Maria dan dirinya. Air mata Matthew sukses jatuh membasahi pipinya ketika membaca judul sorotan tersebut. 'Missed'.

Selama ini Maria merindukannya namun Ia dengan egois memilih tidak kembali karena hanya ingin menghindari Rose. "Betapa egoisnya kamu, Matt," gumam Matthew.

Matthew melajuhkan mobilnya keluar dari area minimarket. Saat ini Matthew melajuhkan mobilnya menuju area pemakaman, tempat dimana Maria dikuburkan.

"Maafkan kakak, MarMar."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro