Changbin│Ilunga

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Getaran di saku membuat percakapan seorang pemuda bernama lengkap Seo Changbin tersebut dengan gadis di sampingnya terhenti. Tangannya segera bergerak- mengambil handphone di saku yang menjadi sumber getaran

Manik hitamnya terlihat sedikit terkejut saat melihat nama sang penelepon, tidak butuh lama baginya untuk segera mengangkat telepon tersebut

"Kau sedang dimana?"

"Sudah kubilang kan kalau aku sedang bersama temanku? Ada apa?"

Keheningan mengisi, merasa sang penelepon tidak kunjung menjawab membuat Changbin kembali memanggil sang penelepon

"Hei? Kau masih disana?"

"Padahal aku sudah mempercayaimu. Kalau kau tidak akan berbuat kesalahan lagi..."

Changbin terdiam, tubuhnya menegang seketika. Satu kalimat tersebut sukses membuat jantungnya serasa berhenti seketika. Kepalanya segera bergerak- menengok ke segala arah, tidak mungkin 'kan?

"Kenapa?"

"Sebentar!" Ucapnya dengan tergesa pada gadis di sampingnya

Changbin kembali terbungkam saat ia melihat kedua manik coklat tersebut berada di belakangnya. Tidak persis, namun masih masuk ke dalam jangkauan kedua matanya. Ia segera berlari ke arahmu

Kau tersenyum, namun kedua manik coklatmu menyiratkan segalanya.

Kepedihan yang mendalam.

"Nggak! Ini tidak seperti yang kau kira! Aku hanya..."

Changbin kembali terdiam saat gadis dihadapannya tidak membalas apapun. Detik itu juga ia tersadar,

kalau ia telah membuat kesalahan.

"Maaf"

Kata tersebut yang seharusnya keluar dari mulut Changbin sekarang, namun malah lolos dengan mudahnya dari mulutmu

"Apa?" Balas Changbin yang tidak mengerti

"Aku tidak bisa..."

Changbin menyesalinya.

Menyesali ajakan jalan gadis yang beberapa menit yang lalu bersamanya tersebut.

Menyesali karna tidak marah atau melakukan apapun saat gadis tadi meneleponnya atau berkirim pesan dengannya yang dapat menimbulkan salah paham.

Menyesali karna telah berbohong padamu.

Dan menyesali karna telah membuatmu kecewa untuk ketiga kalinya.

Kedua tangannya terulur, menggenggam erat kedua tangan mungil milikmu, "Tidak, jangan..."

Matamu terasa memanas- air mata mengalir dengan sendirinya, "Ini kesalahanku karna selalu bersikap menuntut padamu. Jadi kumohon..."

Waktu terasa berjalan sangat lambat, namun Changbin berharap lebih baik waktu berhenti saja.

Ia tau apa yang akan kau katakan selanjutnya, dan Changbin selalu berharap kata kata tersebut tidak keluar darimu.

"Ayo kita hentikan hubungan ini"

"Hei dengar, aku minta maaf. Aku sungguh sungguh minta maaf. Jadi kumohon, ayo kita ulang dari awal saja, aku tidak akan mengulang kesalahanku lagi"

Kau menggeleng pelan, "Aku sudah memberimu kesempatan"

Changbin kembali terbungkam saat melihat senyumanmu lagi. Senyuman yang menyiratkan segala kekecewaan yang kau rasakan.

"Selamat tinggal, Seo Changbin"

Kau berbalik, berjalan meninggalkannya sendirian di tengah jalanan malam yang cukup ramai tersebut.

Salju perlahan turun, namun Changbin masih terdiam di tempatnya.

Di malam itu, Changbin kehilangan seluruh dunianya.

.

Ilunga
(n.) a person who will forgive anything the first time, tolerate the second time, but never a third time.

Changbin © Stray kids
Story © Chocolatesundae_

.

Tubrukkan yang kau rasakan membuat badanmu oleng, buku buku yang kau pegang terjatuh berserakan

"Ah, maaf"

Suara baritonenya membuatmu mengalihkan pandanganmu pada pemuda yang menabrakmu tersebut

"Tidak apa apa" Balasmu santai, kau segera memungut buku dan beberapa lembar kliping yang terjatuh, sama dengannya yang juga membantumu

Kau dan pemuda tersebut kembali berdiri, "Terima kasih" Ucapmu dengan sedikit membungkuk dan tak lupa disertai senyuman

Pemuda tersebut- Seo Changbin tidak akan pernah melupakan hari tersebut. Detik pertama ia melihat senyumanmu, Changbin menyadarinya-

-bahwa ia telah jatuh padamu.

.


"Yang itu!"

Tangamu terulur dengan semangat, menunjuk seorang pemuda yang tengah duduk bersama kawanannya.

Gadis di sebelahmu yang merupakan sahabatmu sedikit kaget, "Serius?" tanyanya dengan tatapan tidak percaya

Sedikit kebingungan akan reaksi sahabatmu terlintas di kepalamu, "Iya, kenapa?"

Sahabatmu terlihat menggeleng pelan, "Namanya Seo Changbin, semester 2 sama seperti kita"

Ah, Seo Changbin rupanya. Nama tersebut segera tercatat jelas di kepalamu. Dan juga di hatimu.

"Tapi kurasa sebaiknya jangan dia"

Kau kembali merasa bingung, "Memangnya kenapa?"

Sahabatmu menghela nafas panjang, "Dia selalu bermasalah sejak semester pertama. Kurasa bahkan di sekolah ini tidak ada yang tidak mengenal dia"

Kau sedikit mengernyit bingung, "Bermasalah bagaimana?"

"Banyak murid yang melihat dia sedang mabuk di club, dia bermasalah dengan guru, dan juga dia sangat menyeramkan"

Kau terdiam, tidak tau harus berkata apa. Manikmu memperhatikan dalam dalam kedua mata sahabatmu, berusaha mencari kebohongan pada tiap kata yang sahabatmu ucapkan. Namun nihil, kau yakin sahabatmu berkata jujur- berniat menjauhkanmu dari orang yang rumornya tidak baik tersebut.

Kepalamu berkata bahwa kau gila karna merasa tertarik dengan orang yang seperti itu. Namun sahabatmu terlambat-

-karna tanpa kau sadari, kau juga telah jatuh pada pemuda beraura dark tersebut.

.

"Seo Changbin!" Teriakanmu terdengar jelas di kamar apartemen yang hening tersebut.

Kau segera berlari kecil- menghampiri Changbin yang tengah terduduk dengan gelas kosong dan beberapa botol minuman keras di hadapannya.

"Apa?" Balasnya dengan tatapan kosong

Sebuah senyum sinis terlihat di wajahnya, "Aku yakin kau sudah sering mendengarnya juga 'kan? Rumor mengenai diriku? Kuberitahu saja, semuanya itu benar, mengenai aku yang sering mabuk atau hal hal lainnya"

"Apa sekarang kau juga membenciku? Berniat membenarkan rumor tersebut? Menjauhiku seperti hal nya anak anak lainnya yang mendekatiku hanya karna aku memiliki banyak uang?"

Tanganmu terulur, memeluk pelan pemuda bermarga Seo tersebut. Mengelus pelan punggung yang biasanya terlihat kokoh milik pemuda tersebut.

"Kalau kau punya masalah... ceritakan padaku. Aku bukan seseorang yang dengan ajaibnya dapat menyelesaikan segala masalahmu, aku juga bukan seorang motivator yang dapat memberi solusi untuk menyelesaikan masalahmu-"

"-tapi percayalah, dengan bercerita kau akan merasa lebih lega. Maka dari itu, hentikan mabuk mabukan seperti ini, ceritakan saja padaku. Aku akan berusaha yang terbaik untuk membantumu, kita selesaikan masalahmu bersama"

Kau mengendurkan pelukanmu, mengelus pelan pipi pemuda tersebut yang belakangan ini memang terlihat lebih tirus, "Kau percaya padaku 'kan?"

Keheningan mengisi, hingga Changbin kembali mendekapmu erat- menyenderkan kepalanya di pundakmu. Perlahan kau rasakan pundakmu basah. Tanganmu kembali terangkat mengelus pelan kepalanya, memberi rasa tenang pada pemuda tersebut.

.

"Benda itu tidak baik untuk paru parumu"

Changbin mengacak pelan rambutnya, "Hanya satu batang saja, kepalaku sedang sangat penat"

"Aku melihat satu bungkus kosong di mobilmu. Kau sudah berjuang sangat keras untuk berhenti, jadi jangan seperti ini atau kau akan kembali bergantung pada bungkusan itu"

"DIAMLAH!"

Kau terdiam, bentakan pemuda tersebut bahkan sukses membuat kakimu terasa bergetar dan lemas.

"Tidakkah kau tau kalau kau sangat berisik? Kalau kau datang hanya untuk memarahiku sebaiknya pergi saja!"

Matamu terasa memanas, pelupuk matamu mulai terasa basah karna air mata yang mengalir dengan sendirinya. Kau segera melangkahkan kakimu pegi dari kamar apartemen milik pemuda tersebut.

Keheningan mengisi, Changbin menghela nafas kasar dan segera mendudukkan dirinya di sofa panjang yang berada di ruang tamu kamar apartemen tersebut.

Pemuda tersebut menyesalinya, karna telah mengingkari janjinya padamu untuk tidak kembali menyentuh bungkusan berisi batang rokok tersebut.

Karna telah berbohong padamu.

Dan karna telah membentakmu.

Petir terdengar bergemuruh, disertai suara rintik yang perlahan terdengar. Changbin berdecak, kemudian segera mengambil payung dan berlari keluar untuk mencarimu.

Beruntungnya dia menemukanmu yang sedang berteduh di halte bis yang tidak jauh dari apartemennya. Tangannya dengan segera membuka hoodie yang ia kenakan, kemudian menyelimuti badanmu dengan benda tersebut.

Kedua lengannya memelukmu, tidak peduli bajumu yang basah karna sempat terkena hujan. Menyalurkan kehangatannya padamu. Air tidak hanya terlihat turun dari langit, namun juga turun dengan kerasanya dari kedua pelupuk matamu.

"Maaf..."

Suaranya terdengar lembut, disertai tangannya yang mulai bergerak mengelus pelan kepalamu. Tanganmu ikut bergerak memeluknya.

"Berikan aku kesempatan lagi, aku tidak akan mengulangi segala kesalahanku lagi"

.

"Mau habis sampai berapa botol lagi?"

Changbin segera mengalihkan pandangannya begitu mendengar suara Bangchan- yang merupakan temannya tersebut.

"Tidak masalah, kadar toleransi alkoholku tinggi"

"Apa yang akan ia lakukan kalau tau kau kembali meminum botol botol ini lagi?"

Perkataan Bangchan sukses membuat Changbin kembali mengingat dirimu. Ia meminum semua botol ini hanya untuk satu tujuan-

-melupakan dirimu yang sudah tidak memiliki hubungan apapun dengannya sejak beberapa hari yang lalu.

Helaan nafas kasar terdengar. Bangchan ikut terduduk di sebelah teman seperjuangannya tersebut.

"Aku hanya merasa penat..."

Kata kata mulai mengalir dari pemuda yang saat ini terlihat sangat kacau tersebut, "Tugasku, orang tuaku, dan berbagai masalah lainnya seperti yang kau tau"

Bangchan hanya terdiam, membiarkan temannya meluapkan segala perasaannya yang selama ini mengganjal tersebut.

"Akhir akhir ini ia sangat sibuk. Kebetulan ada gadis lain yang sering berkirim pesan denganku"

"Dan ya, seperti yang kau tau. Aku pergi jalan dengan gadis lain. Hanya sebatas itu saja, tidak lebih"

Tangan Bangchan mulai terulur, menepuk nepuk pelan punggung pemuda bermarga Seo tersebut.

"Aku hanya mencintai ia seorang. Seumur hidupku tidak ada yang pernah kucintai melebihi dia"

"Tapi aku mengacaukan segalanya"

"Aku mengecewakannya, berbohong padanya, dan pergi bersama gadis lain"

"Entah sudah berapa banyak air matanya yang ia keluarkan hanya karna diriku"

Keheningan kembali mengisi. "Kau sudah tau kesalahanmu 'kan? Kalau begitu ini yang terbaik untuk saat ini"

"Aku yang tidak baik baik saja..."

Changbin kembali menghela nafas kasar, "Bagaimana aku bisa hidup tanpanya?"

"Kalau begitu rubah dirimu. Rubah segala kesalahanmu"

"Apa kau tau? ..."

.
.
.

Kau tersenyum, hari ini akan menjadi hari pertama kau bertemu dengan grup komposer yang bekerja sama denganmu. Kau bertugas untuk membuat sebuah iklan yang dapat mengiklankan perusahaan tempatmu bekerja. Dan diperlukan sebuah lagu orisinal untuk hal tersebut.

Kakimu melangkah memasuki studio, dan disanalah kau melihatnya setelah beberapa tahun tidak bertemu.

Di tengah segala perasaan nostalgia yang menyeruak, kau berusaha mencarinya-

-perasaan yang masih tersisa, entah ada atau tidak karna sempat mati matian kau berusaha hilangkan.

"Hai?"

Namun sepertinya debaran di dadamu, perasaan menggelitik di perutmu, dan kakimu yang terasa melemas hanya karna mendengar suara baritone nya yang mengucapkan kata 'hai' saja sudah cukup menjelaskan semuanya.

Disana, Seo Changbin tersenyum. Kata kata Bangchan beberapa tahun yang lalu kembali terngiang di kepalanya.

"Kalau begitu rubah dirimu. Rubah segala kesalahanmu"

"Apa kabarmu?"

"Apa kau tau? Bila seandainya suatu saat nanti kalian bertemu lagi-"

"Aku merindukanmu"

"Mungkin saja artinya ia memang benar benar berjodoh dengamu"

.
.
.

Happy Glowing Gem Lee Know Day 🎇

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro