Final Arc : Hanase

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

< Alfharizy & Hanase POV>

Alfharizy dan Hanase saling tatap menatap selama hampir 1menit lebih. Dan Alfharizy memulai percakapan.

"Apa kau tidak bisa berhenti, Hanase?" tanya Alfharizy lirih dengan wajahnya tertutup bayangan.

Hanase mengibaskan kipasnya. "Maaf Al. Aku tidak bisa..." balas Hanase.

Alfharizy berdecak. "Kenapa?" tanya Alfharizy mengangkat wajahnya.

".........." Hanase hanya diam dan tersenyum.

Alfharizy kembali berdecak. Pada saat Alfharizy ingin berseru, tiba - tiba Hanase menyerangnya. Alfharizy melompat mundur ke belakang menghindari bola api hitam Hanase.

[Tuan...] panggil Pures yang baru saja mengendalikan tubuh Alfharizy.

Hanase kembali menyerang dengan duri - duri hitam yang menusuk, Pures menciptakan tameng putih yang menahan serangan Hanase.

[Tuan?!!] panggil Pure lagi.

"Aku tahu!"

Alfharizy mengangkat tangan kirinya ke atas, seketika semuanya tertutupi dengan warna putih. Semua duri hitam Hanase menghilang dan tangannya dalam posisi menutupi wajah.

"Kau harus serius jika ingin menghentikanku, Al..." cetus Hanase.

"Tcih..." Alfharizy berdecih.

"Waktumu tinggal sedikit Al..."

"W - Waktu?" kaget Alfharizy.

Hanase melirik menara merah keunguan yang ada dibelakangnya. "Waktumu tersisa kurang dari 10menit..."

< Allyn vs Riza POV >

"Apa maksudmu aku tidak bisa menghentikan benda itu?" tanya Riza menatap tajam Allyn.

Allyn tersenyum sinis. "Menara itu akan menghapus semua kekuatan Pengguna Kekuatan tanpa ada kecuali, kecuali kita yang ada di sini..." kata Allyn yang matanya menyala putih dengan background hitam dan garis-garis putih dibelakangnya.

Riza menggenggam erat kedua tangannya. "Kalau tidak di coba kita tidak akan tahu..."

"Percuma! Kau tidak akan bisa dan aku tidak akan membiarkannya!!" potong Allyn kasar.

Cahaya muncul di belakang Allyn dan menampakkan keduabelas angkanya.

Awakening Mode : The Clock

Riza menggeram tak karuan.

"Aku... Pasti akan menghentikan benda itu. Apapun resikonya!!"

< Alfharizy vs Hanase POV >

"A-Apa kau bilang?" Alfharizy mamatung di tempatnya.

Hanase menyembunyikan wajahnya di balik kipasnya. "Maaf Al. Aku baru mengatakannya sekarang!" lirih Hanase.

Alfharizy mengadahkan wajahnya ke atas, menatap pucat menara chaos. Alfharizy bermandikan keringat.

"Apa ada cara untuk menghentikan benda itu??" tanya Alfharizy lemah.

"Dengan membunuh Allyn, Rena... Dan aku!" Hanase menjawab dengan mengalihkan pandangannya ke lain.

Alfharizy seperti patung saja setelah mendengar itu.

"M-Membunuh kalian b-bertiga. A-Aku tidak bisa..." kata Alfharizy tak sanggup bicara.

"Kau bisa. Kau hanya perlu membunuh satu lalu menyerahkan sisanya kepada temanmu..." sela Hanase.

Alfharizy menatap terkejut Hanase.

"Benar Al... Kau harus membunuhku!"

"........."

Waktu seperti berhenti bagi Alfharizy. Dia diharuskan untuk memilih. Dan pilihan itu yang akan menentukan semuanya.

"Bunuh aku Al, sebelum terlambat. Bunuh aku, orang yang seperti sampah ini. Seseorang yang menyeret adiknya sendiri ke dalam masalah. Bun----"

"--Tidak bisa!!" teriak Alfharizy memotong pidato Hanase.

"Kenapa Al??" tanya Hanase bingung.

"Itu karena kau adalah orang yang baik!!"

".........." kali ini Hanase yang terdiam. Kedua bola matanya membulat lebar ingin menangis.

"Terimakasih..."

Burn....

Api hitam tiba-tiba muncul mengelilingi Hanase. Hanase... Dia tersenyum sambil menetaskan airmata.

"T-Terimakasih banyak Al..." ucapnya.

Manik Hanase mengelap dan berwarna hitam seutuhnya.

"Dengan ini... Al pasti bisa membunuhku!" batin Hanase.

BLAAAR!!

Ledakan api hitam terjadi di hadapan Alfharizy. Sesosok setinggi 3meter berwarna hitam dengan garis emas di pakaiannya muncul di depan Alfharizy...... Itu adalah Hanase.

"Hanase...."

Alfharizy terdiam dengan wujud baru Hanase.

[Tuan??!]

Pures menggerakkan tubuh Alfharizy secara paksa, tubuh Alfharizy menjauh dari jarum-jarum hitam
yang tiba-tiba saja muncul di tempat Alfharizy.

[Tuan, kita harus membalas!] teriak Pures.

{Ayolah Bodoh!} bentak Curses kesal.

Alfharizy menggigit bagian bawah bibirnya.

"Maafkan aku..."

Sosok itu menembakkan beberapa bola hitam yang berselimutkan warna emas. Alfharizy yang melihat itu membuat tombak hitam yang tumpul di tangan kanan, mementalkan tiga bola api. Alfharizy mundur ke belakang dan menancapkan tombaknya ke tanah pada waktu bersamaan tombak itu berubah menjadi pelindung hitam, tangan kiri Alfharizy sedikit mengeluarkan cahaya.

Bruak....

Pada saat pelindung Alfharizy hancur karena tidak tahan menahan serangan Monster Hanase, saat itu juga Alfharizy berlari ke samping kiri yang terlihat kosong.

Sambaran Tali Putih

Aura putih berbentuk tali keluar dari telapak kiri Alfharizy dan melilit badan Monster Hanase.

"Hanase.... Sadarlah!!"

< Hanase POV >

Aku telah banyak membuat dosa. Aku ingin segera mati saja. Saat aku mendengar tentang chaos yang dapat menghilangkan para Pengguna Kekuatan, aku memutuskan.... Untuk membuat kekacauan.

Dan membiarkan diriku menjadi target. Tapi.... Kesalahanku adalah bertemu dengan Al.

Entah kenapa... Aku memiliki perasaan untuknya.

Sebuah perasaan yang tidak kuduga...

< Author POV >

Monster Hanase tiba-tiba lenyap, dan Hanase kembali ke wujudnya semula. Alfharizy menghilangkan aura putihnya dan berlari ke tempat Hanase, tapi sebuah pasak hitam menghentikan lari Alfharizy.

"A-Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak membunuhku, Al??" tanya Hanase lemah.

Alfharizy diam di tempatnya, Hanase mengangkat wajahnya.

"Kenapa???!" teriak Hanase dengan ekspresi kacau.

Alfharizy menelan angin. "Aku tidak bisa... Menyakiti temanku sendiri!" ucap Alfharizy.

Mata Hanase membulat sejenak sebelum tertawa.

"Ternyata Al lebih bodoh dari Rey..." batin Hanase.

"Hanase??" Alfharizy menatap bingung Hanase.

Hanase bangkit dan menatap ke belakang.

"Chaos terbuat dari bahan yang unik. Bahan yang dapat melenyapkan kekuatan para Pengguna Kekuatan dalam radius seluruh Kota Jakarta. Pengguna Kekuatan dengan dua Kode Nama sepertimu akan baik-baik saja tapi bagaimana dengan mereka yang hanya memiliki satu?!" cetus Hanase.

Alfharizy meneguk salivanya kasar. Lalu Hanase menatap datar Alfharizy.

"Al, kau harus membunuhku segera..." kata Hanase tanpa ekspresi.

Alfharizy kembali berdecak.

"Apa tidak ada cara lain?" ngotot Alfharizy.

"Tidak ada Al..."

[Tidak ada Tuan...]

{Tidak ada Bodoh dan cepat lakukan..!}

Alfharizy menunduk dan Hanase menyungging senyuman.

"Aku senang... Dapat menikmati kencan kita waktu itu, Al. Aku senang sekali!" ucap Hanase sambil tersenyum.

Perlahan api hitam keluar dari badan Hanase. "Jadi aku mohon padamu Al.... Hentikan aku!" cetusnya.

Alfharizy menggenggam erat tangan kirinya yang mengeluarkan cahaya.

[Saya akan tidur Tuan dan sebagai gantinya... Gunakan kekuatan saya untuk 'menyelamatkan'!] kata Pures perlahan menghilang.

Awakening Mode : Black Sun

Kimono hitam dengan ekor api terpasang di badan Hanase dan sebuah pedang katana hitam di tangan kanan sebagai pengganti kipas.

Alfharizy mengangkat tangan kirinya ke dada kirinya.

"Terimakasih Al.."

Awakening Mode : Guardian of Heaven






































Preview Next Final Arc

A : Akhirnya bagian ini dapat ane publish  T~T

Riza : Sudah lama sekali kita nganggur ya, Allyn?

Allyn : Ya, tapi pada arc selanjutnya adalah giliran pasangan 'itu'

Riza : Semoga lancar saja...

Allyn : Amin

Rey : Sampai jumpa di Arc selanjutnya ~_~

Hikari & Mizu : Bye ^~^

A : Heh?? Darimana kalian datang???

AllynAnantosena & MAlfharizy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro