- hands -

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Catatan: Winter Date series memiliki dua format, girls version dan boys version. Setiap cerita di kedua format memiliki pola alur yang sama dan beberapa narasi yang persis.

Selamat membaca ♪

❆❆❆ Naru’s version ❆❆❆

Kau bergegas menuju tempat yang telah dijanjikan. Ini pertama kalinya kau dan Naru akan berkencan di musim dingin. Kau begitu gugup sampai tanpa sadar terlalu lama mempersiapkan diri.

Saat hampir sampai di tempat yang dimaksud, kau mengembangkan senyum saat melihat gadis berambut sebahu sewarna sakura yang menatap layar ponselnya serius di bawah salah satu tiang lampu jalanan.

"Sudah lama menunggu?"

Kau langsung menghela napas lega sebelum berjalan mendekati gadis itu dengan lebih santai. Matamu sempat melihat pemandangan Naru yang juga baru tiba. Namun, kau pikir tidak ada salahnya memulai kencan musim dingin pertama kalian dengan basa-basi yang mungkin bisa mencairkan suasana.

"Tidak juga! Aku pun baru tiba di sini. Kau berlari kemari? Bukannya masih ada waktu sebelum jam yang dijanjikan?" Naru bertanya heran setelah menghampirimu.

Kau mengeluarkan senyuman canggung.

Apa yang Naru katakan memang benar. Meskipun kau merasa terlambat, nyatanya kau bahkan datang sepuluh menit lebih awal dari waktu yang kalian berdua janjikan.

“Ah, sudahlah. Ayo,” ajakmu yang sedikit tersipu dengan nada sedikit ketus lantaran menahan malu.

Naru hanya tersenyum dan mengikutimu yang berjalan duluan. Gadis itu sesekali membuka mulut, mengomentari hal menarik kalian lewati atau bercerita mengenai teman-temannya sepanjang perjalanan.

Bagi sebagian orang, kencan kalian berdua mungkin hanya terlihat seperti sepasang kekasih yang menyia-nyiakan waktu dengan berjalan tanpa arah. Namun, bagi kalian sendiri berjalan bersama tanpa memikirkan apapun masalah yang bersarang di kepala sudah lebih dari cukup untuk kalian sebut sebagai kencan berkualitas.

Kau terus mendengarkan dengan saksama. Sesekali membalas perkataan pacarmu untuk lebih menghidupkan suasana di antara kalian berdua.

“Salju belum turun, tetapi udaranya sudah sangat dingin." Kau bergumam sembari meniup kedua tanganmu yang kau gesekkan di depan wajah.

“Um, benar juga. Hawanya mulai semakin dingin di sini.” Naru menyetujui perkataanmu sambil mengedarkan pandangan ke sekitar. Melihat sebagian orang sudah mulai bepergian dengan jaket tebal lengkap dengan topi rajut atau sepatu bot. Pandangan gadis itu kemudian terhenti pada kedua tanganmu yang masih kau tangkupkan di depan wajah.

Kau menoleh saat merasakan ujung jaketmu ditarik pelan. Membalas tatapan polos pacarmu yang menunjukkan raut gelisah dengan semburat merah muda pada wajahnya.

“Um, mau pegangan tangan? Tanganmu sekarang kedinginan, ‘kan?”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro