Arc Fluz Hori : Bertempur

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

W Author POV W



Regu yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan Diga dan Shaker sudah siap di tempat, mereka membersihkan jalanan dan membuat barisan manusia layaknya upacara. Angin terdengar berhembus dari langit-langit, tidak lama kemudian keduanya datang. Diga terlihat sedikit mual berbeda dengan Shaker yang sudah terbiasa terbang.

"K-kenapa k-kau tidak menggunakan teleportasi saja--urgh!? " tanya Diga.

"Aku lebih suka begini.. "

"Hah.? "

"Yang mulia.. " salah satu anak buah Shaker hadir dihadapan pria berambut emas satu ini. "Tuan Trash dan nona Salsa telah menunggu kedatangan anda. Silahkan lewat sini, " sambutnya seraya memberitahukan.

Shaker mengikuti orang itu masuk ke salah satu tenda megah dengan emblem benua dimana ia memimpin disana. Seorang lelaki berambut abu-abu dengan seragam putih dan jas hitam yang rapi menyambut kedatangan Shaker.

"Akhrinya anda datang juga, tuan.. " katanya.

"Bagaimana keadaan di sini? "

"Tidak baik. Banyak orang meminta penjelasan ditambah mafia Jas Hitam telah memperluas wilayah kekuasaan mereka. Saat ini OMEGA tengah bekerja sama dengan organisasi yang lainnya agar menyelesaikan masalah di Indonesia.. "

Lelaki bernama Trash ini menunjukkan peta negara yang memberitahukan titik-titik kekuasaan Jas Hitam.

"Hampir seluruh pulau-pulau negara mereka kuasai. Beberapa tempat masih sanggup bertahan berkat bantuan Pengguna Kekuatan yang ada di Dimensi Kenyataan... "

"Hmmm... " Shaker memasang pose berpikir. "Bagaimana dengan pelaku? Apa kau telah menemukan dua orang yang menyebabkan semua ini? "

Jari Trash menunjuk ke Pulau Kalimantan. "Ada kemungkinan besar keduanya bersama dengan seorang Pengguna Kekuatan bernama Riza. Dialah yang menyelamatkan mereka.. "

"Riza. Seseorang yang memiliki Kode Nama Author. Penerus Nyonya.. " gumam Shaker.

"Tuan... "

"Trash. Siapkan pasukan. Pagi ini kita akan ke Kalimantan dan menemukan mereka.. "

"Baik..! "

Shaker keluar dari tenda, diluar sudah menunggu Diga.

"Apa aku boleh tahu sesuatu? " suaranya.

"Kita akan ke Kalimantan. Jangan bertingkah tidak tahu seperti itu. Informan dari mu itu lebih hebat dariku, Diga. Kau pasti sudah tahu dari awal sebelum aku.. "

"...... " Diga hanya diam.

Tap..tap...

Seorang perempuan pelayan datang disaat kedua pria itu masih berbicara.

"Selamat datang, tuan~"

"Rolita.. "

"Ada berita yang ingin saya sampaikan. Kami telah menemukan dimana ketua mafia Jas Hitam. Dan saat ini orang itu tengah menuju ke Kalimantan Selatan.. "

"Takdir atau apa. Sepertinya semuanya ini akan berakhir dengan cepat.. " seru Shaker.



W Another POV W



".......... "

""........... ""

DOOM!

Matahari baru saja terbit. Tiba-tiba saja terjadi ledakan di jalanan umum, membuat para penduduk yang ada di dekat daerah sekitar menjadi panik. Mereka berlarian kemana-mana, dan bersembunyi dari tembakan kelompok mafia yang menyerang daerah kota secara mendadak.

"Hahahahah! Menyerahlah. Daerah ini akan jadi milik kami segera.. "

Alfharizy dan Rey yang kebetulan baru datang mengeluh akan kekacauan yang dibuat kelompok mafia ini. "Padahal kita tidak memiliki waktu untuk mengurus masalah yang mereka buat.. "

"Mengeluh nya nanti saja. Penduduk masih ada yang terjebak.. "

Rey mencabut pedang nya, mata pedang itu dililit rumput laut hijau gelap.

"Kau yang ada disana! Jangan-jangan kau Pengguna Kekuatan!? "

Mode Pedang Air : Arus Hambatan Gelombang

Seperti air yang keluar lewat selang, serangan hantaman pedang Rey mementalkan para mafia ini ke sungai yang ada di seberang jalanan.

Alfharizy memukulkan tangan kegelapan raksasa nya bersama para mafia yang terhimpit disana.

"Hikari, disana ada yang terjebak.. "

Rantai-rantai besi menghantam di jalanan, meremukkan mobil yang menghalangi jalur pelarian penduduk. Semua orang pergi ke gerbang yang ada pagar besi itu, mereka menjadikan tempat itu sebagai zona aman sementara dengan Hikari dan lainnya yang menjaga.

"Hati-hati. Dan jangan saling dorong.. " kata Mizu yang menuntun para penduduk kota. Ada beberapa mafia yang mengincar Mizu dengan senjata api mereka tapi dihentikan oleh Akashi yang menebas mereka menggunakan sabit merah api.

"Hei Al.. "

"Apa? Aku sibuk saat ini.. "

"Aku tahu tapi dimana teman kita Riza. Aku tidak melihat nya sedari tadi. Nauta juga.. "

"Mereka ke tempat bos.. "

"Bos? " bingung Akashi.

"Ya. Pasti ada bos yang memerintah kelompok sebanyak ini.. "

Sementara itu Regu Riza bersama Nauta masih mencari bos dari Jas Hitam.

"Hyaaa! " tendang Nauta ke satu mafia. "Aku tidak menduga. Kenapa aku yang kau bawa Riza? Aku pikir Rizy atau Rey? Mungkin Hikari, "

"Kekuatan mereka lebih dibutuhkan untuk melindungi penduduk. Beda denganmu, Nauta. Kekuatanmu bersifat 'sendiri' tidak bisa meluas seperti Al. Kode Nama Author juga hampir sama, dibutuhkan waktu untuk membuat nya aktif. Aku memilihmu karena lawan kita adalah bos, hanya satu orang. Walau memang ada nanti anak buah disekitarnya.. "

Riza melihat ada beberapa mafia yang mendekat ke tempatnya, satu kertas keluar dari balik saku kemudian menyala mengeluarkan lubang hitam yang menghisap mafia hingga lenyap.

"Kemana mereka pergi? " tanya terkejut Nauta.

"Aku juga tidak tahu.. "

Keduanya berhenti ketika melihat ada regu yang berkumpul tidak jauh di depan mereka.



































Hanase dan Rena yang ditinggal untuk rencana. Saat ini bertarung dengan mafia melindungi warga komplek. Kelompok mafia ini sudah berhasil memasuki daerah dalam kota.

"Si Riza itu dia bilang kami cuma perlu diam dan bersembunyi. Nyatanya aku bertarung sekarang?! " kesal Hanase.

"Hanase, kau baik saja? "

"Apa aku terlihat baik? Aku sangat kesal sekarang! "

"Nii-san dan semuanya pasti telah berjuang sekuat tenaga. Jumlah para mafia ini lebih banyak dari yang kita kira.. "

" Aaaah!" Hanase membakar jalanan, memisahkan kelompok mafia dengan para warga.

"Semuanya lewat sini. Disini lebih aman.. " cetus Rena membawa warga untuk evakuasi di dekat lingkungan rumah Riza.

"Cepat! Atau kalian terbakar.. " teriak Hanase ke warga, membuat mereka lebih cepat bergerak.

Dash!!?

"!? "

Satu mafia berhasil melewati dinding api hitam milik Hanase. Ada granat di genggaman tangan nya.

"Ap---!"

BOO----DRUUUUTTSS!!?!

Bola air menenggelamkan mafia itu sambil meledakkan diri. Hasilnya air ikutan meledak dan membasahi Hanase yang tepat berada di hadapan.

"Uuh.. " ringis Hanase merasa tidak enak.

Seorang gadis berambut biru dengan jaket putih dan celana pendek biru robek sedikit melompat juga melewati dinding api hitam milik Hanase.

"Kau..." kenal Rena terhadap gadis itu.

"Tolong dijawab. Apa Hikari benaran ke sini? "


W Back POV W



Kembali ke regu Nauta serta Riza.

"Siapa kalian? Apa kalian... Pengguna Kekuatan? " seru pria rambut pirang jabrik dengan kacamata, pakaiannya mirip bangsawan Inggris ditambah ada pedang.

Riza sudah siap dengan kertas putih nya, begitu juga dengan Nauta. Rencana mereka menyerang langsung tanpa bertanya. Atau pun bicara.

"........ "

Dash!!

Keduanya berlari ke tempat kumpulan mafia itu.

Authority Ability : Twin Sword

Dua pedang emas keluar dari kertas Riza yang terbelah jadi dua. Nauta mengambil satu dan melesat ke kiri sedangkan Riza berlari ke kanan.

"Siapa kalian!?"

"Habisi saja mereka! " perintah satu mafia.

Nauta dan Riza melawan kelompok mafia ini dalam waktu singkat. Anggota mafia yang bertemu keduanya ketika itu langsung terbantai dengan cepat. Nauta menggunakan fisik vampire nya dan Riza manusia, mereka saling menebas ke depan yang ditahan pria bangsawan yang membawa pedang.

Jubah orang itu mendadak bergerak dengan sendiri, menyerang Nauta dan mementalkan Riza jauh ke belakang.

"Siapa kalian? " tanyanya.

"Jubah itu tadi.? Jadi kau benar adalah Goten-sik. Ketua para mafia yang menyerang kota?! " Nauta.

"Oh? Kalian mengenalku? Ini menarik. Seharusnya di Dimensi Kenyataan ini aku tidak terkenal.." bisik Goten-sik. "? "

Goten-sik menahan tembakan peluru plastik yang muncul dari kumpulan debu, sosok Riza kembali setelah terpental.

"Jika kami mengalahkanmu, apa anak buahmu akan berhenti? Kurasa tidak apalagi dengan jumlah sebanyak ini.. "

"Bila kau sudah tahu kenapa masih berjuang? Tidak ada gunanya.."

"Itu bukan kau yang menentukan. Orang-orang terluka saat ini. Dan itu berada dekat rumahku. Kau mau memintaku untuk diam saja? "

"Ya. Itu lebih baik ketimbang kau terluka.. "

"Aku akan terluka kapan pun dan di mana pun. Tapi diam dan membiarkan nya saja? Itu bukan aku.. "

"Kami tidak akan diam. Kami akan melawanmu.! " seru Nauta.

Goten-sik menghela lelah. Sorot matanya berubah jadi dingin, ada aura permusuhan keluar dari badannya itu.

"Kalau begitu? Matilah! "

""!! ""

DAAR..!

Jalanan terguncang setelah ada jatuh di sana. Dua sosok bayangan terlihat dari balik kumpulan asap.

Tidak ada yang bergerak dari mereka bertiga sampai dua orang itu berjalan dan menampakkan wajah. "! " Riza mengenali salah satu walau tidak terlalu yakin. "Apa dia yang ada malam itu? " batin Riza.

"Dan satunya.. "

Keduanya saling bertemu lewat tatapan. Riza dan pria rambut emas.

"Rambut emas. Manik biru... " bisik Riza hingga terdengar oleh Nauta.

"J-jangan bilang... Dia, Shaker? " syok Nauta.

Begitu juga dengan Goten-sik, walaupun begitu ia masih dapat mempertahankan ekspresi tenang dari muka nya.

Shaker berucap ke Riza. "Jadi kau adalah Riza? "

"......... " Riza langsung siaga.

"Banyak yang ingin aku bicarakan denganmu tapi itu bisa ditunda. Aku datang untuk kedua gadis itu... Dimana mereka? "

"Kau tidak akan mendengar apapun dariku..! "

"Haaah... " Shaker menghela nafas nya.

"Aku tidak punya waktu untuk ini.. "

JUTZZ!!?!

Shaker terbang sangat cepat dan menyeret Riza bersamanya.

"Riza!?! " kaget Nauta.

"Hahaha. Aku beruntung dia tidak menargetkanku.. " tawa Goten-sik.

"Kau.. "

Riza dilanda masalah karena Shaker lah yang menjadi lawan pertama nya di pertempuran ini. Ditambah bermunculan anggota OMEGA yang berada di pihak netral. Mereka mengalahkan anggota mafia serta menyudutkan kelompok Alfharizy.

Trash melawan Rey. "Apa kau temannya Pengguna Kekuatan bernama Riza? "

"....... " Rey diam seribu bahasa.

"Aku anggap itu sebagai ya. Aku tidak akan menyakitimu kecuali kau menjawab pertanyaan dariku. Dimana dua anak kembar Hiroki? "

"Tidak menyakitiku? Kau pikir aku siapa? Anak-anak?? " emosi Rey.

"Sepertinya aku salah ambil kalimat.. "

"... Kalian pasti OMEGA? " tebak Alfharizy di hadapan Rolita.

Pelayan Shaker itu hanya diam tersenyum tak suka. Tidak tahu apa alasannya sehingga ia tidak menyukai tebakan Alfharizy. "Kau memiliki jawaban yang diinginkan oleh tuanku.. "

"Haha. Kau pikir aku bakal jawab? Huhu~tidak. Aku bukan tipe yang suka berkhianat tapi berbohong iya.. "

Chain Greeduser

Hikari melompat ke atas, menarik rantai dari atas kemudian menjatuhkan nya seperti cakar beruang.

Gravity Press

Rantai Hikari mendadak jadi lebih berat, ia terpukul oleh rantai nya sendiri dan jatuh ke bawah bersama tekanan gravitasi.

"A-apa??" kebingungan Hikari.

"Hikari-nii! " datang Mizu.

Tapi dia langsung dijatuhkan oleh gravitasi yang diciptakan oleh gadis surai merah darah bernama Salsa.

"Diam saja disana.. " pinta Salsa.

Mizu terdiam di tempat sembari menahan tekanan gravitasi, payung nya patah.

"Sekarang.. " tanya Salsa ke Hikari. "Aku pernah membantu Riza, sekarang giliran dia membantuku dengan memberitahukan letak kedua gadis kembar itu. Dan kau pasti tahu~"

"U-urgh..! "






































Dhuar!!

Shaker menghantamkan Riza ke tanah. Jalanan rusak sampai 10 meter. Itu pun masih ditahan oleh Shaker agar tidak terlalu menggunakan kekuatan nya.

"Apa kau sadar apa yang telah kau lakukan? "

Punch!

"Karena kedua gadis itu sekarang Wattpad Pararel dalam bahaya. Bukan itu saja bahkan saat ini Dimensi Kenyataan menyusul. Dunia ini belum siap untuk mengetahui kebenaran yang ada di balik portal dimensi itu. Akan ada korban banyak berjatuhan karena keinginan egois dan keputusanmu untuk melindungi mereka..! " ceramah Shaker. Ia sesekali memukul Riza agar orang nya menyerah.

"Hah, hah.. "

"....... "

Riza sedikit babak belur. Ia bahkan sempat mengambil kesempatan untuk menghajar wajah Shaker namun pelindung sihir milik pria itu aktif dan malah mementalkan Riza jauh. Keadaan kota bertambah rusak dengan terpental nya Riza tadi. Orang nya batuk darah, dan ada beberapa benda tajam menusuk badannya saat ini.

Shaker mendarat pelan tidak jauh dari tempat Riza, kemudian kembali ke dekat.

"Katakan dimana keduanya? Aku tidak memiliki waktu untuk dihabiskan disini. Masih ada yang harus aku perbuat untuk melindungi Wattpad Pararel orang-orang dari Dimensi Kenyataan yang menginginkan informasi.. "

Shaker menarik kerah baju Riza. "Dimana Hanase dan Rena Hiroki berada, Riza??! "

"Hah... Hah---j-jika benar k-kau memiliki hak seperti itu. Dimana k-kau disaat keduanya dalam kesulitan? "

"!? "

Satu tangan Riza lolos dari pelindung Shaker dan mencengkeram jubah pria itu.

"Aku juga memiliki orang-orang yang ingin aku lindungi! "

"!! ---??? "

Buak!?!?

Riza menyundulkan kepala nya ke Shaker membuat pria itu seketika pusing kepala.

"Ugh! B-bagaimana? "

"Hah. Hah.. " Riza mulai bangkit.

"Seharusnya ada perlindungan dari Almighty tapi dia dapat menembus nya. Kode Nama Author miliknya berbeda dengan nyonya.!! " batin Shaker.

"Aku sudah memutuskan untuk bertarung. Maka aku akan memperjuangkan nya sampai akhir.. " Riza mengangkat kedua tinju nya, tato hitam dari huruf Kode Nama nya mulai menyebar menutupi tubuh itu.

"Kode Nama nya!? " Shaker.

"Selama ada sinar harapan. Aku tidak akan menyerah dengan cara apapun! "

Shaker teringat perkataan mentornya yang hampir sama dengan yang diucapkan Riza barusan.

"Kau... Tidak pantas memiliki Kode Nama itu! Itu bukan kekuatan untukmu seorang tapi untuk orang banyak! Masih banyak harapan yang dapat dilindungi ketimbang kedua gadis itu! "

Balas Riza. "..sekarang ini adalah kekuatanku. Dan aku akan menggunakan nya untuk melindungi harapan keduanya."

"Riza.. "

"Shaker, aku tidak memintamu untuk mengerti tetapi setidaknya aku ingin kau melihat keadaan Hanase dan Rena. Mereka tidak berbeda dari orang-orang yang ingin kau lindungi.. "

"Diamlah. Aku tidak mau mendengar apapun darimu lagi. Aku pikir kita bisa menyelesaikan ini dengan bicara saja.. "

"Aku juga berpikir yang sama.. "





































































































































































































Preview Next Arc

A : Malam, all.

Riza : Katanya Cry vs Diga & Shaker

A : Update selanjutnya

Riza : Meh 😑

Nauta : Kau seperti tidak tahu A aja

Alfharizy : *duduk di pojokan*

Rey : *menempel di dinding*

Yuki : °_°

Mizu : Benar juga. Yuki tadi gk ada di arc, kenapa?

Hikari : Ada batas tinggi badan buat masuk arc, Mizu

Mizu : Eh??

Hikari : Aku cuma bercanda

Yuki : *lagi baca genre horor*

A : Ok. Untuk Arc Fluz Hori selanjutnya bakal lebih lama karena ane mau memasukkan action dan juga perdebatan di antara dua bilah pihak

Goten-sik : Pihak aku gk ya?

Diga : Karakter sampingan diam aja

Shaker : Kau juga sama, Diga

Diga : x_x

Cry : Sampai jumpa di arc selanjutnya, guys. Jgn lupa vote sama komen. Bye 👋


HeyRainShakers, DigaRW, NineHann, MAlfharizy, Aizuhime, Aizahikari, NautaSoltari, heartrashh, _sausy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro