22. Lym?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Itu Rangga yah, heheheh.
Nanti di kasih yang gantengnya deh, tapi nanti😋

Vote and Comment!!!

Apa cuma yoyos yang liat foto Rangga senyumnya ga bisa berenti? Kek orang gila jadinyaa...udahlahh cusss...

Happy reading...

"Delko?" panggil seorang wanita dengan wajah terkejutnya.

Delko mengerutkan keningnya."Kamu siapa lagi?"

"Ya ampun Delkomankoman akhirnya lo sadar jugaaa, lo lupa sama gue...gue Sisy sahabat cewek lo satu-satunya!!" teriak Sisy heboh, dengan cepat Sisy langsung memeluk Delko.

Nino yang merasa terganggu dengan teriakan Sisy akhirnya terbangun."Sy berisik banget sih!!" bentak Nino.

"Bodooo...yang penting Delko dah sadarrrr..." Sisy memeluk lebih erat tubuh Delko, membuat Delko meringis kesatikan.

"Badan saya sakitt, aduduhhh..." lirih Delko yang membuat Sisy melepaskan pelukannya.

"Sorry heheheh... Btw lo lucu kalo ngomongnya gitu, kaya bukan Delko hahahaha,"

~~STRAY~~

"Hoammm..." Seorang gadis melihat jam digitalnya. 06.07.

"OH MY GOD! I'M LATEEEE!!"

Gadis itu mulai rusuh bersiap-siap untuk hari pertamanya bekerja. Ia sampai lupa sarapannya sendiri yang sudah disiapkan hotel.

Lym segera berlari mencari taksi dan menaikinya.

'Bodoh! Bodohh kenapa bisa telat? Pasti Rangga kecewa sama aku,' batin Lym.

Setelah sampai Lym langsung berlari ke dalam kedai. Disana ia melihat Rangga sedang menurunkan kursi.

"Kok sepi?" lirih Lym melihat sekitar.

"Rangga!" panggil Lym. Rangga menoleh, ia terkejut.

"Terlalu semangat kamu," ucap Rangga datar.

"Aku telat Rang, maaf," rengek Lym.

"Kamu kepagian!" Rangga terkekeh kecil.

"Tapi Rang, ini--"

"Saya bukan semut rang-rang," ucap Rangga sambil bergeser ke samping untuk menurunkan kursi.

"Tap--"

"Mending kamu bantuin saya nurunin kursi,"

"Oke," Lym meletakkan tasnya di meja.

"Jangan disitu, dibelakang, ayo saya anter sekalian ganti baju," Lym mengikuti jalan Rangga.

"Nih baju kamu, ini loker kamu yang nomor 4," jelas Rangga.

"Oke, aku ganti baju dulu,"

Lym ganti baju sedangkan Rangga kembali ke depan untuk menurunkan kursi. Bisa dibilang kedainya cukup besar. Jadi perlu memakan waktu untuk menurunkan kursi saja.

Tak lama pemuda bernama Ucup datang menyapa Rangga. "Good morning pak bos!" ucap Ucup dengan cengiran lebarnya, tidak lupa dengan logat sunda yang kental.

"Sok Inggris kamu," ucap Rangga datar.

"Kan mau ketemu sama bule, pak,"

"Terserah, tuh orangnya dateng kepagian,"

"Rajin ya pak, samperin ah,"

Rangga hanya tersenyum kecil menanggapi.

Ucup pergi menghampiri Lym, yang baru saja keluar dari ruang ganti.

"Hai, nama urang teh Ucup," ujar Ucup dengan campuran bahasa sundanya.

Lym mengerutkan dahinya tanda tak mengerti, apa yang ucup katakan.

'Dia itu ngomong apa sih? 'Urang teh' itu apa? Urang itu udang kali yah, berarti artinya 'Teh Udang' gitu? Dia mau teh udang kali yah. Emang ada gitu?,'

"Mmmm...kamu mau teh udang? Emang di Indonesia ada teh udang yah? Heheheh..." ujar Lym dengan polosnya.

Rangga, yang sedari tadi melihat Ucup berinteraksi dengan Lym seketika tertawa dengan suara lantangnya.

Sedangkan Ucup langsung memukul jidatnya,'Ucup lupa kalo dia bukan orang indonesia asli!' batin Ucup.

Lym menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.'Aku salah ngomong kali yah?'

Rangga menghampiri Ucup dan Lym.

"Sebenernya Urang teh itu apa? Rangga tahu?" tanya Lym pada Rangga.

Rangga menghentikan tawanya."Maksud dia, nama dia itu Ucup. Bukan dia pengen teh udang," Rangga menjelaskan, membuat Lym tersenyum malu.

"Yaudah lah boss, saya teh pengen langsung kerja aja.. Gak lagi-lagi urang mah," ujar Ucup langsung pergi meninggalkan keduanya.

Tersisa Lym dan Rangga. "Mmm..Rang?"

"Kenapa?"

"Aku kerjanya ngapain ya?" tanya Lym.

"Kamu samperin satu-persatu orang-orang yang ada disini, terus kamu tanya ke mereka pengen makan apa." ujar Rangga, menjelaskan pada Lym.

Lym mengangguk-anggukan kepalanya."Terus sekarang Aku ngapain, kan kata Rangga aku kepagian,"

Rangga tertawa kecil."Kamu bantuin ucup lapin meja aja deh, nanti kalo ada pelanggan kamu samperin yah," Lym menganggukan kepalanya, membuat Rangga gemas akan tingkah laku Lym.

Rangga mengusap pelan rambut kepala Lym."Hari pertama.. Semangatt!!" ujar Rangga menyemangati Lym.

Lym tersenyum lebar, setelahnya pergi menghampiri ucup yang sedang mengelap meja.

"Hai Ucup..." Sapa Lym menepuk pelan bahu Ucup, membuat Ucup sedikit terkejut.

"E-eh,"

Lym tersenyum, lalu mulai mengelap meja yang masih kotor.

"Ucup, urang teh itu bahasa apa sih?" tanya Lym begitu penasaran.

Ucup menoleh ke arah Lym."Bahasa sunda,"

Lym mengangguk,"Umur kamu berapa?" tanya Lym terus-menerus.

'Aduhh ramah bener sih nih orang, gak tau apa kalo ucup udah degdegan dari tadi...grogi ucup tehh,' batin Ucup frustasi.

"Umur saya 18, mmm...teteh?"

"Oh wow, kamu masih sekolah ternyata. Aku salut sama kamuu.." teriak Lym tidak percaya.

"Iya hehehe, saya mau mandiri soalnya teh..."

"Hebat kamu,"

"Umur teteh, berapa?"

"Aku masih muda kok, baru 23 tahun hehehehe,"

"Aduhh teh jangan senyumm, nanti ucup diab––"

"Permisi,"

Ucapan Ucup terhenti karena ada pelanggan yang menghampiri mereka.

Lym masih membersihkan mejanya, sedangkan Ucup langsung berbalik menanggapi pelanggan tersebut.

"Maaf mas, mau pesen apa ya?"tanya Ucup, mencoba ramah.

"Bubur ayam ada?" tanyanya.

"Ada kok mas, tunggu sebentar ya,"

Ucup menghampiri Lym yang masih mengelap meja,"Teh, boleh minta tolong anterin orang itu gak ke tempat duduknya, Ucup pengen pesenin bubur ayam ke belakang," ucap Ucup sambil menunjuk orang yang Ia maksud.

Lym mengangguk, menghentikan aktifitasnya."Okeee,"ujar Lym, lalu berjalan ke arah pelanggan yang disebut ucup.

"Pagi Mas, silakan duduk dul––"

"Lym?" ucap lelaki itu.

~~STRAY~~

Ku habis ediiii...
Sorry, kalo makin aneh...

Bye🙋
SalYos😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro