25 - Buronan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Lantunan melodi yang asing membuat Eurus menghentikan langkah. Mengabaikan penat sisa perjalanan panjang, pemuda Avian itu mendekat untuk mendengarkan lebih jelas. Benda seperti busur digesek hingga bernyanyi sendu, sementara jari-jari lincah pemusik yang berpakaian unik itu memainkan nada dengan cermat. Iramanya mengingatkan akan derap kaki kuda.

Setiap baru tiba di suatu kota, Eurus biasa mencari bangunan cabang Guild Mercenary tempatnya terdaftar sebagai orang bayaran untuk melaporkan kedatangannya sekaligus mencari pekerjaan, lalu memilih penginapan berdasar rekomendasi dari pegawai Guild. Kali ini, dia bahkan belum mencapai bangunan Guild.

Permainan pemusik itu membuatnya lupa tujuan semula. Terbawa angin nostalgia, ingatan Eurus akan hari-hari di mana dia masih bisa berkejaran dengan riang bersama para sepupu, mengalir deras. Ketika rel masa depannya masih terpampang jelas, dia hanya tinggal menjalani tanpa perlu mengkhawatirkan apakah tidurnya bakal nyenyak atau apakah pekerjaannya akan mendapat bayaran layak.

Ketika musik berhenti, pemuda itu bermaksud meninggalkan koin-koin tembaga lalu segera melanjutkan langkah. Namun suara merdu sang Pemusik kembali menarik perhatiannya. Dia menceritakan kisah heroik tentang lima prajurit asing yang berjuang, berkorban demi keselamatan seorang komandan.

Kisah berakhir dengan kematian kelima prajurit asing tersebut. Nama mereka dicatat dalam memoar sang Komandan, sebagai prajurit yang layak diteladani. Eurus mendengarkan hingga selesai, tetapi kali ini dia tak bisa menikmati karya sang Pemusik

Kisah para bawahan yang tewas untuk menyelamatkan seorang pemimpin itu menohok perasaannya. Bukan haru atau kagum, melainkan sedih dan kesal yang dia rasakan. Pikirannya paham situasi menyebabkan mereka mendahulukan nyawa sang Komandan, tetapi Eurus juga menganggap membuang 5 nyawa prajurit hebat untuk 1 orang itu tak sebanding.

Dengan perasaan berat, pemuda itu melanjutkan perjalanan ke bangunan Guild.

"Kakak tak suka cerita tadi?" tanya demi-human yang mengedarkan keranjang untuk mengumpulkan koin-koin penonton. Mungkin dari bangsa Lazerta atau malah Mari-Populi, kalau dilihat dari kilau sisik yang tampak di beberapa bagian tubuhnya.

Eurus terperanjat. Tak menyangka ditodong langsung pertanyaan seperti itu. Mungkin karena koin yang dia berikan hanya sekeping, jelas lebih sedikit dari beberapa keping yang dia lontarkan sebelum ini.

"Tak apa, Kak ... Santai saja!" ujar demi-human itu lagi, sambil tertawa. "Jawab sejujur mungkin juga boleh. Kami memang mengumpulkan pendapat penonton sebagai referensi untuk pertunjukan berikutnya."

"Uhh," gumam Eurus ragu. "Ceritanya tidak jelek, malah seru sekali. Terutama bagian pertempuran, sampai bisa terbayang dengan jelas situasinya." Pemuda itu memutuskan tak usah berkomentar mengenai hal-hal hiperbola yang diceritakan saat pertempuran terjadi. "Aku hanya ... tak suka akhiran sedih. Maaf."

Demi-human di hadapannya mengangguk-angguk seraya menoreh catatan kecil di papan yang dia bawa. "Baiklah, cerita yang hanya berakhir dengan kemenangan saja tak cukup, ya ... Tokoh-tokohnya harus bisa bertahan hidup semua?" tanyanya memastikan.

Eurus baru akan menjawab, ketika lawan bicaranya tergelak lebih kencang.

"Bukankah itu lebih mustahil, Kak?"

Kata-kata yang diucapkan dengan ringan dengan tawa berderai itu terasa menampar Eurus dengan kencang.

"Kecuali ada sesuatu yang amat-sangat-luar biasa kuatnya sampai bisa membuat semua orang merasa puas dengan keputusannya. Tanpa rasa dendam, tanpa rasa dengki, maupun iri ... Akhir pertempuran tanpa korban adalah tak mungkin."

Bahkan hingga Eurus selesai melaporkan kedatangannya pada Guild, dalam benaknya masih terngiang ucapan demi-human itu. Mungkin karena itu juga, dia kurang memperhatikan misi macam apa yang diambil. Hanya mencabut satu kertas selebaran lalu membawanya ke resepsionis.

"Baik, misi yang anda ambil ... Menangkap seorang buronan Avian, ya?"

"Maaf?" ulang Eurus, bingung.

"Ini, buronan yang digambarkan dalam poster. Avian kuat, mantan anggota Guild juga. Membelot untuk bergabung dengan grup perampok. Klien anda berkali-kali diserang karavan dan tokonya oleh grup yang dia pimpin," jelas pegawai Guild. "Akan ada bonus bila berhasil menangkap target hidup-hidup."

Dengan ngeri, Eurus melihat poster yang dihamparkan oleh oleh pegawai Guild itu. Dia sangat mengenal wajah yang terlukis di situ. Warna rambut dan sayap telinganya memang berbeda, tetapi tak salah lagi, itu adalah Helios, sepupunya.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro