5) Hadiah dari Bagas

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SPACE




Saat ini, Zacky kewalahan sendiri karena sedari tadi Gwen sama sekali tidak membantunya. Ia menyelesaikan pekerjaannya sendiri, sedangkan Gwen dengan tidak berdosanya duduk santai sambil meminum teh pucuk yang tadi ia beli di kantin tanpa sepengetahuan Zacky. Keringat bercucuran memenuhi pelipisnya. Baju seragam yang dikenakan oleh Zacky pun sudah basah akibat keringat.

Zacky keluar dari toilet untuk menghampiri Gwen yang duduk di samping kelas yang ada di sebelah toilet.

"Eh, Gwen, lo enak-enak santai di sini bukannya bantuin gue!" ujarnya kepada Gwen. Sontak Gwen kaget dengan seruan dari Zacky yang tiba-tiba.

"Suruh siapa lo kerajinan banget. Mau-maunya disuruh bersihin toilet," balas Gwen santai.

"Ini juga gara-gara lo, Gwen!"

"Udah lah, Zack, mending lo sini. Kita istirahat dulu. Lo nggak capek?"

"Nggak. Mending lo buruan bantuin gue bersihin toilet. Biar cepet selesai, nih, hukuman," ajak Zacky. Namun, Gwen tidak menghiraukan ajakkan tersebut.

"Ogah! Lo aja," tolak Gwen cepat.

"Lo bantuin gue atau lo gue aduin sama Bu Kuwil karena nggak mau bantuin gue? Biar hukuman lo nambah dua kali lipat?" ancam Zacky.

Gwen terdiam cukup lama. Zacky sangat menyebalkan menurutnya.

"OKE, OKE, GUE BANTUIN LO!" Gwen pada akhirnya mengalah.

"Oke."

"Dasar kayak anak-anak pakek ngadu segala. Cih!" cibir Gwen.

"Bodo!" kata Zacky cuek.

Zacky dan Gwen pun kembali masuk ke dalam toilet untuk membersihkan toilet tersebut. Zacky sangat berharap hukumannya cepat selesai. Seluruh badannya sudah terasa remuk akibat membersihkan lantai toilet yang sangat luas ini. Maklum saja karena sekolah mereka termasuk sekolah yang sangat elite.

"Zack, gue capek, nih," keluh Gwen.

Tak ada sahutan dari Zacky. Cowok itu tetap fokus mengerjakan pekerjaannya.

"Zacky!" panggil Gwen sekali lagi.

"Zacky woy!" teriak Gwen lebih kencang dari sebelumnya.

"Apa, sih?"

"Gue capek. Udah, yuk, cabut aja dari hukuman. Banyak lagi, nih," ujar Gwen.

"Gimana kalo Bu Kuwil tau?"

"Enggak akan lah!"

"Serius?"

"Iya. Udah ayuk. Lagian ini kita bersihinnya udah setengah, nih. Ya kali kita semua yang bersihin."

"Kita mau cabut ke mana? Sekarang jam pelajaran. Jam istirahat pertama baru aja selesai."

"Ke kantin lah. Gimana, sih, lo!"

"Ogah!"

"Udah nggak usah banyak ngeluh. Mending lo kerjain pekerjaan lo, gue juga kerjain pekerjaan gue. Buruan!" titah Zakcy tegas.

"Ish! Tadi lo mau gue ajak cabut. Kok, sekarang lo berubah pikiran gini, sih?"

"Diem!"

Gwen tidak menyangkal lagi. Ia langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Zacky meski terpaksa.


🍀🍀🍀


"Huaaaa!!! Akhirnya siap juga hukumannya," ujar Gwen lega.

Sekarang ini Zacky dan Gwen sedang duduk di tempat yang diduduki oleh Gwen sebelumnya. Mereka beristirahat setelah menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh Bu Kuwil.

"Zacky," panggil Gwen.

"Hm?"

"Lo nggak capek apa?" tanya Gwen.

"Menurut lo?"

"Mana gue tau lah. Kalo gue tau, gue nggak akan tanya sama lo, Zacky."

"Ya udah."

Terjadi keheningan di antara mereka berdua. Gwen meminum minuman yang tadi sempat ia beli. Sedangkan Zacky menahan rasa hausnya.

"Oh, ini yang katanya di hukum berdua itu," ledek Bagas ketika dia ingin pergi ke toilet.

"Ngapain lo?" tanya Gwen

"Ke toilet lah."

"Awas lo, ya, ngotorin toilet lagi. Udah kita bersihin, tuh!" ujar Gwen memberi peringatan.

Bagas tidak mengubris perkataan Gwen. Ia langsung masuk ke dalam toilet untuk mengurus urusan negara yang sedari tadi ia tahan.


🍀🍀🍀


Bagas keluar dari toilet dengan wajah sumringah karena perutnya yang sudah lega. Ia langsung menghampiri Zacky dan Gwen yang masih setia di tempatnya.

"Lo berdua, kok, nggak masuk?" tanya Bagas heran.

"Suka-suka kita, dong."

"Mau berdua-duaan, kan, lo sama Zacky? Ngaku lo?" tuding Bagas kepada Gwen.

"Ehhh!! Tuh, mulut perlu gue kasih cabe, hah?!"

"Kalo lo marah berarti gue bener, dong?"

"SALAH BESAR!"

"Bener lah gue."

"Lo gue aduin ke Aina, ya!"

"Lah? Kok, jadi ke Aina?" tanya Bagas bingung.

"Iya lah! Gue bilang sama Aina kalo lo gangguin gue."

"Hubungannya sama Aina apa kalo gue gangguin lo?"

"Ya lo, kan, sahabatnya Aina. Pasti lo dimarahin nanti sama Aina kalo lo gangguin gue," kata Gwen percaya diri.

"Dih! Aina nggak peduli sama yang begituan kali."

"Kata siapa?"

"Kata gue lah barusan."

"Eh, Aina!" panggil Gwen ketika melihat Aina yang kebetulan sekali baru saja melewati mereka.

"Kenapa, Gwen?" tanya Aina.

"Lo mau kemana?"

"Gue mau antar buku latihan ke ruang guru," jawab Aina.

"Bilangin, tuh, Si Bagas! Jadi orang jangan suka usil."

"Hah? Gimana-gimana? Gue nggak ngerti, Gwen," tanya Aina bingung.

"Ish! Bagas, tuh, perlu lo kasih tau. Biar nggak suka usil sama orang, Na," jelas Gwen.

"Usil gimana, sih? Emang dia ngapain lo?"

"Udah, Na. Nggak usah dengerin apa kata Gwen," ucap Bagas pada Aina.

"Emang lo usilin Gwen gimana, Gas?"

"Nggak ada. Gue cuman bilang kalo Gwen mau berdua-duaan sama Zacky di sini," ungkap Bagas menjelaskan.

"Nah, itu, Na. Masa gue dituduh mau berdua-duaan sama Si Zacky."

"Emang lo mau berdua-duaan sama Zakcy, Gwen?" tanya Aina dengan lugunya.

" Etdahhh!!! Nih, anak lemot banget."

"Hah? Kan, gue nanya. Gue salah?"

"Nggak, Na. Lo nggak salah. Gue yang salah," jawab Gwen kesal.

"Terus?"

"Lo sih, Na. Kebanyakan main sama cacing-cacing lo itu."

"Kok, jadi ke cacing, sih?"

"ASTAGA, AINA! UDAH, NA, LO ANTAR AJA, TUH, BUKU!" usir Gwen. Ia sangat kesal dengan Aina yang sangat lemot ini.

"Iya. Gue tinggal, ya. Bu Kuwil pasti udah nunggu."

"Ada tugas nggak, Na?" tanya Zacky

"Nggak ada, kok, Zack."

"Oke, thanks."

"Ya udah gue duluan."

"Iya, udah sana!"

"Oke, bye!"

Aina pun melanjutkan perjalanannya menuju ruang guru untuk mengantarkan buku latihan yang berada di pelukannya.

"Tuh, kan, gue bilang juga apa! Aina nggak mungkin marahin gue."

"Nggak, nggak, nggak! Ainanya aja yang nggak ngerti."

"Yeee ... masih nggak mau disalahin lagi."

"Iya lah! Seorang Gwenneth Felicia nggak akan pernah salah."

"Zack, gimana dihukum berdua sama Si Bule?" tanya Bagas kepada Zacky yang hanya diam.

"Biasa aja," jawab Zakcy seadanya.

"Kasihan banget lo, Gwen!"

"Eh, kasian apa, nih?"

"Iya lah. Kasihan Zackynya biasa aja tuh."

"Gue juga biasa aja kali."

"Gue ada hadiah buat kalian berdua."

"Hadiah apa?" tanya Zacky.

"Nggak mungkin, kan, gue kasih di sini hadiahnya?"

"Mungkin."

"Nanti aja gue kasih tau sama kalian berdua. Waktu jam istirahat kedua."

"Awas lo, ya, macam-macam!" ancam Gwen kepada Bagas. Firasatnya tidak enak saat Bagas mengatakan bahwa dia akan memberikan hadiah untuk dirinya dan Zacky.

"Santai, Gwen. Ini bakalan bisa kalian kenang."

"Iya, serah lo, Gas."

"Ya udah, ah, gue mau balik ke kelas. Lo berdua juga. Jangan lama-lama di sini. Nggak enak diliat."

"Ihh, bahasa lo, Gas. Apaan, dah!"

"Hehehehe canda, Gwen. Ya udah gue duluan," pamit Bagas.

"Gue juga mau balik ke kelas," ujar Zacky yang langsung berdiri meninggalkan Gwen.

"Eh, Zacky, tungguin gue!!" seru Gwen seraya mencoba untuk menyamakan langkah kakinya dengan Zacky.


🍀🍀🍀


"Eh, Gas!" panggil Aina saat melihat Bagas sedang berada di taman belakang sekolah sambil memotret apa yang menurutnya bagus.

"Apa, Na?" tanyanya.

"Lo dicariin, tuh, tadi sama si Gwen di kelasnya. Katanya dia nagih hadiah."

"Oh, iya! Lupa gue."

"Ya udah yuk!"

"Ke mana?"

"Kelas lo lah. Nemuin Zakcy sama Gwen."

"Lah, hadiahnya nggak lo ambil dulu di kelas lo?"

"Hadiahnya di sini," ucap Bagas sambil menunjuk ke arah kamera yang ia gantung di lehernya.

"Hah? Maksudnya?"

"Udah ayo!" ajak Bagas dan langsung menarik tangan Aina. Aina sontak kaget dengan Bagas yang tiba-tiba memegang tangannya.

Mereka pun berjalan menuju ke kelas Aina dengan Bagas yang menggandeng tangan Aina tanpa sadar.

Setelah memasuki kelas Aina, tatapan anak-anak kelas langsung tertuju kepada keduanya. Berbagai siulan dan godaan juga menyerbu mereka.

" Cailehh!!! Main gandeng aja lo, Gas," goda Zidan saat melihat mereka sudah berdiri di depannya.

Saat ini sedang jam istirahat kedua. Mereka memilih berada di dalam kelas daripada harus keluar karena teriknya matahari siang sangat menyengat.

"Katanya sahabat, tapi main gandeng-gandengan. Piwittt!!" ucap Zen dengan sengaja menekankan kata sahabat.

"Kita emang sahabat tau!" balas Aina.

"Eh, Bagas! Mana hadiahnya? Katanya ada hadiah."

"Wihhh!! Hadiah apa, Gwen?" tanya Zidan. Biasa, tingkat penasarannya sangat tinggi.

"Tau, tuh, Bagas. Katanya ada hadiah buat gue sama Zacky."

"Apaan, Gas?"

"Tenang-tenang. Gue kasih tau hadiahnya sama kalian semua."

Bagas mengotak-atik isi kameranya sebelum menunjukkan sesuatu kepada Zacky dan Gwen. Ia menggeser tombol-tombol yang ada di kameranya dan mencari foto Zacky dan Gwen.

Saat menemukan apa yang ia cari, Bagas langsung memperlihatkan foto tersebut yang diambil saat Zacky dan Gwen dihukum berdua di toilet tadi.

"EHHHHHH MUKA GUE JELEK AMAT!" teriak Gwen terkejut dengan fotonya yang ada di kamera Bagas.

"IH, BAGAS, HAPUS NGGAK?! HAPUS POKOKNYA GUE NGGAK MAU TAU!" teriak Gwen sangat kesal.

"Oh, NO! Nggak bisa. Ini momen langka tau, Gwen."

"TAPI MUKA GUE DI SITU JELEK BANGET ASTAGA!"

"Apaan, sih?" tanya Zen.

"Iya, foto apa, sih?"

"Apa, sih, Gas? Coba liat."

"Nih." Bagas memperlihatkan foto Zacky dan Gwen kepada Zidan, Zen, dan Aina.

"GILA!!! MUKA GWEN JELEK BANGET. HAHAHAHA!" ledek Zidan ketika melihat muka Gwen. Ia langsung tertawa geli melihat foto Gwen yang dipotret oleh Bagas.

Bagaimana Gwen tidak kesal? Di foto itu dirinya sedang tertawa mengejek Zacky yang mukanya terlihat sangat kesal karena Verrisa dan Sora yang sengaja mengganggu pekerjaan Zacky.
Dengan tidak sengaja, Bagas mengambil foto Gwen di saat Gwen tertawa ngakak dan otomatis mulutnya terbuka lebar seperti ikan yang menganga saat diberi makan.

Sedangkan muka Zakcy sendiri terlihat sangat lucu dengan mulut yang sedikit mengerucut ke depan. Namun, tidak menghilangkan kadar ketampanannya. Foto yang dipotret oleh Bagas lebih tepatnya terlihat seperti foto aib mereka berdua.

"Lo ngapain, sih, Gwen? Mau minta makan? Lebar banget mulut lo," ledek Zen yang masih tertawa geli.

"Aduh, Gwen. Komuk lo kondisikan lah! Sampe sakit perut gue ketawa terus!" kata Aina sambil memegangi perutnya.

"ISH, SIALAN! LUCU DARI MANANYA? MUKA GUE JELEK DI SITU!"

"Coba gue lihat." Zakcy langsung merebut kamera yang ada di tangan Bagas.

Saat melihat foto dirinya bersama Gwen, ia sedikit tersenyum. Menurutnya foto ini sangat lucu. Apalagi ketika melihat muka Gwen yang seperti itu.

"Tuh, Gwen. Zacky aja nggak masalah. Dia malah senyum," ujar Aina.

"Iya lah! Muka dia, mah, nggak jelek-jelek amat. Lah muka gue? Udah kayak kehabisan oksigen gitu," gerutu Gwen kesal.

"Gimana, Zack? Ada komentar?" tanya Bagas

"Yang lo potret sekarang makin unfaedah, ya, Gas," ujar Zacky

"HAHAHAHA. Gue cuma mengabadikan momen yang langka, Zack."

"Iya. Langka banget. Jarang-jarang gue liat muka jeleknya Gwen," terang Zacky kepada Gwen.

Eh? Gwen dibuat ambigu dengan maksud dari perkataan Zacky barusan. Pipinya terasa memanas. Jika Zacky mengatakan bahwa ia jarang melihat wajah jelek Gwen, apakah berarti setiap hari yang Zacky lihat adalah wajah cantiknya?

Gwen langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ada-ada saja pikiran gadis itu.

"Eh, enak aja lo kalo ngomong, ya!" protes Gwen tak terima.

"Bodo amat," sahut Zacky.

"Mau gue cuciin nggak, nih? Mumpung gue baik hati," tawar Bagas.

"Cuciin aja, Gas," usul Aina.

"Sekalian sama foto kita berdua, ya, Na?"

"Foto kita yang mana?"

"Yang kemarin di pasar malam."

"Oh, boleh."

"Widih, sahabat rasa pacar," goda Zidan lagi.

"Nanti kirim ke WhatsApp gue, ya, Gas, fotonya," pinta Zacky pada Bagas.

"Eh, buat apa lo nyimpan fotonya?" tanya Gwen

"Buat jaga-jaga kalo lo ngeselin ke gue, gue share aja foto lo yang itu. Tapi nanti guenya dipotong," ujar Zacky.

"ZACKY!!!" teriak Gwen kesekian kalinya. Foto itu sangat membuatnya kesal berkali-kali lipat.

Alhasil, mereka semua tertawa melihat Gwen yang sangat kesal seperti itu. Jarang-jarang mereka bisa mengerjai Gwen seperti ini. Biasanya Gwen yang sering menjahili mereka.


🍀🍀🍀



Komen dan vote, ya! Biar kami tambah semangat update😁


Ada salam dari Bagas, nih.

Bagas: "Woy, gue bukan Gas. Lo pada jangan ngira gue jualan gas, lho, ya!"

Gwen: *nampol mukanya Bagas* "Berisik amat, lo, tukang Gas!"

Keira: "DIEM WOY!" *ngarungin mukanya Bagas sama Gwen pake karung goni, nyuruh mereka diem* "Oh ya, mamen. Yang nge-vote sama comment, gue doain bisa nonton konsernya bias!"

Zen: "Yoi! Buat kalian yang juga dengan senang hati masukin SPACE ke reading list, jangan khawatir ... entar gue kasih kuota satu terra byte! Gratis, kok."

Zidan: "BO'ONG tapi."

Andromeda: "Gue kirimin buket bunga juga ke rumah kalian nanti😊" *tebar kemenyan*

Verissa: "Intinya, yang baca cerita ini harus vote, okay?! Gue gamau tau! Awowkwowk."

Aduh kenapa mereka tiba-tiba jadi pada dateng, ya.

Udah lah, ayo, lanjut.

Vote dan komen dulu dong jan lupa😉

Bye.


Salam manis,
All authors.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro