[30]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kevin tertegun, bingung untuk memberikan timbal balik kala melihat empat sosok yang tak lain adalah teman sekelasnya ditempat ini setelah rumor itu beredar karena dirinya. "Eh--kenapa kalian berada di tempat ini?"

Viola yang mendengar itu, sungguh sangat gemas dan ingin memberikan sebuah pelajaran kepada Kevin, karena telah menyebarkan berita omong kosong itu. Akan tetapi, ia telah berjanji kepada Atlas untuk mencoba tenang sebelum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

"Kita seharusnya bertanya kepadamu! Apa yang kau lakukan di sini, sehingga kau tidak masuk ke sekolah hari ini. Oh astaga, bahkan selama tiga hari berturut-turut!" ucap Viola yang mencoba untuk tenang.

"Apa kau tidak waras? Kau bisa saja dikeluarkan dari sekolah jika sikapmu seperti itu," timpal Katty yang berdiri di samping Yeonchun dengan kipas yang terus bergerak membuat angin untuk menerpa wajahnya yang berpeluh ditempat sesak seperti ini.

Kevin yang mendengarkan hal itu, sontak saja menggaruk kepalanya dengan bingung. Tidak tahu harus mengatakan apa, terlebih saat ingatan mengenai rumor itu terus saja melintas di kepalanya.

Mendadak, ia gemetar ketakutan saat melihat raut wajah Viola yang saat ini berkacak pinggang. "Eh--itu---"

"Kami sudah tahu, hal buruk yang telah kau lakukan, Kevin. Akan tetapi, kami dan lebih utama aku juga Viola, ingin mendengar alasan kau melakukan hal itu. Kenapa kau melakukannya?" Atlas yang sejak tadi bungkam, kini berujar. Sontak saja, membuat Kevin mendelik tidak percaya kala hal yang ia lakukan, kini terbongkar

"Kalian, sudah tahu?"

Mereka semua mengangguk serempak.

"Dan kami sungguh tidak percaya, jika teman sekelas kamilah yang melakukan itu semua. Sungguh, kami sangat terkejut," sahut Yeonchun.

Kiano mengangguk. "Kami berharap, kau memberikan alasan saat kaj melakukannya dan menanggapi surat dari Bimbingan Konseling," tambah Kiano yang semakin membuat Kevin sangat terkejut.

Ia menyisir rambutnya ke belakang, lantas mengamati semua teman sekelasnya yang memberikan tatapan amat menusuk. 

"Aku--aku---"

"Kevin, sekarang bersiap-siaplah! Nanti saja bicaranya," pinta seorang pria berambut keriting yang langsung saja menarik pergelangan tangan Kevin. Namun, Kevin menepis dengan senyum.

"Aku akan menyusul. Ada hal yang harus kuselesaikan dengan mereka semua," ucap Kevin.

Pria itu sekejap terdiam, tetapi memberikan tepukan bahu sebagai balasan lalu pergi terlebih dahulu. Hal itu bisa di atasi, tetapi ia masih perlu menyelesaikan hal yang saat ini ada di hadapannya.

"Aku akan mengatakannya, semuanya!" gumam Kevin sembari menghela napas dan bersiap untuk menceritakan semuanya.

Terlihat, Kevin memberi fokus pada Viola yang menanti jawabannya. "Ini karena kau, ketua kelas."

Alhasil, Yeonchun, Atlas, Katty dan Kiano menoleh ke arah Viola dengan bingung. "Viola?"

Viola pun sama terkejutnya dan menunjuk diri sendiri. "Aku? Memangnya, apa yang aku lakukan kepadamu?" tanya Viola yang bingung.

Kevin hanya mengangguk dengan senyum miring. "Aku tahu, kau melupakan hal tidak penting itu. Akan tetapi, cobalah ingat beberapa hari lalu saat kau merebut ponselku dan mematikannya."

Alhasil, masa itu langsung terputar begitu saja dikepalanya.

"Kenapa kau menggunakan ponsel saat jam belajar?" tanya Viola. Akan tetapi, tidak ada balasan. Oh astaga! Viola baru menyadari jika lelaki itu mengenakan airpods.

Sangat jengkel, Viola langsung merebutnya dan mematikan ponsel itu begitu saja. Tidak lupa mengamati wajah teman sekelasnya itu dengan kesal. "Jika tidak ada larangan untuk membawa ponsel, kau tentu paham akan larangan untuk memainkannya saat belajar. Sebagai ketua kelas, larangan ini dijunjung tinggi di kelas 10!"

"Kau harus memahami, bagaimana game yang terus dimainkan tanpa mengenal waktu, akan membuat kehidupanmu hancur berantakan! Kau akan jadi sampah jika terus seperti ini dan kau hanya boleh mengambil ponselmu setelah bel berbunyi nanti."

Detik selanjutnya, Viola menghembuskan napas kasar dan mengamati sekitarnya dengan perasaan canggung. Kevin yang melihat hal itu, langsung saja tersenyum sinis.

"Selama aku hidup, hanya kaulah yang mengataiku sampah dan aku sangat membencimu, karena kaulah alasan dibalik aku dieliminasi dalam turnamen game yang dilaksakan oleh perusahaan keluargamu sendiri sebab aku yang langsung hilang dalam turnamen babak kedua itu!" jelas Kevin yang membuat kedua bibir Viola serasa diberi perekat---tidak tahu harus mengatakan apa.

"Aku, aku sama sekali tidak bermaksud--" Viola tidak melanjutkan tutur katanya saat Kevin memberikan bahasa isyarat kepadanya untuk menghentikan penjelasannya.

"Aku suka game, tetapi kau tidak perlu menghinanya seperti itu. Kau … kau seharusnya menarik airpodsku saja pada waktu itu, karena sungguh! Kau membuatmu benar-benar sakit hati, karena turnamen itu adalah turnamen yang aku tunggu sejak dulu dan kau!" Kevin tidak berujar lagi. Ia sungguh kesal

Sementara yang lainnya, memilih untuk bungkam kala Atlas memberi isyarat kepada mereka untuk tidak mengatakan ataupun bertindak apapun, sebab Viola yang akan memperbaikinya. Setidaknya, mereka tidak akan memperkeruh suasana yang ada.

Viola pun sontak menatap Kevin dengan lekat. Ia memang mengakui kesalahannya itu, tetapi Kevin tentu harus mengetahui alasan ia mengatakannya. "Aku … aku memang salah. Akan tetapi, aku tidak pernah bermaksud untuk mengatakan hal itu. Aku juga tidak tahu jika kau sedang turnamen. Untuk itu, maafkan aku," ucap Viola yang merasa bersalah.

Namun, Kevin merotasikan bola matanya dengan malas. "Apa dengan mengatakan itu, aku bisa ikut turnamen itu lagi? Tidak bukan? Jadi, simpan saja permintaan maafmu itu---"

"Terus, bagaimana dengan kau yang melakukan hal itu kepadaku? Apa kau sama sekali---"

"Kevin! Sekarang giliranmu! Cepatlah!"

Mendengar hal itu, membuat Kevin langsung saja berlalu dan meninggalkan temannya begitu saja. Tanpa mengeluarkan sepatah kata dan membuat Yeonchun, Kiano dan Katty sangat kesal.

"Dia! Dia sungguh menjengkelkan! Aku sangat ingin mengcekiknya!" sahut Katty dan mendapat anggukan dari Kiano dan Yeonchun.

Namun, Viola mengabaikannya dan memilih mengamati Atlas dengan cemas. "Atlas, aku harus apa?"

Atlas yang melihat itu, sontak memejamkan mata. Demi apapun, ia tidak bisa melihat Viola seperti ini. Namun, ia juga bingung untuk melakukan apapun itu. Alhasil, ia hanya menghela napas lalu berkata, "Masalah ini akan selesai. Akan tetapi, kita menyaksikan turnamen ini dulu. Aku yakin, masalah ini akan ada jalan keluarnya." Atlas berujar yang membuat yang lainnya mengangguk saja.

***

Sesuai perkataan Atlas, saat ini mereka menyaksikan bagaimana Kevin---teman sekelas mereka tengah mengikuti turnamen game petualangan dan perang yang cukup terkenal di London. Namanya, Warandventure.

Akan tetapi, Viola tidak fokus pada turnamen itu. Pikirannya berselancar, memikirkan hal yang harus ia lakukan agar masalah ini cepat selesai.

"Selama aku hidup, hanya kaulah yang mengataiku sampah dan aku sangat membencimu, karena kaulah alasan dibalik aku dieliminasi dalam turnamen game yang dilaksakan oleh perusahaan keluargamu sendiri sebab aku yang langsung hilang dalam turnamen babak kedua itu!"

Viola lantas terdiam. "Karena aku, Kevin dieliminasi di turnamen yang diadakan oleh perusahaan Dad dan Kakakku. Oh astaga! Ini seperti kebetulan sekali!" ucapnya yang membuat Atlas langsung menoleh.

"Ada apa?"

Viola masih terdiam, mencoba untuk mencari jalan keluar dari masalahnya.

[Kak Vanko]
Begini saja, Viola. Temui aku di rumah jika kau ingin meminta sesuatu atau telepon aku saja. Aku sudah berjanji pada waktu itu. Jadi, kau tidak perlu khawatir jika aku mengingkarinya. Ya, asalkan tidak kelewat aneh juga.

Viola pun sontak tersenyum lebar dan langsung memeluk Atlas dengan erat. "Atlas, aku sudah tahu, apa yang harus aku lakukan dan aku akan memperbaiki semuanya. Sungguh! Aku sangat bahagia dan terima kasih," ucapnya yang masih memeluk erat tubuh Atlas.

Sontak saja, Atlas dibuat terkejut dan tidak bisa berkata-kata. Bahkan, Yeonchun, Katty dan Kiano pun dibuat melongo tidak percaya dengan tindakan yang dilakukan oleh Viola. Mereka sangat terkejut.

Akan tetapi, Yeonchun, Katty dan Kiano langsung berdeham, membuat Viola langsung menjauhkan diri dari Atlas dengan perasaan campur aduk.

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro