9. Dua Pintu Jendela Membisikkan Dua Sisi Harapan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Oh badai, pembawa kisah lama yang tak ingin terulang,
Kenapa kau datang lagi saat luka belum terobati?
Dulu aku buta dan tuli dari rintihan hati sendiri,
Sekarang aku melihat dan mendengar, namun tetap sepi.

Percaya pada persahabatan kini bagai mimpi buruk,
Ingin ku lepaskan namun jiwa ini memohon sandaran.
Aku merasa lemah tanpa mereka di sisiku,
Namun kepergian mereka telah menjadi fakta yang tak terbantahkan.

Tertawa dalam hujan angin yang menerjang keras,
Mungkin kesalahan ada padaku karena pernah bahagia.
Salahku karena harapanku lebih tinggi dari diriku sendiri,
Dan sekarang aku belajar bahwa cukuplah menjadi diriku saja di mata badai.

Badai datang lagi, bermain dengan angin yang membisikkan hampa.
Aku tahu, saat badai membesar tak terkira, serpihan jiwa akan terpilah.
Selamanya hilang, lenyap dari jejak dunia.

Semarang, 9 Februari 2024


🍵Matcha, you are so warm
🍵Matcha, you are sweet too
But for some people
You
I
Just a grass
Matcha, don't down.
Because grass can dance, only if human dissappear :)

Thank you for reading, hope your mood not ruined by me

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro