The Last Hapiness

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Songlit: In Heaven ~ JYJ
Penulis: Meowwmii

...

Dokter sedikit pasrah dengan keadaan Hana. Kulitnya pun sedikit pucat. Tak terasa badannya sedikit kurus. Hana tersenyum kepada Suster yang menimbang dan mengontrol berat badannya. Dokter dan suster keluar ketika sudah memeriksa keadaan Hana.

Gadis itu menoleh ketika mendengar pintu terbuka. Ukiran senyum yang Hana dapat ketika melihat yang datang. Angga, pacarnya Hana, mereka berdua sudah menjalin hubungan lima tahun lamanya.

"Bagaimana dengan keadaan kamu?"  Angga memberikan lagi ukiran senyum kepada Hana.

"Kamu mau kemana hari ini? Aku tahu kamu bosan di sini, kan?" Hana menggeleng tenang, seraya menatap mata Angga.

"Tidak, aku tak ada pikiran untuk mengunjungi tempat saat ini."

"Kalau begitu, ayo ikut. Kita habiskan hari ini dengan melihat sunset,"  Katanya seraya mengambil kursi roda, lalu mempersiapkan kursi roda untuk Hana

"Angga, bagaimana kalau ada teman-temanku yang datang? Aku juga takut kalau dokter marah."

Lelaki jangkung itu tidak mendengarkan ucapan Hana. Ia malah membopong tubuh Hana dan menempatkannya ke kursi roda, milik Hana.

"Aku udah mengurus semua itu," balas Angga sedikit membendung air matanya.

Hana mendongak, "Angga, kamu menangis?" Ia menatap Angga yang sedang mendorong kursi roda miliknya.

"Tidak, Sayang. Aku tidak menangis, hanya saja aku kelilipan debu, tidak lebih dari itu," jawabnya menahan isak.

"Angga, kamu jangan bohong. Aku ini bukan balita, bukan anak kecil, aku bukan anak TK, aku bukan Anak Sd. Aku tahu kamu lagi nahan nangis, kan?"

Gadis itu memukul kecil dada bidang Angga yang sedang membopongnya masuk ke dalam mobil. Angga melipat kursi roda dan memasukkannya ke dalam bagasi. Lalu masuk dan duduk layaknya seorang supir.

"Sudah anak Manja, Cerewet, kamu jangan banyak tanya, hehe."
.
.
Tepat di bawah jembatan yang airnya jernih dekat dengan pantai, salah satu tempat yang  ingin di kunjungi oleh Hana dengan Angga. Satu yang ingin Hana lakukan di tempat ini yaitu membuat kapal-kapal dari kertas origami dan mengalirkan lepas di sungai yang mengalir tenang. Hana tersenyum puas, ketika melihat Angga membawa dua kardus yang berisikan kapal-kapal dari kertas origami yang sudah jadi.

Saat Hana mengalirkan kapal dari kertas origaminya, ia menoleh ke belakang. Ia terkejut, ketika melihat semua temannya, sahabatnya dan keluarganya muncul di sana.

Angga tersenyum, tapi ada yang aneh dengan senyumnya. Hana tahu betul akan senyum puasnya, tapi ini tidak. Seperti ada yang di sembunyikan oleh kekasihnya.

Setelah berjam-jam bermain, tertawa dan makanan pun sudah berserakan di tempat itu. Mereka menuju pantai, menikmati desaran ombak di kala sunset yang hanya beberapa menit saja. Angga membantu Hana untuk duduk di sampingnya tidak dengan kursi roda.

Lelaki jangkung itu berdiri, ia mengambil gitarnya di dalam mobil, lalu kembali duduk di samping Hana. Ia menyanyikan lagu yang berjudul Perfect  untuk Hana.

Seketika badan Hana memanas, kepalanya pusing, tapi ia berusaha kuat untuk tidak menunjukkan kepada Angga. Tetapi, Hana tetap menikmati nyanyian dari Angga seraya menatap wajah tampan yang di hadapannya.

"Hana, bertahanlah demi aku. Semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin Hana kuat!" katanya seraya menyimpan gitarnya dan beralih memeluk Hana.

"Ngga, kamu pernah bilang 'kan padaku? Segala sesuatu itu harus di ikhlaskan. Nah, sekarang aku yang bilang sama kamu, bolehkan?" jawab Hana sedikit terbata-bata. Tak terasa darah mengalir layaknya keran dari hidungnya.

"Hanaa!!" teriak Angga dengan keras hingga menyita perhatian semua yang ada di pantai.

"Ngga, aku mencintaimu." Hana tersenyum di akhir kalimat, ia menatap mata Angga sebelum merapatkan kedua matanya.

"Ikhlaskan aku, Ngga." Hana merapatkan kedua matanya. Angga menepuk-nepuk pipi Hana, tapi tak ada hasil. Hana tetap tidak membuka matanya.

"Hanaa!!"

Dengan sigap Angga membawa Hana ke Rumah Sakit, semua menangis melihat keadaan Hana yang sudah bersimpah darah. Sesampai di Rumah Sakit, semuanya menjerit dengan tangisan ketika mendengar Hana sudah tiada di dunia lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro