Jadi Galau,Kan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author's POV

Setelah percakapan Steffi dan Salsha tadi pagi, suasana hati Salsha menjadi berubah. Ia mulai mempertanyakan dirinya sendiri.

Gue masih suka nggak ya sama Aldi. Sekian lama nggak bahas itu, secara nggak sadar gue udah mulai lupa sama rasa suka gue,Batin Salsha.

Selagi dirinya asik melamun, Aldi datang dari belakang dan mengagetkannya. Cowok itu tanpa berdosa menepuk pundak Salsha, membuat gadis itu berjengit.

"Hayoloh!"teriak Aldi mengagetkan.

"Setan lo, Di!"umpat Salsha kesal.

Aldi terkekeh, "Sori. Habis lo sih, ngelamun mulu. Jadi gemes guenya."

"Alasan klasik lo Di,"sanggah Salsha ketus. Meski nadanya galak begitu, ia menarik tangan Aldi untuk duduk di pinggiran sofa, di sebelahnya.

"Btw, lo ngapain sih ngelamun sendirian di ruang dance? Gue nyariin lo tah—"

"Lo masih ada perasaan nggak, sama gue?"tanya Salsha tiba tiba, memutus ucapan Aldi.

"What the...? Lo apaan sih nanyanya?"tanya Aldi refleks meloncat dari tempat duduknya.

"Ya udah sih, jawab aja,"pinta Salsha setengah merengek.

Aldi terdiam sebentar, tak menunjukkan gelagat ingin menjawab. Cowok itu hanya mengacak acak rambutnya, tanda ia kebingungan.

Kenapa dia diem sih? Bikin orang deg degan aja,Batin Salsha kesal.

"Lo sendiri gimana?"Aldi malah balas bertanya.

Salsha berdecak kesal mendengar respon Aldi, "Iih, Di. Kan gue nanya duluan. Lo jawab duluan lah."

"Nggak tau ah. Udah deh, mending lo ikut gue ngumpul sama anak anak Dragon daripada galau nggak jelas gini,"ajak Aldi mengalihkan topik.

Salsha pun hanya menurut dan membiarkan tangannya ditarik oleh Aldi. Begitu pintu ruangan terbuka, Cassie cs melintas. Gadis itu langsung menghentikan langkahnya begitu melihat Aldi dan Salsha.

"Wait, wait, wait,"cegat Cassie menahan laju langkah Aldi.

"Apa, Cass?"tanya Aldi bingung.

"Kalian habis ngapain berduaan dari ruang dance, gelap-gelapan?"tanya Cassie yang lebih mengarah ke menuduh.

"Kita nggak---"

"OH MY GOSH! Jangan bilang kalian berdua...."Cassie menggantungkan ucapannya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Apaan? Gue sama Aldi apaan?"tanya Salsha tak sabar.

"Kalian habis disuruh bersihin ruang latihan ya? Eww, kasihan banget sih kalian berdua. Disitu kan banyak tikus,"lanjut Cassie dengan nada yang dibuat buat.

Aldi membekap mulutnya, menahan tawa yang sudah akan meledak. Padahal ia mengira Cassie akan menuduh yang macam macam, rupanya gadis itu memang sesuai dengan rumor yang ada.

Polos dan bodoh itu beda tipis.

"Tapi cocok sih buat rakyat jelata kayak lo, Sal. Oops! Sorry not sorry,"ledek Cassie dengan nada yang jauh lebih mengejek.

"Ngajak ribut lo!? Sini kalau berani!"bentak Salsha tak sabar dengan kelakuan Cassie yang seenaknya.

"Sal, udah Sal. Cassie cuman bercanda kok,"tahan Aldi seraya menahan tangan Salsha yang sudah terkepal.

"Ewww, kasar banget sih! Gue kan cuman ngomong fakta,"lanjut Cassie memanasi keadaan.

"Hey bi—"

"Stop! Kalian mau sampe guru dateng?! Cass, udah,"lerai Aldi tegas.

Cassie memutar matanya malas, "Whatever. Udah yuk, guys."

"Kabur sana, sebelum gue cakar tuh muka ketebelan bedak!"sentak Salsha kasar. Ia masih dalam kuncian tangan Aldi yang menahannya agar tidak langsung menerjang Cassie dan anak buahnya.

"Sal, please. Udahlah, kayak baru kenal sama Cassie aja. Emang gitu anaknya,"ucap Aldi menenangkan. Kini keduanya melanjutkan langkah ke ruangan sebelah, ruangan latihan band .

"Lo juga, Di. Kayak baru kenal gue aja. Gue emang gini anaknya,"sinis Salsha membalik ucapan Cassie. Dibantingnya tas ransel miliknya ke arah sofa di pojok ruangan.

Anak anak band Dragon yang kala itu tengah bersantai di ruangan itu bingung begitu Salsha masuk dengan emosi memuncak.

"Dia kenapa?"tanya Iqbaal pada Aldi dengan suara pelan.

Aldi mengangkat bahunya, "PMS kali."

"Gue nggak lagi dapet!"sentak Salsha sewot dari sofa.

"Ya terus lo kenapa, Salsha?"tanya Karel sambil menyodorkan segelas air dingin.

Salsha segera meneguk air dinginnya, "Lagi sebel aja gue."

"Udah ah, daripada lo sensi nggak jelas, mending kita bikin video baru buat diupload di YouTube. Udah ditagihin nih,"ajak Luki, member band Dragon.

Salsha menghela napasnya sebentar kemudian mengangguk. Ia bangkit dari sofa dan membongkar tas ranselnya.

"Gue ganti baju dulu,"ucap Salsha yang disambut anggukkan dari anak anak Dragon.

"Eh, Sal! Kamar mandinya rusak."Iqbaal baru teringat tentang kunci kamar mandi yang bermasalah.

"Gue cuman buat ganti kok."

"Pintunya lepas. Barusan si Luki kekunci, makanya pintunya lepas tuh,"jelas Iqbaal menunjuk pintu yang hanya disenderkan ke dinding.

Salsha menatap ke arah pintu itu, kemudian manggut manggut, "Ya udah, gue ganti di balik sana. Jangan ada yang ngintip lo pada!"

Gadis itu merujuk pada ujung ruangan yang ditutupi tirai melingkar. Biasanya tempat itu digunakan saat member band berganti kostum.

"Tenang aja, si Luki bakal kita amanin kok,"ucap Aldi sambil melirik Luki.

Semuanya tertawa mendengar ucapan Aldi yang jelas jelas menyindir Luki.

Beberapa menit kemudian, Salsha sudah siap dengan bajunya. Ia dan band Dragon memang sering membuat video cover dan diunggah ke YouTube.

"Mau cover lagu apaan nih?"tanya Salsha.

"Rencananya lagunya Aron Ashab yang judulnya Baper. Lo sama Aldi ya,"jawab Karel.

"Sip."

"Yaudah, mulai yuk,"ucap Aldi.

Langsung saja, suara instrumen keyboard, gitar, dan drum meramaikan ruang latihan yang lumayan luas itu diiringi dengan suara Salsha dan Aldi yang bergantian per baitnya.

Kurasakan sesuatu yang membuatku tak berhenti memikirkanmu.
Semua ini karenamu yang membuatku tak berhenti memikirkanmu.
Ingin tuk dipenda—

Di tengah tengah aktivitas mereka, pintu ruang latihan terbuka lebar. Tampaklah Cassie cs di depan pintu.

"Kalian lagi ngapain?"tanya Cassie dengan nada alaynya, seperti biasa.

"Seperti yang lo liat aja. Lo ngapain sih?"ketus Iqbaal tak suka karena aktivitas mereka terganggu.

"Ih, galak banget sih, Baal. Ntar cakepnya ilang loh,"goda Deffy, anak buah Cassie dengan centilnya.

Iqbaal langsung merinding jijik mendengar godaan cewek centil itu. Cassie menatap tajam ke arah Deffy.

"Deff! Jangan malu maluin gue!"bentak Cassie kesal.

"Kayak lo punya malu aja,"celetuk Salsha mengundang tawa semua orang di ruangan kecuali Cassie.

"Apa lo bilang?! Rakyat jelata diem aja!"

"Seperti yang lo bilang tadi, gue cuman ngucapin fakta,"sindir Salsha mengulangi perkataan Cassie tadi.

"Erg, whatever! Gue kesini sih cuman mau bilang, kalau tukang servis pintu bakal datang dalam waktu dekat. So, kalian mending baik baik sama gue!"ucapnya angkuh.

"Harus baik sama lo? Puih! Mending gue benerin sendiri!"tolak Iqbaal sambil mencebik.

Aldi yang melihat suasana mulai kacau pun bertindak, "Udah udah, guys. Cassie, makasih tawaran tukangnya tapi kita masih bisa benerin."

"Sama sama, Aldi,"balas Cassie dengan manja.

"Dan sekarang, kita masih ada perlu. Jadi bisa nggak lo pergi?"pinta Aldi sopan.

Cassie mengibaskan rambutnya angkuh, "Fine! Karena lo yang minta."

"Makasih, Cass."

Brak!

Sepeninggal Cassie cs, suasana kembali mencair perlahan. Apalagi ketika Luki menirukan tingkah Cassie tadi.

Luki mengibaskan rambutnya dengan heboh, "Fine! Karena a'a Aldi yang minta,"ulangnya dengan nada yang dibuat buat.

"Jijik, Luk!"

"Najis sumpah!"

Ruangan itu kembali dipenuhi suara tawa akibat tingkah Luki. Luki memang sangat senang menggodai Cassie dan kawanannya.

"Apaan dah lu, Luk. Lo yang mraktekin jadi na—"

Drrrt Drrrrt

Deringan ponsel Aldi memutus ucapannya sesaat, "Bentar, gue ada telpon."

"Halo, Verrel?"

"Ald, lo dimana sekarang?"

"Gue masih latihan di sekolah. Ada apaan?"

"Adek gue mana, nyet? Udah jam setengah tujuh ini."

"Astaga, gue nggak liat jam! Iya, bentar lagi gue anter Salsha pulang."

"Ya udah, kali ini gue maafin."

"Btw, kenapa lo nggak nelpon Salshanya langsung?"

"Hapenya nggak aktif."

"Oh, oke."

Tuuut

Setelah sambungan telpon dengan Verrel berakhir, Aldi segera melirik jam tangannya. Benar saja, sudah hampir jam tujuh malam.

"Sal, kakak lo barusan nelfon gue. Hape lo mati ya?"tanya Aldi pada Salsha.

"Nggak kok. Hape gue nggak mati,"bantah Salsha seraya mengecek hape di dalam tasnya. Ketika hendak dinyalakan, layarnya tetap hitam.

Salsha menyengir, "Iya deng, mati. Abis batrenya."

"Yaudah, kakak lo udah nyariin tuh. Cabut yuk,"ajak Aldi.

"Cover nya gimana dong?"tanya Salsha.

"Cover mah bisa kapan aja, Sal. Santai aja,"jawab Iqbaal.

"Thanks ya guys. Yuk, Di. Abang gue rempong kalau kelamaan,"ucap Salsha menarik tangan Aldi.

"Bye!"sorak Luki, Iqbaal, dan Karel.

"Eh, sebenarnya mereka tuh pacaran atau nggak sih?"tanya Luki beberapa saat setelah Aldi dan Salsha pergi.

"Nggak pacaran,"jawab Karel dan Iqbaal serempak.

"Lo dibilangin dari jaman batu kaga percayaan banget sih,"tukas Karel sebal.

"Cieeh, mantannya sensi nih ye,"ledek Iqbaal. Karel meninju pundak Iqbaal dengan kencang sebagai balasannya.

"Tapi kok perasaan lengket mulu sih? Berangkat, istirahat, sampe pulang aja bareng. Si Salsha telat pulang, yang ditelfon abangnya si Aldi. Gimana mau percaya coba,"tutur Luki.

Iqbaal mendengus, "Udeh ye, kaga usah kepo sama urusan anak dua itu."

"Meski mereka nggak pacaran pun, lo nggak ada kesempatan buat jadian sama Salsha,"lanjut Karel ikut memanasi Luki.

"Sialan lo ber—"

Ceklek

"Permisi,"sapa seorang pemuda seumuran mereka menginterupsi umpatan Luki.

"Siapa ya?"tanya Karel bingung, karena tak pernah melihat pemuda ini sebelumnya.

"Mau mastiin, ini tempatnya band Dragon?"tanya pemuda itu. Di tangannya terdapat selebaran brosur yang dibagikan Iqbaal dan Aldi beberapa hari lalu.

"Iya. Lo anak SMA ini?"

"Mulai besok, iya. Katanya disini tempatnya, tapi nggak ada jamnya. Ada yang tahu kapan nggak?"tanya pemuda itu lagi.

Iqbaal terkekeh, "Gini aja, kasih biodata lo ke gue. Besok gue urusin."

Pemuda itu dengan cepat mengangguk dan mulai mencatat data dirinya di atas kertas.

.

.

.

.

Yo!

Udah chapt 2 nih!

Sekedar spoiler, tokoh baru ini bakal jadi perubah keadaan.

Siapa dia, bisa dibaca di  chapter selanjutnya.

Makanya vote and comments ya gaes.

Hugs n Kissies,

Viannaz.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro