bab XX - End - Begin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

XX

Saya memutuskan untuk mengikuti pasangan saya pindah ke Australia.

Sejujurnya ya sakit dan pedih karena harus pisah dengan keluarga dan teman2 saya.Tapi saya nggak punya pilihan lain. Selain pergi menjauh dari komunitas beracun disekitar keluarga saya, mendapatkan penanganan psikiater dan mencari lingkungan yang lebih damai. Daripada saya berakhir di rumah sakit jiwa! Karena mental saya nggak sekuat orang2 lain yang masih bisa bertahan hidup ditengah2 komunitas seperti itu!

Dan saya nggak mau menyiksa keluarga lebih lama dengan keberadaan saya. Lebih baik saya pergi jauh.
Bagi komunitas mulut beracun, batal nikah, perceraian dan segala macam masalah itu bagaikan makanan enak untuk mulut mereka. Mama sampai pernah mengurung diri karena takut ketemu mereka.
Mereka akan terus2an sengaja bertanya tiap bertemu. Meskipun mereka sudah pernah bertanya lebih dari sekali dan sudah tau jawabannya.

Batal Nikah. Akan selalu ditanya ‘Jadi kapan menikahnya?’

Cerai. Akan sengaja ditanya ‘Lho suaminya mana?’
Kehilangan bayi. Akan terus ditanya ‘Jadi kapan donk isi lagi?’

Sudah tradisi dan menjadi kepuasan mereka untuk bertanya berulang2 akan masalah yang sedang menimpa seseorang.

Kalau kalian tanya apakah saya sudah memaafkan komunitas mulut beracun? ...
Saya manusia, bukan malaikat. Karena itulah saya butuh penanganan psikiater, kebencian dan dendam yang sudah saya pendam bertahun2 tanpa dilampiaskan itu, akhirnya bersarang di alam bawah sadar saya. Tapi saya percaya dengan kasih Tuhan, pertolongan orang2 baik disekitar saya dan malaikat berkaki empat. Suatu hari saya pasti bisa ikhlas juga memaafkan mereka.

Meskipun kerja keras saya tidak pernah dihargai dilingkungan keluarga, tetapi strata pendidikan saya, pengalaman kerja saya bertahun2, dan uang tabungan selama saya bekerja adalah faktor2 yang sangat membantu untuk mendapatkan ijin tinggal di negara ini.
Kerja keras saya sudah menyelamatkan diri saya sendiri!

Menjadi warga di negara asing ini awalnya tidak langsung mulus. Saya harus mulai lagi dari nol, apalagi modal nekat tanpa bantuan orang tua.
Saya sudah mengalami jalan kaki 2 jam bolak balik di suhu kurang dari 5 derajat celcius hanya untuk interview pekerjaan karena nggak ada transportasi publik yang menjangkau tempat interview.

Panik tabungan menipis padahal harus bayar sewa rumah tiap bulan, sambil menunggu mendapat kerja kantoran, sempat 6 bulanan kerja serabutan mulai jadi waitress, cuci piring sampai nge-pel lantai, pernah juga karena takut rekening listrik membengkak akhirnya ga berani pakai heater dan hangatin badan pakai hair dryer…

Bersahabat dengan burger 1 dollar dan mie instant import dari Indonesia karena itu makanan paling murah untuk mengirit biaya hidup.

Dimasa2 ini saya selalu bilang pada diri sendiri :
‘Ini jauh lebih baik, setidaknya disini saya diperlakukan dan dihargai sebagai manusia, juga nggak ada yang paksain saya menikah dengan orang yang saya tidak cinta’

Dan akhirnya saya menyadari sisi positif yang bisa saya dapat dari ‘komunitas mulut beracun’, kalau nggak ada mereka yang menghancurkan keharmonisan keluarga saya, mungkin saya nggak nekat untuk meninggalkan hidup nyaman di Indonesia, dan nggak pernah belajar untuk lebih mandiri.

Sampai disini ada juga yang bertanya, kok kamu nggak minta uang saja sama pasanganmu?

Saya NGGAK MAU! Memang kita sudah pacaran selama 12 tahun, tapi jadi suami aja belum, kok harus minta duit dari dia? Saya masih punya dua tangan yang utuh dan sehat untuk berusaha sendiri!

Sekali lagi …..
Kerja keras saya membuahkan hasil!
Saat ini saya sudah mendapat pekerjaan kantoran full time dibidang yang sesuai dengan pendidikan saya!

Negara baru ini juga memberikan ijin dan dukungan untuk saya (akhirnya) bisa menikahi pasangan saya.
Saya pikir, saya harus sabar menunggu sampai bereinkarnasi di kehidupan kami berikutnya untuk bisa menikah, tetapi ternyata saya tidak perlu menunggu selama itu.

‘Segala kepahitan hidup, saya anggap sebagai suatu anugrah, jadi ketika sekarang saya mendapat sedikit saja manisnya hidup, saya merasa benar2 damai dan bersyukur’

‘Untuk perempuan2 lain yang mengalami kejadian mirip seperti ini

Saya cuma mau bilang ke kalian semua ...
Menikah atau tidak menikah, punya anak atau nggak, kalian tetaplah manusia yang berhak untuk hidup tenang dan dihargai, jangan menyerah dan terus berjuang!

Semoga kalian semua juga diberi jalan keluar dan akhir bahagia!’

.
‘Lalu untuk orang2 yang masih berada disekitar komunitas mulut beracun...

Kita tidak akan bisa melarang mereka menggunakan mulutnya untuk menyakiti orang lain, dibalik lindungan basa basi, sudah menjadi tradisi turun temurun mereka, jadi biarkan saja’

‘Tapi, kita masih bisa menolong orang2 atau keluarga yang menjadi korban mulut jahat mereka!
Jikalau mereka bisa menggunakan mulut untuk membuat orang lain sengsara, kita juga harus bisa menggunakan mulut kita untuk menguatkan orang lain, memberikan kata2 positif dan dukungan moral supaya mereka tidak sampai kehilangan hidup mereka!!!’
.

*Note 1 :
Untuk teman temanku yang baru tahu, maaf kalau saya baru bisa cerita sekarang, saya tau sebagian besar dari kalian pastinya kaget dan nggak nyangka. Sayapun tau kalau pastinya beberapa dari kalian tidak bisa menerima.

Tapi setelah kalian mengetahui tentang saya sekarang, kalau kalian merasa takut atau tidak enakan untuk terus berteman dengan saya, tidak apa2 untuk unfriend atau block saya. Saya sepenuhnya bisa mengerti kondisi kalian, dan saya akan tetap mengenang semua kenangan baik selama kita berteman dan akan tetap menggangap kalian orang baik juga.

Kalau memang menurut agama dan kepercayaan kalian, orang yang tidak straight seperti saya ini ditulisnya dosa/harus dijauhi, ya nggak apa2 ... masa saya harus protes?

Sebagai teman, saya menghargai kalian sebagai individu yang utuh, artinya saya juga menghargai dan menghormati agama/kepercayaan kalian.
Sekali lagi, saya mengerti jika kalian harus menjauhi orang yang seperti saya dan mendoakan semoga kalian semua selalu diberi kebahagiaan.

*Note 2 :
Pesta pernikahan saya hanya akan diadakan di Australia dan TIDAK akan diadakan di Indonesia. Karena saya masih menghargai aturan/norma yang berlaku di Indonesia. Mohon maaf buat teman-teman dari Indonesia yang bermaksud datang, untuk jadi merepotkan kalian dengan jarak yang cukup jauh.

*Note 3 :
Notes ini dibuat bukan untuk menyinggung siapapun, tapi sekiranya ada yang tersinggung, saya juga minta maaf yang sebesar-besarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro