Aku Bahagia Untukmu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Songlit: Stone Cold - Demi Lovato
Penulis: DeanArian

Suhu semakin dingin, begitu diri ini yang kaku bagai batu di tengah hujan. Beratapkan payung kelabu dengan pakaian putih yang tak terlihat suci lagi.

Mati rasa, jika bukan karena air mata yang terjatuh perlahan, membuktikan aku masihlah memiliki hati. Meski setiap detiknya semakin melebur menjadi pecahan es yang bertebaran di genangan air mata. Bibirku berusaha agar setia melengkung.

"Lucy!" panggil seseorang saat aku sudah berada di gerbang rumah berhiaskan bunga-bunga putih yang basah terkena air hujan.

"Jave." Aku berusaha tetap memberikan sunggingan tanpa beban di hadapannya, tangan bergerak mengusap lelehan kristal yang tersamar rintik air langit.

"Terima kasih, Kau datang." Berdua--hujan--hati ini kembali merana, menahan setiap cabikan kebahagian yang kau tunjukan padaku. Tergambar jelas kenangan kita berdua, aku berusaha Jave. Berusaha membuatmu bahagia dengan aku sebagai sebabnya.

Tapi ....

"Tentu." Meremas ujung gaunku--biarlah aku yang menanggung sakit. "Selamat, Jave. Semoga Kau bahagia dengan gadis pilihanmu, kuharap pernikahanmu menjadi kenangan terindah." Dirinya terdiam, menatap langsung ke arah bola mata yang sudah tak kuasa menahan gejolak dalam hati.

Mataku menyapu sekitar, mengalihkan pandangan dari pria yang sedang tersenyum. Harapan bahwa hanya untukku seorang. Namun, itu tinggal sebuah mimpi yang berganti menjadi ilusi kehancuranku.

"Aku, harus pergi." Kepalaku mengangguk kecil sebagai jawaban. "Terima kasih, Lucy." Pria itu melepas genggamannya, berlari kecil dengan setelan jas putih yang begitu menyayat.

Menarik tangan wanita cantik dengan gaun putih di bawah bangunan tanpa dinding dengan sumringah.

Jave meletakan sebelah lengan wanita itu di bahu, bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti irama piano yang indah. Tapi, untukku--seakan tawa jahat iblis yang menyaksikan diriku.

Jika dia kebahagiaanmu, aku bahagia.

Kubalikan tubuh membelakanginya. Payung yang sedari tadi melindungiku dari basah, lepas begitu saja. Membiarkan raga ini di tengah hujan, kedua tangan memeluk tubuhku sendiri, sangat dingin.

Aku sekarat ....

Kaki ini melangkah pergi perlahan tanpa jiwa, mengabaikan berpasang-pasang mata dengan emosi yang berbeda.

Tubuh seperti melayang tanpa gravitasi, seakan aku bisa saja terbang tertiup angin lalu menghilang di cakrawala.

Jika ia kebahagiaanmu.

Lengkungan di wajahku tercipta tanpa perintah. Bahkan Tuhan masih mencoba memahami perasaanku.

Aku bahagia untukmu ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro