33.Sakitt?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

21.15

Delko duduk di balkon kamarnya, matanya terus mengamati bintang-bintang yang menghiasi langit malam.

Lagi. Yap, lagi dan lagi Delko memikirkan wanita bernama 'Lym' itu.

Ia bingung, sebenarnya siapa wanita itu? Kenapa selalu mengganggu pikirannya, padahal mereka hanya beberapa kali bertemu sebelumnya.

Kenapa hatinya sakit saat melihat wanita itu lempar pandang pada pria lain, kenapa hatinya ngilu saat melihat tangan wanita itu di genggam oleh seorang pria?

Sebenarnya siapa Lym?

Pertanyaan itulah yang sedari tadi Delko pikirkan, dan selalu pertanyaan itu lah yabg Delko tanyakan berulang-ulang.

"Gue gak peduli sama tuh cewek, tapi kenapa hati gue gak enak pas liat dia sama cowok lain? Tau ah, mending gue fokus mikirin Della. Eh?"

~~STRAY~~

08.12

Nino
Lym, ini nomornya si Delko

08×××××, kali aja lo
butuh, tuh nomor.

Me
Makasih No, hehehe.

Lym tersenyum puas ketika melihat chat yang di berikan oleh Nino. Ia mulai mengetikan sebuah pesan, dan mengirimnya kepada Delko.

Me
Hay,
Bisa ketemu sebentar?

Delko❤
?

Me
Mou Lymtzyx
Bentarrr ajaa, mau yah.
Please.

Delko❤
Sibuk

Me
Yaudah aku aja yang kesana.
Tunggu bentar yah,
Jangan di bales, pokoknya gak ada penolakan.

Read

Lym tersenyum kecil ketika melihat balasan yang Delko kirim. Setidaknya Delko masih mau menjawab pesannya itu walaupun dengan jawaban yang menurut sangat singkat.

Karena 2 hari ini kafe––tempat Lym bekerja sedang di tutup. Maka dari itu, Ia akan manfaat'kan hari ini untuk mendekatkan Delko, dengan cara apapun itu.

Lym menarik tas selempangnya, lalu bergegas pergi keluar kamarnya. Kali ini, ia akan pergi ke kantor––tempat Delko bekerja. Di tasnya sudah ia isi dengan, cumi isi nasi makanan kesukaan Delko dan dirinya ketika Delko berada di greenland.

Ia mulai menghentikan taksi, dan memberi tahu alamat kantor Delko pada taksi tersebut. Alamat yang kemarin ia minta kepada Nino, saat Nino mengantarnya pulang, setelah dari rumah orang tua Delko.

"Terima kasih pak," ujar Lym, saat ia sudah sampai di depan kantor Delko.

Lym mulai melangkahkan kakinya ke dalam kantor Delko.

"Pagi mba, ingin bertemu siapa yah, sebelumnya?" tanya resespsionis itu kepada Lym, dengan nada ramahnya.

Lym tersenyum lebar."Algreen Delkoland, ada?"

"Maaf mba, sebelumnya sudah membuat janji?"

"Sudah kok," jawab Lym, jujur.

Sebelumnya Lym memang sudah membuat janji pada Delko bukan? Bukan'kah sebelum kemari Lym memberi pesan dulu kepada Delko?

Resepsionis itu tersenyum kecil."Bentar yah mba, saya telfon pak Delko dulu sebelumnya,"

Lym tersenyum ketika mendengar jawaban yang diberikan resepsionis itu.

Usai menelfon Delko resepsionis itu kembali menoleh ke arah Lym.

"Mohon ditunggu sebentar ya Mbak, pak Delko akan segera kemari," ujarnya.

Lym mengangguk dan tersenyum kecil, ia melangkahkan kakinya ke arah sofa yang berada di loby.

"Dari mana lo tau kantor dan nomor hp gue?" suara bass, seseorang yang membuat Lym sedikit terkejut.

Senyum Lym kembali mengembang, ketika melihat siapa orang tersebut.Lym bangkit dari duduknya."Dari orang," jawab Lym dengan polosnya.

"Sebenernya mau lo itu apa sih!" bentak Delko yang membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya.

"Aku mau Lodel,"

"Gue bukan Lodel! Gue Delko!"

"Aku mau Delko,"

"Ga waras!"

"Lolym gak waras gara-gara Lodel,"

"Jijik gue dengernya! Pergi gak lo, dari kantor gue sekarang!!" bentak Delko, kali ini membuat semua para karyawan, memperhatikannya.

"Lolym akan pergi, kalo Lodel mau makan ini," ujar Lym memberikan kotak bekal yang telah ia siapkan tadi.

Lym membuka bekalnya, lalu memberikannya kepada Delko.

"Makanan kaya gini lo kasih ke gue!! Gak sudi gue makannya,"

Prank

Delko membanting kotak bekal yang di berikan oleh Lym, ia tidak peduli berapa banyaknya pasang mata yang menyaksikan aksi kejamnya kepada seorang wanita. Sebenarnya ia bingung mengapa dirinya kesal ketika melihat Lym di depannya setelah melihat kejadian 2 hari lalu, ketika Rangga menggenggan tangan Lym.

Mata Lym mulai berkaca-kaca, ia tahu dirinya salah karena sudah bersikap tidak tahu malu di kantornya Delko. Tetapi percayalah, ia hanya ingin Delko bisa di dekatnya, walaupun Delko lupa pada dirinya.

Dengan wajah yang sudah merah menahan tangis, Lym terseyum lebar."Yaudah gapapa kalo kamu gak mau hargai masakan aku, aku gak bakal masakin itu lagi kok buat kamu. Maaf udah buat Lod– eh, kamu malu. Aku pulang dulu yah bye," ujar Lym, setelahnya pergi meninggalkan kantor Delko, dengan perasaan sakit di hatinya.

Sebenarnya ia ingin membersihkan makanan yang tadi Delko lempar itu, tetapi dirinya sudah tidak kuat lagi untuk menahan tangis, yang di sebabkan oleh Delko.

Lym menghentikan taksi, lalu pergi menuju Apartment nya dengan keadaan wajah yang memerah karena tangis.

Dua hari lagi. Yap, dua hari lagi dirinya akan pergi meninggalkan negara ini.

~~STRAY~~

Kurasa part ini makin ngaco...

Sorry, kepalanya pusyingg karena bingung pengen bikin yang kaya gimana. Semoga kalian memaklumi yah hehehehe.

Bye😊
SalYos❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro