- jacket -

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Catatan: Winter Date series memiliki dua format, girls version dan boys version. Setiap cerita di kedua format memiliki pola alur yang sama dan beberapa narasi yang persis.

Selamat membaca ♪

❆❆❆ Nao’s version ❆❆❆

Kau berjalan santai menuju tempat tujuanmu saat ini, lokasi pertemuan untuk kencan musim dingin dengan kekasihmu—Nao. Ketika telah sampai di titik yang dijanjikan, kau melirik penanda waktu pada layar ponsel. Masih ada sedikit waktu sebelum jam yang ditentukan. Kau pun menoleh ke kanan dan kiri, mencoba mencari keberadaan pihak satunya.

“Wah, kau sudah sampai? Apa aku terlambat? Aku rasa masih ada beberapa saat sebelum waktu yang kita sepakati,” celoteh seorang pemuda yang tiba-tiba datang entah dari mana membuatmu cukup terkejut.

Kau mencoba menahan diri untuk tidak mencubit atau memukul pacarmu yang memiliki kebiasaan buruk menjahili orang lain itu. “Masih ada waktu sebelum jam janjian kita, kok.”

Nao terkekeh. “Oke, ayo mulai jalan!”

Kalian lalu berjalan bersama keliling kota. Bagi sebagian orang, kencan kalian berdua mungkin hanya terlihat seperti sepasang kekasih yang menyia-nyiakan waktu dengan berjalan tanpa arah. Namun, bagi kalian sendiri berjalan bersama tanpa memikirkan apapun masalah yang bersarang di kepala sudah lebih dari cukup untuk kalian sebut sebagai kencan berkualitas.

Kau dan Nao bertukar cerita untuk menghidupkan suasana. Semuanya terasa normal dan lancar, sampai angin musim dingin berhembus lembut menyapamu ramah.

Kau spontan memeluk tubuhmu saat merasakan bulu roma pada tengkukmu telah berdiri sempurna sebagai respon terhadap udara dingin.

“Ah, aku tidak tahu kalau udaranya akan sedingin ini.” Kau bergumam sembari menggosokkan telapak tangan pada lengan atas berbalut jaketmu dengan harapan gerakan kecil tersebut dapat sedikit menghangatkan tubuh. Tatapanmu tanpa sadar terpusat pada uap yang keluar dari mulut saat kau berbicara.

“Eh, serius? Jaketmu tidak tebal, ya?”

Kau terperanjat sebab tidak menyangka gumamanmu terdengar oleh Nao. “Ah, bukan begitu. Hanya saja, udara malam ini entah kenapa terasa lebih dingin dari kemarin malam.”

“Hee, dingin?” Nao kembali bertanya, membuatmu mengangguk. Pemuda itu kemudian melepaskan jaketnya begitu saja dan menjulurkan lapisan tebal tersebut seolah menawarkan benda tersebut kepadamu.

“Pakai jaketku, ya?”

Kau spontan menolak dengan memberikan gelengan kepala. “Tidak usah, Nao. Kau pakai saja jaketmu itu.”

Air muka Nao seketika berubah seratus delapan puluh derajat. "Kenapa? Ga mau pake jaketku? Jaketku bau, ya? Mau beli jaket baru?"

“Ehm, bukan begitu. Hanya saja aku tidak apa-apa. Hanya sedikit kedinginan.” Kau berusaha keras tidak tertawa melihat wajah merengek pemuda di hadapanmu saat ini.

“Eeeh, ayo pakai! Pakai saja, ya? Ya? Ya. Ya? Pakai, ya? Nanti aku nangis loh, kalau tidak pakai. Ya? Ya. Ya?”

Sama sekali tidak melihat ada kemungkinan Nao akan menyerah membujukmu, kau akhirnya menghela napas dan mengangguk. Membuat pemuda tersebut menyeru kegirangan dan bergegas membantumu memakai jaket miliknya.

“Terima ka—” Kata-katamu terpotong saat merasakan beban tambahan di punggung. Sepasang tangan terasa memeluk tubuhmu dari belakang.

“Nah, karena sekarang gantian aku yang kedinginan, izinkan aku menghangatkan diriku dengan cara begini, ya?”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro