ARC 1 {Awal Petualangan}

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[Kode Nama]

"Rahasia dibalik Wattpad?"

Aku mulai berpikir untuk apa orang ini datang kepadaku, dan baru saja dia mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.

"Apa kau gila, tidak ada hal yang seperti itu..!" kataku tajam kepada orang misterius yang bernama CryVirus ini.

"Baiklah bila begitu, aku akan mengganti pertanyaannya.." katanya.

"Apa kau tahu, siapa yang telah membuat Wattpad?" tanya CryVirus kepadaku.

"Seorang Manusia.." jawabku singkat.

"Kau ini.."

"Aku bisa mendengarmu, bodoh.."

"Mari kita mulai saja.." kata pria yang ada di depanku.

"Heh? Tubuhku? Tubuhku tidak bisa bergerak??"

Pada waktu bersamaan tanah yang aku pijak bergoyang-goyang, bukan tanah saja tapi langit juga seperti gelombang air laut.

"Ada apa sebenarnya?"

"Dia lahir disebuah desa yang sangat terpencil jauh dari perkotaan.." kata CryVirus memulai ceritanya, karena tidak bisa apa-apa aku pun terpaksa mendengarkan ceritanya. "Dia memiliki sebuah mimpi yaitu menyatukan semua cerita menjadi satu dalam sebuah tempat. Untuk melakukan itu Dia harus pergi dari desa menuju kota, di kota Dia bekerja sangat keras sampai dia mencapai puncaknya," kata CryVirus masih bercerita.

"Dia berhasil mewujudkan cita - citanya, tapi keesokan harinya Dia menghilang. Tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya, termasuk keluarganya sendiri. Singkat cerita, orang pertama yang menggunakan aplikasi yang dia buat, orang itu mendapatkan kekuatan yang aneh. Kekuatan itu terus berkembang dan berkembang sampai sekarang, nama tempat itu adalah Wattpad.."

Pada waktu CryVirus mengakhiri ceritanya, tubuhku kembali dapat digerakkan.

"A - Apa itu tadi?" tanyaku sambil mengucurkan keringat yang banyak.

"Itu salah satu dari kekuatan supernaturalku.." jawab CryVirus.

"Kekuatan Supernatural?"

"Setiap kekuatan mewakili Kode Nama mereka masing-masing.." lanjut CryVirus.

"Kode Nama? Aku tidak mengerti semua yang kau katakan?" kataku bingung.

"Bagaimana aku menjelaskannya kepadamu agar kau dapat cepat mengerti..?" kata CryVirus seraya menggaruk rambutnya.

"Id Nama CryVirus.." kata seseorang.

Sontak saja aku langsung melirik ke asal suara itu dan melihat tiga pria tinggi mengenakan jas hitam berdasi biru.

"Siapa mereka?"

"Oh kalian bertiga, ada apa?" sahut CryVirus dengan santainya.

"Kami memilki laporan dari OW.." jawab pria yang paling depan. "Mereka setuju jika anda ikut dalam event," lanjutnya.

"Benarkah? Thanks~~" kata CryVirus tersenyum, pada waktu bersamaan ketiga pria itu menghilang setelah di tiup angin.

"K - Kemana mereka pergi?" tanyaku.

"Mereka kembali ke OW, dan juga itu salah satu dari kekuatan supernatural mereka.." jawab CryVirus yang kembali menatapku.

"Jadi Riza, maukah kau ikut denganku?" tanyanya.

"Ikut... Denganmu? Kenapa aku? Kenapa kau memilihku?" tanyaku kepada CryVirus.

"Hmm, kenapa, ya?" kata CryVirus sambil memasang ekspresi berpikir.

"Kenapa aku?"

"Mungkin karena aku ingin.." kata CryVirus.

"Itu bukan jawaban yang aku inginkan!"

Aku menghela nafasku dan mengangkat wajahku ke atas.

"Baiklah jika kau memaksa.." kataku membuat CryVirus tersenyum lebar.

"Kenapa dia tersenyum?"

"Thanks Riza, waktunya memulai ritualnya.." kata CryVirus.

"R - Ritual??!" kataku bergidik ngeri.

"Tenang saja. Ritualnya mudah saja, kau hanya perlu memfollow-ku dan aku followback akunmu.."

Setelah CryVirus mengatakan itu, aku menghembuskan nafas lega.

"Tapi hpku di rumah.."

"Akan aku ambilkan.."

Seketika itu juga tiba - tiba saja sebuah hp bermerek Sony putih cerah ada ditangannya.

ITU HPKU!!

"Nih.." katanya sambil menyerahkan hp Sony kepadaku.

"Baterainya mau habis!" cetusku sendikit kecewa.

"Itu penuh loh.."

"Apa yang... PENUH???!" teriakku terkejut melihat baterai hpku telah mencapai warna hijau.

"B - Bagaimana kau melakukannya?" tanyaku.

"Itu juga salah satu kekuatanku.." jawab CryVirus santai.

"Memangnya kau memiliki berapa banyak?" tanyaku.

"Satu.."

"Heh?"

"Aku cuma memiliki satu kekuatan supernatural saja.." kata CryVirus sambil tersenyum kepadaku.

"Apa - apaan orang ini?"

Aku menghela nafasku lalu aku buka aplikasi Wattpad.

"Perasaan udah di follow tapi... Kenapa disini tidak??"

"Apa benar cuma follow akun saja?" tanyaku memastikan.

"Kau ini tidak percaya sama sekali padaku ya, Riza.."

"Memangnya siapa yang mau percaya dengan seseorang yang tiba - tiba saja mengajakmu ke dalam kematian.." batinku.

Aku menggerakan layar hp dan mencari cerita yang memiliki judul 'Give Me Yourself'. Aku berhasil menemukan cerita itu dan langsung membukanya, aku tekan nama 'CryVirus' di bawah cover cerita dan terlihatlah profil CryVirus.

"Kenapa kau lama sekali, Riza?" tanya CryVirus.

"Ini lagi usaha.." decakku kesal.

Dengan kesal aku tekan kata 'Mengikuti', pada waktu bersamaan hp samsung CryVirus berdering. CryVirus memgambil hpnya dan membukanya.

"Kau siap, Riza?" kata CryVirus kepadaku.

"Y - Ya.." kataku sambil menelan air liurku sendiri.

Click...

"..........."

"..........."

".........."

".........."




"Tidak terjadi ap-----" kataku terhenti setelah merasakan sesuatu memasuki ke dalam tubuhku.

"Urgh..!?" pekikku sambil memegangi dada kiriku.

"A - Apa yang terjadi? Kenapa panas sekali?" kataku bingung, aku dapat merasakan di bagian dada kiriku sedang terbakar.

Byur...

"ARGH??!" teriakku kesaktian setelah CryVirus menyiramku dengan seember air penuh.

"I - Itu sakit, bodoh, dan juga darimana kau mendapatkan ember itu?" kataku kesal sementara rasa panas yang ada di dada kiriku semakin bertambah.

"Tadi kau bilang kau sedang kepanasan makanya aku menyirammu dengan air.." kata CryVirus.

"Masa bod---"

Aku jatuh tidak sadarkan diri setelah itu.

W Riza POV W

Sekarang aku berdiri disebuah gerbang putih yang mulus dan cerah, disisi gerbang itu terdapat beberapa huruf mulai dari A - Z. Pada saat aku ingin mendekat ke gerbang itu, tiba - tiba saja aku telah dikamarku.

"Mimpi??"

Aku bangun dari tempat tidurku dan menuju keluar kamar, langkahku berhenti setelah aku mengingat kembali pada saat aku merasakan panas di dada diriku. Dengan cepat aku memegang dada kiriku..

"Huuuuh~~ selamat~" ucapku lega.

Aku berjalan dan membuka pintu kamarku dan...

"Benarkah?"

"Iya, Rizani selalu seperti itu pada saat dia ingin tidur.."

"Hahahahah...."

Ada CryVirus, dan dia bersama ibuku.

"Apa yang kau lakukan dirumahku?" tanyaku kepada CryVirus yang sedang asik ngobrol dengan ibuku.

"Oh Riza, kau sudah sadar, baguslah bila begitu. Ayo kita pergi!" kata CryVirus sambil berdiri.

"Pergi? Kemana?" tanyaku bingung.

"Bibi, terimakasih telah memperolehkan aku masuk ke dalam rumah ini.." kata CryVirus lembut kepada ibuku.

"Sama - sama, Rizani juga tidak terlalu sering membawa temannya ke rumah jadi bibi sedikit khawatir dengan hubungan Rizani di luar sana.." kata ibuku.

"Tenang saja, bibi. Aku akan menjaga Riza, ayo Riza kita pergi.."

"Hei, jawab pertanyaanku dulu.."

W SKIP POV W

Aku dan CryVirus berpamitan dengan ibuku setelah keluar dari rumah.

"Kita mau kemana?" tanyaku sambil mengikuti CryVirus dari belakang.

"Kita sudah sampai.." kata CryVirus sambil berhenti.

"Sampai dim---"

Aku terdiam, aku baru sadar jika aku telah berpindah ke tempat yang berbeda.

"K - Kita dimana?" tanyaku.

"Kita ada di Siring atau tepatnya di Menara Pandang..." jawab CryVirus.

Angin berhembus enak dari arah belakangku, aku membalikkan badanku dan membiarkan angin melewati tubuhku.

"Riza.." panggil CryVirus, sontak aku pun kembali membalikkan badanku.

"Apa dadamu sudah tidak sakit lagi?" tanyanya, dan aku cuma mengangguk.

"Apa kau tidak mau memeriksanya?"

"Apa maksudmu?" tanyaku bingung tapi CryVirus malah tersenyum kepadaku.

Aku memegang dada kiriku tapi tidak terjadi apa - apa, lalu aku kembali menatap CryVirus.

"Periksalah.."

Aku memegang ujung koas dibagian perutku, aku naikan secara perlahan sampai setinggi tenggorokan. Aku terkejut melihat sebuah huruf kapital terukir di dada kiriku, aku menatap CryVirus dan dia tersenyum lebar, aku kembali menatap huruf kapital yang terukir di dada kiriku.

"Riza, itu adalah 'Kode Nama' milikmu.." kata CryVirus.

"Kode Namaku?" kataku bingung lalu kembali menatap huruf kapital yang ada di dada kiriku, huruf itu sangat besar, aku pun dapat membacanya tanpa berkaca terlebih dulu.

"A?"

[Kekuatan Dari Kode Nama]


"Apa maksudnya dengan A??" tanyaku kepada CryVirus.

"A adalah kode nama sekaligus kekuatan supernaturalmu.." jawab CryVirus seraya mengangkat jari telunjuknya ke atas."Setiap Kode Nama mewakili kata-kata atau sebutan seperti Kode Nama milikku yaitu 'I'.." lanjutnya.

"Apa itu I??"

"Imagination.."

"Imagination??" kataku bingung.

"Dengan ini aku mendapatkan kekuatan mengkhayal. Aku dapat mengkhayalkan sesuatu dan membuatnya menjadi nyata seperti satu ini.." kata CryVirus.

Pada saat bersamaan angin berhembus pelan melewati kami berdua, seketika itu juga aku dan CryVirus telah berada ditempat lain.

"Tadi aku mengkhayalkan jika kita berdua pergi ke perpustakaan.." katanya.

"Untuk apa kita ke perpustakaan?" tanyaku.

"Untuk mengetahui kekuatanmu.." CryVirus berjalan pelan, aku pun mengikutinya dari belakang. Kami berdua berhenti disebuah rak buku yang bertuliskan 'League English atau Bahasa Inggris'. CryVirus mendekat ke rak itu serta mengambil sebuah buku dan dilemparkannya kepadaku.

"Untuk apa kamus bahasa inggris ini, Cry?" tanyaku bingung setelah menangkap buku yang dilempar oleh CryVirus.

"Kamus itu untuk mencari tahu 'apa sebenarnya kekuatan dari Kode Namamu itu'.." jawab CryVirus sambil mengambil satu buku kamus lagi.

"Bagaimana caranya??" tanyaku sambil membuka lembaran kamus.

"Cari kata-kata atau sebutan untuk seseorang dengan awalan A.." CryVirus berjalan pelan dan duduk ke sebuah kursi yang tidak jauh dari sana, aku memilih untuk berdiri dan bersandar dibelakang rak buku.

"Kata - kata atau sebutan yang memiliki awalan A..?" gumamku bicara sendiri seraya membalik setiap lembar buku kamus.

W SKIP POV W

Sudah hampir dua jam aku dan CryVirus diperpustakaan ini, dan kami cuma mendapatkan 5 kata/sebutan yang memiliki awalan A.

"Baik sekarang tinggal kita coba saja, apa ada salah satu dari mereka yang merupakan kode namamu.." seru CryVirus. "Baik kita mulai, yang pertama adalah Angel. Untuk menjadi Angel kau harus percaya, Riza," cetus CryVirus.

"Apa maksudnya?" tanyaku bingung.

"Kau harus percaya jika kau seorang Malaikat.." katanya.

"Aku tidak mengerti.."

"Sudah lupakan, kita beralih ke nomor dua(dasar bodoh)..."

"Apa kau bilang?" kataku kesal tanpa sengaja mendengar perkataan CryVirus.

"Nomor dua adalah Archer, mari lihat apa kau bisa menjadi Arche.." kata CryVirus seraya memberikanku sebuah busur yang datangnya entah darimana.

"Dia tidak menjawab pertanyaanku.." Aku terima busur itu dengan berat hati.

"Eh tunggu dulu? Apa aku harus melakukannya disini?"

"Terus kau mau melakukannya dimana?" tanya CryVirus.

"Bagaimana dengan lapangan yang luas?" saranku.

CryVirus terlihat berpikir sejenak kemudian merubah arah hadapnya."Ini bagaimana?"

Tiba - tiba muncul lubang dimensi di depan kami berdua.

"Kau bisa menembak sepuasnya tanpa harus khawatir mengenai sesuatu atau seseorang.." katanya dengan santainya.

"Enak sekali dia bilang.." gumamku pelan agar tidak terdengar oleh CryVirus.

Aku tarik tali busur...

"Anak panahnya mana?" tanyaku.

"Seorang Archer dapat membuat anak panahnya sendiri.." jawab CryVirus.

Aku diam mematung di hadapannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Yang benar saja.." kataku sambil melempar busur yang ada di tanganku ke dalam lubang dimensi.

"Berikutnya!" pintaku.

CryVirus mengambil selembar kertas yang ada di atas meja dan dibacanya."Nomor tiga adalah Arm..."

"Arm???"

"Kekuatan Arm berasal dari tangan jadi intinya ada pada tanganmu sendiri, pikirkan dan cermati 'apa yang bisa tanganmu lakukan?'.." kata CryVirus sambil menunjuk ke tanganku.

Aku genggam erat kedua telapak tanganku tapi tidak terjadi apa - apa.

"Mungkin aku harus mengetesnya.." batinku melirik CryVirus.

CryVirus menyadari lirikanku. Dengan cepat aku gerakkan tangan kananku dan aku pukul CryVirus tapi ditahannya dengan mudahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya.

"Coba mengetes saja.." jawabku santai lalu menarik tanganku kembali.

"Ternyata bukan juga, ya.." kata CryVirus pelan.

"Apa selanjutnya?" tanyaku.

"Selanjutnya adalah Alien.."

"............"

"Apa kau bilang?" tanyaku.

"Aku bilang 'A - l - i - e - n'.." jawabnya seraya menyembutkan huruf satu-persatu.

Aku terdiam, tidak melakukan apa - apa.

"Selanjutnya.." mintaku.

"Coba dulu.."

"MANA MUNGKIN!!"

W SKIP POV W

Aku duduk di kursi seraya membuka beberapa lembaran untuk mencari 'apa sebenarnya kekuatanku ini?', sementara CryVirus ada diseberangku melakukan hal yang sama.

Yang terakhir adalah Almighty atau bisa kita sebut 'Yang Maha Kuasa'. Almighty adalah kekuatan yang luarbiasa tapi...

Tapi apa?

Kode nama Almigty telah dimiliki oleh Pengguna Kekuatan yang lain.

Aku tutup kamus itu, aku sandarkan tubuhku ke belakang kursi sedangkan CryVirus masih melanjutkan pencariannya.

"Kenapa dia melakukan ini untukku? Apa untungnya untuk dirinya?" pikirku melihat CryVirus tengah serius mencari teka - teki Kode Namaku.

Aku bangun seraya membuka kembali buku kamus, mataku terhenti setelah melihat sebuah kertas terselip di salah satu halaman. Aku ambil kertas itu karena penasaran tapi setelahku perhatiankan ternyata kertas itu kosong.

Aku ambil pulpen yang ada di depanku lalu aku tulis 'Seandainya aku bisa seperti CryVirus', pada waktu bersamaan angin pelan berhembus arah depanku. Aku angkat kepalaku tapi CryVirus masih mencari, aku lirik ke kanan dan kiri tapi tidak terjadi apa - apa. Aku kembali ke kertas kosong yang aku tulis, pada saat ingin menulis kalimat selanjutnya tiba - tiba CryVirus memanggil.

"R - Riza.." panggil CryVirus, suara nadanya seperti terkejut.

"Ada apa, Cry?" tanyaku.

"K - Kau..." katanya patah-patah, aku dapat melihat mata CryVirus tengah menunjukkan keterkejutan.

"Ada apa?" tanyaku lagi.

"Kau lihat sendiri.."CryVirus memunculkan sebuah cermin di depannya dan di arahkannya kepadaku.

"Aaaaa?!?" aku terkejut setelah melihat siapa yang ada di dalam cermin.

"I - Itu a - aku..??" tanyaku sangat terkejut melihat penampilanku sama seperti CryVirus.

"Bagaimana kau melakukannya?" tanya CryVirus bingung.

"Aku cuma menulis 'S - Seandainya aku seperti dirimu'.." jawabku malu - malu.

"Kau jadi sepertiku?" ulang CryVirus kemudian dia tertawa.

"Apa yang lucu?" tanyaku kesal sekaligus malu.

"T - Tidak ada apa - apa.."

Setelah puas menertawaiku, CryVirus bertanya.

"Jadi Riza, apa kau bisa kembali ke wujudmu semula?" tanyanya.

"Entahlah.." jawabku lirih.

CryVirus meletakkan satu tangannya dibawah dagu, dia sedang berpikir sesuatu.

"Bagaimana jika kau hapus kalimatnya, mungkin bisa kau dapat kembali.." usul CryVirus.

"Akan aku coba.." kataku sambil mengambil penghapus. "Semoga berhasil," aku hapus kalimat itu dengan penghapus sampai tidak ada lagi, tapi...

"Tidak terjadi apa - apa.." kataku bingung.

"Itu menurutmu.." kata CryVirus seraya mengeluarkan cermin kecil.

"A - Aku kembali..?!" kataku senang langsung mengambil cermin kecil yang ada ditangan CryVirus.

"Itu punyaku.."

"Buat yang baru.."

W SKIP POV W

Aku dan CryVirus duduk di luar sebuah kedai coklat sambil meminum coklat panas dan dingin(es).

"Dengan kata lain, Kode Namamu adalah Author(sebutan seseorang yang mengarang/membuat cerita)..." kata CryVirus seraya meminum coklat panasnya.

"Entah kenapa, aku merasa memiliki hubungan dengan Wattpad.." lanjutku.

"Kau memiliki kekuatan yang bagus, Riza tapi kekuatanmu itu cuma berfungsi pada saat mau menulis saja.." cetus CryVirus.

"Jadi aku harus bagaimana?" tanyaku.

"Yah, bawa saja buku dan pulpen ke mana saja kau pergi.." jawabnya santai.

"Itu terlalu merepotkan.." cetusku.

"Mau bagaimana lagi?"

Aku memegang cangkir coklat es itu dan meminumnya, tiba - tiba CryVirus menghentakkan tangannya di atas meja dan itu membuatku terkejut dan berhenti minum.

"A - Ada apa???" tanyaku agak kesal.

"Ada yang ingin aku sampaikan padamu, ini tentang kenapa aku memilihmu, Riza.." jawab CryVirus nada suaranya berubah menjadi serius.

Aku letakkan cangkir coklatku di atas meja dan menunggu CryVirus menjelaskan.

"Sebagai anggota pertama sekaligus ketua tim ini. Aku ingin kau mencari tiga anggota untuk mengikuti Tournament Wattpad Indonesia atau disingkat dengan TWI.." seru CryVirus.

"................."

"................."





"Kau bilang apa?"

[Pencarian]

Aku diam sejenak mencoba mencerna apa yang baru saja Cry katakan padaku.

"Kau bilang apa?" tanyaku sedikit bingung.

"Aku ingin kau menjadi ketua di tim yang aku buat.." jawabnya.

"K - Kenapa aku?"

"Karena kau adalah anggota pertama di timku.."

"Heeey, bukankah yang menjadi ketua adalah seseorang yang tangkas, cerdas dan juga hebat..." kataku seraya mengangkat kedua tanganku setinggi pundak.

"Oh~~itu berarti kau tidak tangkas, cerdas dan hebat, ya.." bagaikan sebuah anak panah yang menancap ditubuhku, perkataan Cry sangat menyakitkan.

"T - Tidak juga, aku cerdas tapi tidak hebat.."

"Sama saja!"

"SAMA SEKALI TIDAK!!"

W SKIP POV W

Aku dan Cry berjalan keluar dari kedai coklat dan pergi ke pinggir sungai, dimana banyak orang - orang yang lewat, berjualan dan ada juga yang pacaran(sakit tahu pada saat mau menulis ini).

"Jadi Riza, apa kau sudah menemukan anggota yang membuatmu tertarik?" tanya Cry yang ada disampingku.

"Sebenarnya banyak sih.." jawabku seraya memperhatikan beberapa teman Wattpad akunku.

"Lalu apa yang membuatmu menunggu?" tanyanya.

"Kau bilang aku harus mencari tiga anggota, berarti kami semua ada empat orang.."

"Terus?"

"Sebenarnya kau ingin berapa, hatiku berkata bila kita masih kekurangan anggota.." kataku menatap Cry.

"Hatimu boleh juga, Riza... Sebenarnya TWI memiliki sebuah peraturan, yaitu setiap tim harus memiliki lima anggota dan satu pembimbing.." jelas Cry.

"Heh? Berarti satu kurang dong??"

"Tidak juga. Sebenarnya aku sudah mendapatkan satu anggota yang terakhir.."

"Woi! B - Bukankah kau bilang jika aku adalah anggota pertamamu.."

"Hmm?? Apa aku pernah bilang seperti itu?" katanya pura-pura lupa.

"Aku ingin memukul wajah orang ini..."

"Jadi Riza, apa kau sudah menemukan anggota ketiga kita.." tanya Cry.

Aku menghela nafas dan kembali ke layar hpku. "Nama Id Wattpad miliknya adalah MAlfarizy, katanya dia tinggal di Bandung Jalan Kopo.." kataku seraya mematikan hpku. "Selain itu aku tidak tau,"

"Susah juga mencari anggota ternyata.." kata Cry meletakkan tangannya dibawah dagu.

"Kau yang mau'kan?"

"Baiklah ayo kita pergi ke Bandung!"

"Eh?" pekikku terkejut mendengar perkataan Cry.

Cry mengangkat tangan kanannya dan muncullah sebuah remote, remote itu dilengkapi dengan keyboard serta layar kecil di atasnya.

"Seperti kalkulator saja.." pikirku.

Cry menekan setiap tombol yang ada di remote itu dan menghasilkan 'Kota Bandung, Jalan Kopo'.

"Apa itu benda itu dapat membawa kita ke Bandung? Lagian benda apa itu?" tanyaku.

"Ini adalah remote teleportasi khayalan milikku.." jawab? Cry lalu menekan tombol 'OK'.

<Memulai Perpindahan>




<Teleportasi Selesai>

Seketika itu juga tanah yang aku pijak bergetar, angin dan awan bertiup mengelilingiku, dan mataku menjadi kabur.

Hal terakhir yang aku lihat ada sebuah mobil yang ada dihadapanku.

"Heh? Mobil?"

Aku baru sadar bila aku berada ditengah padatnya lalu lintas, dan sebuah truck yang melaju cepat di depanku.

"Aaaaaaaa...!" teriakku sambil menutup mataku.

"........"






"Apa aku mati?"

Pelan - pelan aku buka mataku, sekarang aku berada seperti disebuah gedung tua... Cuma aku sendirian.

"Dimana ak---" pada saat aku melangkahkan kakiku depan, pada saat bersamaan lantai yang dibawah hancur dan menjatuhkanku ke lantai bawah.

Bruk!!

"Sejak kapan aku selalu sial?" batinku menggerutu sambil menatap lubang agak besar yang ada di atasku.

"Riza.." panggil suara seseorang.

"Aku kenal suara ini!"

Aku mencoba berdiri dan membiasakan diriku dengan lingkungan sekitar, tidak lama kemudian Cry datang di depanku seraya berlari kecil, dan dia...

"Dia tersenyum?"

Aku ambil buku dan pulpen yang ada disaku belakangku, dan aku tulis, 'Munculkan Shotgun'.

Seketika itu juga keluar sebuah shotgun hitam, lengkap dengan kotak pelurunya.

"Padahal aku tidak menulis amunisi tapi baguslah, aku bisa puas menembaknya.."

Cry berhenti setelah melihatku mengarahkan shotgun ke arahnya.

"R - Riza.." panggil Cry seraya menguncurkan banyak keringat.

Aku tarik pelatuk shotgun yang aku pegang dan keluar suara keras di mulut shotgun, diikuti peluru hijau besar.

Dhuar...

Cry mengangkat tangan kanannya ke atas, seketika itu juga peluru shotgun milikku mantul ke belakang seperti peluru mainan.

"Hei Riza, apa kau mau membunuhku?" tanyanya tanpa rasa bersalah, mendengar itu kepalaku menjadi sangat panas.

"SEHARUSNYA AKU YANG BILANG SEPERTI ITU, KENAPA KAU MEMINDAHKANKU TANPA SEIZINKU?!!"

"Hahahaha... Maaf soal itu, aku lupa." tawanya santai menggaruk rambutnya.

"Aku bisa gila bila kelamaan dengan orang ini.."

W SKIP POV W

Aku dan Cry berjalan di Jalan Kopo seraya bertanya - tanya kepada orang - orang, dimana Gang Sukeleur. Beberapa saat lalu aku ingat nama gang yang ditinggali oleh MAlfarizy.Kami berdua berhenti disebuah gang yang bertuliskan 'Sukaleur'.

"Apa kau yakin ini tempatnya, Riza?"

"Aku juga tidak tahu, yang penting kita periksa dulu.."

Pada saat kami ingin masuk ke dalam gang, tiba - tiba terdengar suara ledakan di dalam gang. Aku dan Cry langsung berlari masuk ke dalam gang, kami berhenti disebuah rumah besar, diatas rumah itu terdapat banyak api yang membakar atap rumah.

"CEPAT PANGGIL PEMADAM KEBAKARAN!" teriak orang yang ada di dekat kami.

Beberapa orang berlari ke sana dan kemari mencari air untuk memadamkan api, aku juga tidak tinggal diam. Aku berlari menjauh mencari tempat sepi.

"Hei Riza, kau mau kemana?" panggil Cry tapi tidak aku balas, aku sedang sibuk untuk menanggapi panggilan Cry.

Aku berhenti disebuah gang sempit, walaupun sempit tapi di dalam gang itu ada sebuah bola lampu yang lupa dimatikan.

"Aku harus cepat-cepat sebelum listriknya mati.." aku ambil buku dan pulpenku seraya menyandarkan bukuku di belakang tembok yang di depanku.

Ciptakan Hujan Di Gang Sukaleur

Pada waktu bersamaan Cry memanggilku dari belakang.

"Apa yang kau lakukan disini, Ri--" pertanyaan Cry terhenti setelah terdengar suara guntur di atas kami berdua.

Gurudum??!

Pada waktu bersamaan awan hitam berkumpul dan membuat hujan yang deras. Aku berlari keluar dari gang, tujuanku cuma satu yaitu memastikan hujan ini mematikan api.

Aku berhenti di depan rumah besar di ikuti Cry, aku dapat melihat asap hitam yang keluar dari atap rumah itu dan...

"A- Apinya menghilang..?" kataku sambil menatap api yang telah berubah menjadi asap hitam.

Aku duduk di genangan air, aku tidak percaya jika kemampuan yang diberikan Cry bisa berguna sekali.

"Lumayan Riza, lumayan~~" kata Cry kepadaku, mendengar Cry mengatakan itu membuatku sedikit senang.

"Ada api lagi?" kata orang - orang yang ada disekitarku seraya menunjuk ke rumah besar itu.

Aku langsung memancingkan mataku, ternyata benar ada asap hitam yang keluar dari rumah. Aku ingin berdiri tapi tetesan hujan menghentikanku.

"Oh iya?! Kan ada air hujan, jadi tenang---" wajahku tiba - tiba menjadi pucat. HUJANNYA TELAH BERHENTI.

"K - Kenapa berhenti?"

Aku langsung berdiri dan menantap ke atas langit, dimana awan hitam mulai menghilang.

"Kenapa berhenti?" tanyaku bingung.

"R - Riza.." panggil Cry.

Aku pun menatap Cry, Cry menunjuk sesuatu ke arah belakangku. Sontak saja aku memegangi bagian belakangku, 'basah' itulah yang sedang aku pikirkan pada saat memegangi bagian belakangku.

"Tapi apa hubungan dengan hilang hujan?" pikirku.

"Riza, bukumu basah.." cetus Cry membuat wajahku menjadi semakin pucat.

Dengan cepat aku mengambil buku yang tersimpan disaku belakangku, aku buka halaman kertas yang aku tulis tadi dan aku lihat tintah pulpen yang sudah kusam menghilang.

"Yang benar saja?!"

"Apinya? Bagaimana dengan apinya?" tanyaku sambil kembali menatap asap hitam yang keluar dari dalam rumah.

"Tenanglah Riza.." kata Cry.

"Tenang? Tenang kau bilang? BAGAIMANA AKU BISA TENANG SEMENTARA SESUATU YANG BURUK SEDANG TERJADI DI DEPANKU!!" teriakku keras.

"Apa kau tidak melihatnya?" potong Cry.

"Hah? Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti?" balasku bingung.

"Coba kau perhatikan asap hitam itu?"

Aku pun memperhatikan asap hitam yang keluar dari rumah itu.

"Apa kau mencium sesuatu?"

Aku turuti perkataan Cry, aku terkejut setelah mencium bau yang ada di asap hitam itu.

"I - Itu... Bukan asap??!" pekikku sangat terkejut.

Aku mencoba mencium bau asap itu tapi tidak ada bau hangus melainkan bau yang sangat dingin seperti mencium sebuah es.

"Dia keluar!"

Seketika itu juga keluar sesosok bayangan hitam dari rumah itu dan terbang menjauh. Aku dan para warga Gang Sukeleur dibuat terdiam oleh sesosok bayangan hitam itu kecuali Cry yang telah mengetahuinya dari awal.

"Sebenarnya apa itu?"

[Pertarungan Perdana]

Aku dan Cry mengikuti sesosok bayangan hitam itu dari belakang, bayangan itu sepertinya tidak menyadari jika kami sedang mengikutinya.

Bayangan itu melompat ke dalam sebuah gedung tua besar yang sangat jauh dari Gang Sukaleur. Mau tidak mau aku dan Cry mengikutinya masuk ke dalam gedung itu.Sesampainya disana....

"Kemana dia lari?" tanyaku sambil mencari bayangan hitam itu.

Baru berjalan sebentar, tiba - tiba ada sesuatu yang hitam di depanku, benda itu sangat besar seperti tsunami versi kecilnya.

"Awas Riza..!" kata Cry sambil menarik kerah jaketku.

Cry melompat dan menempel di samping tembok.

"T - Terimakasih.." kataku keringatan.

"Sama - sama. Apalagi kau adalah anggota terpenting di timku.." kata Cry.

Aku tidak percaya, apa yang baru saja Cry katakan padaku. Biasanya dia tidak seperti itu.

"Riza, kau harus hati - hati dengan benda itu.." tunjuk Cry ke arah benda hitam yang 'menghilangkan' lantai yang baru saja kami pinjak.

"Yang benar saja. Aku tidak bisa membayangkan apa jadinya bila benda itu berhasil mengenaiku sebelum Cry sempat menyelamatkanku.." pikirku melihat takut pada benda itu.

"Hei kalian.." panggil seseorang di lantai atas. Lantai bawah dan atas terhubung karena ada lubang dan retakan yang cukup besar.

Pada waktu bersamaan datang seorang laki-laki berambut putih kehitaman di atas lantai, dia mengenakan kemaja putih dan celana jeans biru tua serta sebuah balutan perban ditangan kirinya.

"Ada yang ingin aku tanyakan kepada kalian?" katanya.

"Kami juga.." lanjut Cry seraya turun ke bawah, dimana masih ada lantai yang tersisa."Tapi aku duluan!" kata Cry.

Aku dan Cry berdiri di lantai yang tersisa, terlihat Cry mau memulai pertanyaan.

"Sepertinya aku kenal orang ini tapi dimana, ya..?" pikirku.

"Apa kau mau masuk ke dalam timku?" tanya Cry.

"Kenapa kau mengajak seseorang yang ingin membunuh kita??" batinku menjerit.

"Tidak.." jawab orang itu singkat

"Syukurlah..."

"Heh? Kenapa kau mengajaknya, Cry? Bukankah kita sudah ada yang harus di ajak?" tanyaku bingung.

"Dia orangnya.."

"Heh?"

"Sekarang giliranku.." sela orang itu.

"Silahkan, kau mau bertanya apa..." sahut Cry.

"Apa kalian salah satu anggota dari organisasi Roar?"

"Roar??" ulangku bingung.

"Bukan, kami berdua bukan dari organisasi Roar.." jawab Cry.

Orang itu diam kemudian mengangkat tangan kanannya ke depan kami, aku dapat melihat kode nama miliknya yaitu D.

"Jawabanmu sama seperti orang yang aku tanya di atap rumah tadi.." katanya seraya mengeluarkan aura hitam di telapak tangan kanannya.

"Apa artinya dari D?"

"Biar aku beri kesempatan sekali lagi. Apa kalian dari organisasi Roar?" tanyanya.

"Aku sudah bilang, bukan. Kami bukan dari organisasi Roar.." jawab Cry lagi.

Seketika itu juga muncul tembok beton mengelilingi laki - laki di atas kami, tembok itu merapat dan memerangkapnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, CRY??" teriakku.

"Jika aku tidak melakukannya maka kita akan mati.." kata Cry santai.

"Tapi kau baru saja mengirim pesan peperangan padanya.." kataku masih histeris.

"Sudah aku duga, kalian pasti akan menyerangku terlebih dulu.."

"Heh?"

Daar..!

Pada saat bersamaan tembok yang memerangkap laki - laki itu hancur dan menyebarkan aura hitam ke segala ruangan.

"Aku tidak bisa dibohongi semudah itu.." katanya sambil mengangkat kembali telapak tangan kanannya ke depan kami berdua dan memperlihatkan Kode Namanya.

"Apa maksudnya dengan D?"

"Riza, bersiap - siaplah. Pertarungan sebenarnya akan segera dimulai.." seru Cry, tangan kirinya diselimuti cahaya putih yang tipis.

"Cahaya?"

Aku kembali menatap kode nama laki - laki itu.

"D?"

"Lenyaplah kalian.." kata laki - laki itu seraya mengeluarkan tiga tombak hitam didepannya.

"Hitam?"

"Tombak Kematian Dewa Kegelapan" kata laki - laki itu.

"Oh shit"

"Hahaha..... D = Darkness"

Seketika itu juga ketiga tombak hitam itu melesat cepat ke arahku dan Cry.

"Riza, buatkan pegangan untuk kita berdua.." perintah Cry.

"B -Baik.." balasku takut.

Aku ambil buku kecil di saku belakang kiriku dan pulpen di kanan.

"Ini mungkin akan sedikit lama karena aku tidak terlalu bisa menulis pada saat ber---"

"---TULIS SAJA!" potong Cry keras.

Karena takut, aku pun cepat - cepat menulis di buku kecil itu.

Buatkan Pegangan di pinggangku dan Cry.

Cry mengangkat tangan kirinya ke atas kemudian keluar cahaya putih yang menghilangkan dua tombak hitam.

"Bagaimana dengan satunya?" tanyaku.

"Peganganlah.."

"Heh? HEEEEEH!!" teriakku keras pada saat Cry membawaku melompat tinggi ke atas.

Tombak itu menancap ke lantai, bersamaan dengan itu keluar aura hitam dan menghilangkan lantai yang di pijak kami berdua beberapa saat lalu.

"Sungguh Kode Nama yang mengerikan.." komentarku.

Aku dan Cry mendarat di lantai yang sama dengan laki - laki itu berada.

"Kalian boleh juga.." pujinya tersenyum miring.

"Riza, lakukan apa yang aku katakan.." bisik Cry pelan kepadaku, aku pun mendengarkan semua rencananya.

"K - Kau yakin ini akan berhasil?" tanyaku.

"Lakukan saja.." kata Cry seraya berjalan maju, pegangan karet yang di pinggang kami berdua telah hilang.

"Bila kertas dan tintaku kusam maka kekuatan Author milikku juga akan hilang, ya.." pikirku sambil melihat kertas yang aku gunakan untuk menulis tadi rusak atau berlubang karena terlalu keras menggerakkan tanganku.

"Bisa kita hentikan pertarungan ini?" pinta Cry.

"Maaf sobat, aku tidak bisa... Sampai aku dapat memastikan jika kalian berdua bukanlah anggota dari organisasi Roar!" balasnya kembali mengangkat tangan kanannya.

Aura hitam keluar di depan kami dan memunculkan delapan tombak hitam.

"Ini semakin buruk.."

Cry juga tidak tinggal diam, dia mengangkat tangan kirinya dan muncullah pelindung putih tipis di depan kami berdua.

"Riza, kau yakin bisa melakukannya?" tanya Cry.

"Aku bisa Cry, dan juga ini sudah menjadi tugasku menjadi ketua tim ini.." jawabku, membuat Cry tersenyum tipis.

"Dia Tersenyum?"

"Apa kalian sudah selesai, karena aku sudah.." bersamaan dengan itu muncul dua sabit raksasa dikedua sisiku dan Cry.

"Maju.." ucap laki - laki itu pelan dan kedelapan tombak serta kedua sabit itu terbang menyerang kami berdua.

Dzzzzz?!

Suara hantaman listrik terdengar di depan pelindung yang dibuat oleh Cry.

"Sekarang Riza!" seru Cry.

Aku tulis kata terakhir dari kalimatku, seketika itu juga aku berpindah tempat ke belakang laki - laki itu.

Pindahkan diriku ke belakang laki -- laki berambut putih kehitaman yang ada di depanku dan Cry

"Apa??" pekik laki - laki itu terkejut melihatku tiba-tiba berada di belakangnya.

"Kesempatan.." kataku seraya mengeluarkan buku dan pulpen.

"Sial.." umpatnya melompat menjauh.

"Percuma saja.." cetusku setelah selesai menulis

Keluarkan Pistol Pembius

Aku ambil pistol yang terbuat dari plastik yang tiba - tiba muncul di hadapanku dan aku arahkan kepadanya.

Laki - laki itu mengayunkan tangannya ke depan, bersamaan dengan itu keluar aura hitam dari bawahku. Pada saat itu Cry melempar sebuah bola yang mengeluarkan cahaya terang dan menghilangkan aura hitam milik laki - laki itu.

"Cry bodoh. Ini terlalu terang..." batinku kesal yang terkena pancaran cahaya Cry.

"TEMBAK RIZA!!" teriak Cry dari seberang.

"Aku mendengarmu, bodoh.."

Aku arahkan lurus ke depan dan ku tutup mataku.

Dor?!!

E.N.D.

Akhirnya selesai juga Arc 1. Maaf merubah urutan secara tiba - tiba. Saya benar - benar minta maaf.

AhmadRizani

MAlfharizy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro