STRANGERS: OH SEHUN

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam minggu. Semua orang pasti sedang menikmati kebersamaan bersama orang yang mereka sayangi. Dan aku, hanya bisa duduk termenung di sofa menghadap televisi yang sedang menayangkan acara komedi keluarga.
Huft, keluarga huh?

Aku jadi teringat mereka: ayah, ibu, dan kakak perempuan ku. Seharusnya sekarang kami berempat ada di ruangan ini, menonton dan menghabiskan ujung minggu bersama. Namun, pagi tadi kami mendapat panggilan dari keluarga ibu di kampung yang mengatakan bahwa kakek dimasukkan ke rumah sakit karena jatuh pas mengendarai motor.

Aku gak habis pikir, ngapain sih beliau repot-repot naik motor sendiri, padahal masih ada sepupu ku yang bisa mengantarkan kemana dia mau. Kakek-ku ini sungguh indipendent.

Jam di dinding menunjukkan pukul 09:30 malam, niat ku ingin langsung ke kamar dan bersembunyi di balik selimut tapi tiba-tiba perut ku berbunyi meminta jatah. Gara-gara memikirkan orang di kampung aku jadi lupa untuk makan malam.

Aku berjalan ke dapur dan membuka penutup makanan yang ada di atas meja. Nihil. Aku tidak menemukan apapun yang bisa dimakan. Aku ingat sesuatu.

"Ibu belum sempat siapin apa-apa, kamu ke mini market aja. Beli apa kek yang bisa buat kamu kenyang, tapi jangan terlalu larut perginya, bahaya kamu itu cewek. Ngerti kan.. kan..kan"

Pesan ibu terngiang-ngiang di kepala ku. Sial! Kenapa bisa lupa. Aku menggaruk tengkuk, berpikir sejenak.
Pergi, berarti aku mengabaikan nasihat ibu, jangan keluar larut malam, bahaya. Tidak pergi aku lapar, bisa-bisa maag ku kambuh dan gak bakalan ada orang yang akan membantuku jika aku tiba-tiba tepar. Gak lucu kan kalau mereka yang notaben-nya dari menjenguk orang sakit, sampai di rumah menemukan tubuh tak berdaya sedang terkapar di lantai. Huh mengenaskan.

Jadi kuputuskan untuk keluar. Tapi tunggu, aku tidak sebodoh itu untuk keluar malam-malam buta tanpa alat keselamatan apapun. Aku menuju kamarku, mengambil hp, uang, dan tidak lupa minyak bayi. Minyak kayu putih, begitu orang normal memanggilnya. Eh, bukan berarti aku ini tidak normal. Ini logika aja sih, yang memakai minyak ini dominan para bayi jadi bukankah seharusnya dinamakan 'Minyak Bayi.'
Ya sudahlah.

Jangan tanyakan mengapa aku membawa minyak bayi ini. Kalau kau punya akal pasti tau jawabannya heh?

Sekali lagi aku menatap jam dinding, 15 menit lagi jam sepuluh. Aku keluar rumah tidak lupa mengunci pintu. Kebanyakan lampu tetangga sudah padam semua, cuma ada satu dua rumah yang lampunya masih menyala. Rasanya gimana gitu, jalan sendirian di jalanan yang sepi. Kayak ada ngeri-ngerinya.

Untuk menghilangkan rasa takut ku, aku bersenandung pelan. Aku bisa melihat lampu mini market yang cukup terang di depan sana, bersebrangan dengan jalan raya.
Yes! Aku hampir sampai. Aku bersorak gembira dan tanpa sengaja menendang kaleng minuman yang terbaring di jalan sehingga menimbulkan suara cukup bising di tengah keheningan.

"Ups." Spontan aku menutup mulut. Sekarang ada seekor anjing tetangga menggeram pada ku, bukan menggongong ia menatapku seolah-olah aku adalah maling yang tertangkap basah mencoba masuk ke rumah majikannya. Benar-benar terciduk. o_o

Aku ingin langsung angkat kaki dari situ tapi langsung teringat satu hal. Kalau aku lari pasti anjing ini akan mengejarku, jadi aku berpura-pura memungut batu. Berhasil, ia mundur. Hehe takut juga lo njing. Sekali lagi aku menakutinya dengan menghayunkan tanganku kearahnya. Tanpa aba-aba si anjing langsung masuk ke dalam rumah anjingnya.

Yosh. Aku berjalan cepat ke seberang jalan. Kasihan si anjing, andai dia tau di aspal ini gak ada batu.

***

Aku mendorong pintu mini market, namun sulit sekali untuk terbuka, tenaga ku kemana. Ku coba terus namun pintunya hanya terbuka setengah, gak mungkin juga aku langsung masuk, bisa-bisa kejepit. Sepertinya aku perlu ekstra joss.

Ketika aku akan mendorong pintu itu tuk ketiga kalinya, seseorang mendahului ku membuka pintu. Kesempatan!!! Beberapa detik setelah orang tersebut masuk, aku langsung menyusul secepat kilat. Untung gak kejepit.

Ku arahkan pandangan ke sekeliling untuk mencari sosok itu. Ternyata dia sudah duduk di kursi menghadap jalan sambil menyantap mi instannya.
Aku tidak melihat wajahnya karena dia memakai hoodie, mirip Alan Walker hn.
Jangan-jangan Alan Walker sungguhan.

Kruk

Lamunan ku buyar oleh bunyi perut yang sudah keroncongan dari tadi.
Jadi pengen makan mi '_'

Setelah menyeduh mi instan rasa kaldu ayam, aku langsung menyantapnya tanpa baca doa dulu. Tidak pantas ditiru.
Sedang asyik dengan makananku tiba-tiba ponsel ku berbunyi, pesan dari kakak rupanya, mengingatkan aku untuk mengunci pintu dan semua jendela kalau mau tidur. Aku tidak membalasnya, nanti saja.

Oh iya, aku duduk di samping orang yang mirip Alan Walker tersebut, ya walaupun berjarak 2 kursi dari tempatnya duduk. Mi-nya sih sudah habis dari tadi, sekarang dia cuma mainin ponsel merek Iphone miliknya. Jeli sekali mataku.

Penasaran siapa di balik hoodie itu, aku memajukan badan ke depan berusaha bersikap natural agar tak ketahuan mencoba mengintip. Sekarang aku bisa melihat hidungnya, mancung ya ampun. Aku tambah penasaran,

"Ada apa?" Laki-laki itu bersuara. Dia menatapku dengan tatapan dingin. Pikiranku melayang entah kemana, berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan. Ini baru namanya terciduk, aku benar-benar bungkam. Tanpa berpikir panjang aku bergegas pergi dari situ. Untung sudah ku bayar duluan.

Hari yang sial

Suasana jalan semakin gelap, cuma ada satu lampu penerang jalan di sini. Dan masih ada kira-kira 9 rumah yang harus ku lewati dan para anjing sekalian. Aku merogoh kantong mencari hp untuk ku gunakan sebagai senter, namun tak kutemukan. Aku ingin menangis.

Aku mulai panik juga ketika ku lihat sosok hitam di belakang. Berjalan kearahku. Setan? Maling? Berandal?
Aku berjalan sedikit cepat, semakin jauh ke depan cahaya semakin minim. Tapi aku bisa melihat rumah dengan lampu menyala di depan sana, rumahku.

Oke, aku siap dengan segala kemungkinan yang bakal terjadi, aku mengandalkan mu minyak bayi!
Aku menuangkan isinya ketangan. Dengan berjalan cepat, tak berani menoleh ke belakang. Aku bisa mendengar langkah sepatunya semakin cepat menuju kearahku. Aku menelan ludah siap menyerangnya kapan saja.

Satu.... Dua..... In.. Tiga!

Mampus. Tidak mengenai sasaran. Minyak bayi yang lumayan banyak ini cuma mendarat di bajunya. Bisa dibayangkan tingginya gimana. Melihat sosok hitam itu tak bergeming, sekali lagi aku berusaha memukulkan tanganku yang masih memiliki sisa minyak, ke wajah pastinya.

"Apa-apaan ini!" Suara itu terdengar familiar. "Bentar.. kau?" "Ini ponsel mu. Kau meninggalkannya setelah tertangkap basah di mini market," katanya datar.
Jleb. Ok aku disindir dan mungkin wajah ku sudah merah karena malu, untung saja keadaan lagi gelap.

Aku mengambil ponsel yang ia sodorkan, lalu menyalakan senter. Sekarang aku bisa melihat wajah orang ini dengan jelas, tanpa hoodie menutupinya. Jujur saja, orang yang berdiri di depanku ini cukup good-looking aka cogan. Aku jadi malu. Bukan, bukan karena kelamaan menatap wajahnya tapi karena tadi aku berusaha mencelakai anak orang. Muka kayak gini kok ditutupin.

"Hmm.. anu, maaf ya aku kira penculik atau apa gitu." Setan. Maling. Berandal. Pengen rasanya aku terjun dari gedung pencakar langit saking malunya. Malu-maluin.

"Hn. Pulanglah," sekali lagi datar. Aku berjalan ke rumah dengan canggung sesekali menoleh ke belakang. "Kenapa dia masih di sana?"
Apa dia menunggu ku sampai rumah baru dia pergi? Ku percepat langkahku untuk membuktikannya. Benar. Dia langsung pergi setelah aku sampai di depan pintu rumahku.

Yah, aku lupa berterima kasih dan menanyakan namanya. Yang jelas dia bukan Alan Walker.

Malam minggu yang... gak buruk juga.

10: 45 p.m

Aku membuka hp, rencananya ingin menelpon kakak-ku. Ada memo di skrin utamanya, seingatku aku gak pernah menulis memo di skrin.

Tak perlu berterima kasih
O.S.

Orang Santai? Orang Sialan?

_________________________________________
Ok selesai!
Apa kalian menyesal membacanya, cerita ini gaje kan?
Huhu maafkan saia yorobeun, entah kenapa saia kebelet nulis fanfic dan hasilnya malah seperti ini'_')

Oh ya, aku buat ini tengah malam, di bawah selimut terus ku bayangkan'^' dapatlah feelnya walau sedikit :'(

Kalau kalian gimana?

A: ada sih dikit

B: gak ada feel sama sekali

C: ini imagine?

Yah... gak papalah^_^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro