1. Julie's Boyfriend

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Haloo^ jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen, untuk membantu author lebih semangat mengunggah cerita ini😁
.
.


"Kok, kamu cepet banget pulang kuliahnya? Perasaan kalau Ibu lihat-lihat, Juna selalu balik setelah Magrib, kadang-kadang Isya."

Bukan sekali-dua kali Julie mendengar ocehan ibunya. Dia juga heran kenapa Juna bisa pulang sampai bada Magrib. Sekian sekon ia tertegun memandang gerbang rumah Juna yang tertutup rapat. Julie memindai keadaan seseorang yang entah kapan akan membuka gerbang. Dari balkon lantai dua, Julie dan ibunya sama-sama menatap halaman depan rumah Juna.

"Jul, kalau Ibu bicara dijawab, dong!"

"Juna sibuk, Bu. Lagian dia biasa pulang ke kosan."

"Kalau sibuk juga kalian bukannya satu organisasi? Ya, kalau Juna balik bada Magrib, kamu juga baliknya barengan sama dia."

Benar. Julie juga ingat kalau hari ini tidak ada kegiatan di UKM. Paling minggu depan rapat buat ORASI BASMI. Pikiran Julie makin tidak tenang, tersudut-sudut pada kemungkinan yang paling buruk.

Juna memang tinggal di indekos, makanya jarang pulang. Namun, hei ... Julie mengenal Juna sebelum mereka pacaran. Ya, bisa dibilang dulu mereka suka main bareng bahkan pas masih pakai celana dalam. Tentu tidak berdua, tetapi beramai-ramai nyebur ke kolam Om Diki di ujung komplek.

"Jangan-jangan, Juna selingkuh," bisik ibunya.

Julie menatap sewot ke arah sang ibu. Sudah dibikin overthinking oleh gosip di jurusan, sekarang ibunya malah ikut-ikutan. Oh, ya, Juna dan Julie memang sepakat untuk tidak mengumbar hubungan mereka. Cukup mereka yang tahu, tetapi Julie malah membocorkan ke ibunya.

Namun, baru berjalan dua minggu, Julie sudah dibikin keki. Pasalnya, Juna cuek bebek setengah mati. Satu lagi, baru-baru ini ada kabar yang membuat Julie gelisah, yaitu tentang Juna yang kedapatan mengantar seorang mahasiswa baru di jurusan mereka.

Julie kenal anak itu, ya ... wong, dulu dia sempat tegur sapa saat acara keakraban. Namanya Alana! Julie akan mencatatnya besar-besar di dalam kepala, ALANA! Ya, gadis yang katanya lagi dekat sama Juna.

Kalau Juna jomlo, tentu tidak masalah untuk Julie. Masalahnya, dia punya cewek, she is Julie!

"Jul, kamu hati-hati, deh. Namanya cowok, ya, mana ada cukup satu. Orang nikah aja masih bisa selingkuh, ini ... lho, masih pacaran aja. Lirik cewek, mah, gampang."

"Ih, Ibu kenapa bicaranya begitu?"

"Bener, Ndak?"

"Nggak tau, lah. Ibu nyebelin, deh. Aku masuk dulu!"

Setengah jengkel, Julie membuka pintu kamar. Ia mendengus berkali-kali. Pikirannya kelayapan, terutama pada kemungkinan terburuk tentang gosip yang beredar. Kalau Juna sebenarnya lagi dekat sama mahasiswa baru.

Julie merebahkan tubuh pendeknya di kasur empuk bersprei karakter Doraemon. Satu tanganya terangkat setelah merogoh ponsel di saku celana pendek sebatas lutut. Dengan gerakan super cepat, ia mengetik pesan lewat WhatsApp untuk Juna.

[Jun, kamu di mana? Balik ke kos?]
[Aku lihat rumahmu sepi.]
[Seengaknya kabarin aku.]
[Junaaaa!]

Gadis berlesung pipi itu mendesah sebal. Seharian setelah pulang kuliah, Juna benar-benar enggak bisa dihubungi. Julie memang sepakat untuk tidak mengumbar hubungan mereka, bersikap biasa saja, tetapi kalau sudah begini, Juna keterlaluan.

Belum genap sebulan kesepakatan mereka berjalan, Julie sudah keki sendiri. Juna benar-benar! Menganggapnya seolah bukan pacar.

[Jun? Junaaa!]
[Ada yang mau aku omongin.]
[Kalau udah online, telpon aku.]

Akhirnya gadis itu menyerah dan memejam sejenak. Mau menelepon juga percuma. Nomor Juna tidak aktif. Sudah dari sore tadi Julie mencoba menghubungi Juna, tetapi cowok itu entah ke mana.

"Jul! Ada Syanaz, nih."

Teriakan mamanya membuat Julie bangkit. Dengan langkah gontai, ia keluar dari kamar. Syanaz ada di ruang tengah dan sedang berbincang dengan mamanya. Begitu mengangkat kepala dan melihat Julie di pembatas tangga lantai dua, Syanaz langsung dadah-dadah.

"Sini naik," ajak Julie.

"Tante, aku naik dulu, ya."

Ibu Julie hanya mengangguk dan membiarkan Syanaz menyusul Julie. Jauh dari lantai dasar, kedua gadis itu sudah sama-sama duduk di pinggir kasur. Syanaz sempat mengernyit begitu melihat wajah tertekuk sahabatnya.

"Kenapa? Ada masalah di kampus?"

"Sumpah, Nas!" Julie mengerang. Selain mamanya, Syanaz juga tahu hubungan dirinya dan Juna. Ya, wong mereka satu komplek. Rumah Syanaz ada di depan rumah Julie. Bedanya, mereka kuliah di kampus yang berbeda. "Juna ngeselin banget."

"Oh, si Jujun lagi."

"Juna."

"Iya, Jujun."

"Nggak, nama panggilan itu aneh dan nggak bagus. Aku nggak suka."

Syanaz akhirnya menyerah. Julie kalau lagi bete sungguh enggak aman untuk diajak berdebat. Kalau dipaksa, nanti Julie bisa mengamuk habis-habisan.

"Kenapa lagi? Eh, tapi tadi aku lihat gerbang rumahnya masih digembok. Ibu dan ayah masih di Lotim kali."

"Itu dia! Juna nggak pulang."

"Pasti dia sama temennya, Jul. Juna juga nggak betah di rumah, makanya nyewa kos. Paling juga lagi tidur, tuh. Kayak nggak tahu aja cowokmu."

"Masalahnya, Nas ...." Julie mengacak rambut saking frustrasinya karena beberapa hari ini. "Kamu nggak tahu apa yang terjadi karena kita nggak kuliah bareng."

Untuk sesaat gadis berdarah china itu mengetuk-ngetuk telunjuk di bibirnya. Syanaz memandang sang sahabat sejenak, lalu tiba-tiba menjengit mundur dengan membekap mulut.

Ekspresi Syanaz menghadirkan kernyit heran yang tercetak jelas di dahi lebar Julie.

"Jangan-jangan ... dia selingkuh."

Double kill. Julie makin enggak tenang. Pasalnya, bukan cuma mamanya, tetapi kini sang sahabat malah berfirasat demikian pula.

Pikiran Julie kembali terantuk pada gosip di kelasnya. Ada satu teman kelas Julie yang sering melihat Juna bareng Alana. Kadang-kadang diantar pulang atau datang ke kampus bareng. Awalnya Julie pikir temannya salah lihat, tetapi gosip itu kian merebak.

Mereka memang enggak tahu kalau Julie dan Juna ada hubungan. Akan tetapi, ini Juna! Arjuna Sastra Kiharja. Itu, lho! Manusia unyu, mageran, tetapi keren kalau udah turun ke jalan. Manusia yang sebenarnya kalau dibilang cakep, yeahhh ... lebih ke cantik, sih. Kayaknya tertular wajah 'cantik' sahabatnya, Sangga Aji.

Dari pas jaman OSPEK Jurusan pun, Juna banyak dilirik mahasiswa baru. Oke, saat itu Julie masih bodoh amat karena belum jatuh cinta dan hanya sebatas teman main masa kecil. Sekarang cerita sudah berbeda! Juna adalah miliknya. Wajar saja dia cemburu.

"Ini salah, sih," gumam Syanaz tiba-tiba setelah membuat Julie sibuk overthinking, "coba dari awal pacarannya terang-terangan. Kamu nggak mikir kalau begini Juna bisa tepe-tepe ama maba. Kayak nggak tau aja kelakukan kating kebanyakan."

Syanaz malah terkesan curhat karena menjadi korban kakak tingkat.

"Itu kan kisah cintamu," celetuk Julie.

"Jadi, kamu masih percaya sama Juna?"

"Iya."

"Aduh, susah." Kini Syanaz yang berbaring telentang di ranjang. Mengamati langit-langit kamar.

"Nas, dia nggak ada ngabarin aku setelah pulang kuliah. Beberapa hari ini ada gosip, katanya banyak yang lihat Juna nganterin maba. Kesel banget! Aku nggak mau percaya, tapi mereka ... sikap Juna juga bikin aku waswas."

Kedunya berbaring sebelahan. Sama-sama mengamati plafon putih dengan pikiran yang saling berisik. Ingatan Julie menyentuh setiap inci momen yang telah lewat bersama Juna. Dia bahkan enggak bisa membayangkan kalau memang benar Juna mengkhianatinya.

Mereka berdua sudah sama-sama sepakat untuk saling memercayai dan enggak ada kebohongan. Namun, kali ini Julie resah sendiri. Kepercayaannya terombang-ambing.

"Gimana kalau gosip itu bener, Nas?" tanya Julie.

"Putusin."

"Kok, kamu kejam, sih? Aku sayang sama Juna."

"Tapi, kamu diselingkuhi."

Julie memandang sinis ke arah Syanaz. Teman apa bukan? Bikin Julie makin bimbang.

"Besok aku tanya, deh. Sekalian nunggu balesan dia." Julie mengecek ponsel lagi. Namun, tetap saja pesannya enggak berbalas. Begitu pula dengan log panggilan, enggak ada panggilan masuk juga.

Juna memang hobi membuat perasaan Julie berkecamuk.

Cowo unyu, tapi sayangnya Julie nggak tau Juna punya rahasia:)
Rahasia Juna udah bocor di cerita Foolove, kalau mau tahu baca dulu Foolove.;)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro