Iblis Api

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hmm?? " seorang laki-laki berambut tajam dengan pakaian robek melihat kedatangan seorang anak kecil ke dalam gang, tempat para preman berkumpul.

Anak kecil yang diketahui seorang gadis muda berambut pirang panjang lurus ke bawah ini berjalan pelan dengan perasaan hati takut dan waspada.

"Hei, lihat siapa yang datang.! " seru preman(1) memanggil teman-teman. Mereka mendekat dan mengerumbungi gadis kecil ini.

"Hei-hei, mana orang-orang yang aku suruh kau bawa ke sini!? Mana!? " teriaknya di hadapan.

Gadis ini badannya bergetar takut dan tak berani bertatap muka. Kemudian ia menjawab. "K-kembalikan adik laki-lakiku! " balas gadis kecil ini sedikit berteriak.

"Ha.? Berani sekali kau, ya? "

"Onee-chan..?! "

"Ah--!? "

Preman(1) mendorong kasar gadis kecil ini tersungkur ke belakang, preman ini tampaknya sangat kesal melihat dirinya diteriaki. Ia membuat keputusan sendiri untuk menyakiti gadis kecil itu dan juga menyiksanya bersama adik laki-lakinya.

Api tiba-tiba muncul dari tangan preman (1), sebuah pedang great sword lengkung dengan motif kobaran api tergenggam oleh tangannya..... Haaaa!

Punch!?!

Beberapa detik sebelum preman itu melukai si gadis kecil, Orga hadir dan menghajar muka preman (1) hingga mundur ke belakang.

"Argh!? Siapa!? " murka preman (1).

"Dasar tak tahu adat?! Beraninya kau mengayunkan benda seperti itu ke gadis sekecil ini.. " ungkap Orga kesal.

"Onii-san.. "

"Erika-chan, jangan jauh-jauh dariku.. "

"Umm..! "

"Kenapa kalian diam? Bantu aku membunuh orang ini!? " titah preman (1).

"Kau berkata seperti pernah membunuh saja.. " terkekeh Orga.

"Itu benar. Sudah banyak aku membunuh Beastlast. Membunuh satu atau dua manusia pun tidak masalah karena aku bisa bertarung menghadapi monster-monster itu!"

Preman(1) adakah ketua preman di gang ini. Ia mengayunkan great sword ke arah Orga menciptakan tebasan api besar, Orga cuma mengangkat tangannya membiarkan dirinya dan Erika terbakar dalam kobaran api. Akan tetapi tidak lama kemudian Orga dan Erika nampak baik-baik saja, malahan ada kobaran api yang menari-nari disela jari Orga.

"Aku benci dunia ini.. " bisik Orga sangat pelan.

Kerah leher yang Orga kenakan menyala terang berwarna merah di bagian belakangnya, api yang menari tadi semakin membesar ditangan Orga dan siswa ini membuat beberapa bola api berukuran sedang.

[ Blaze-throat : Evil Fireball ]

Suwsh!?!

Bola-bola api itu melesat mengenai tiga preman di samping ketua preman. Musuh membalas serangan namun di pentalkan kembali ke hadapan kelompok preman. Ledakan tercipta menghempaskan mereka semua.

Orga berjalan dengan seringaian lebar di mulutnya.

"I-iblis??! "

"Hoi~hoi~kalian lebih kejam dariku, tahu? "

"B-berhenti! Atau aku bunuh bocah ini?! "

"Gen!? " Erika yang bersembunyi dibelakang Orga tadi sontak saja keluar mencemaskan adik laki-laki nya yang dijadikan sandera.

"Onee-chan..😭"

"Hahahha! S-sekarang menyerah. Kau tidak bisa melawanku sekarang?! "

"Memang benar aku tidak... Tapi dia bisa! "

"? "



























Ren melompat dari atas atap gang sempit di antara dua gedung tua tempat kelompok preman menjadikan markas mereka. Ren menebas dua target tanpa takut, percikan air membasahi ketua preman dan adik Erika.

[ Dimenoon - Water Style : Water Slash ]

Sentakan gelombang kejut yang diciptakan dari air memisahkan mereka berdua. Orga langsung menyambut Gen dan Ren sejurus kemudian menebas berputar ketua preman yang terpental ke arahnya. Cipratan air tercipta melumpuhkan ketua preman yang berhasil dikalahkan.

"Onee-chan, aku takut sekali??! "

"Hiks. S-sekarang sudah tidak apa-apa, Gen.."

"Onii-san, arigatou! "

"Sama-sama. Dengar Erika, kau harus kuat untuk bisa melindungi orang-orang terdekatmu, dan kau Gen, kau juga harus bertambah kuat agar bisa melindungi kakakmu. Ini kartu nama tempatku bekerja, jika kalian mendapat masalah lagi datang saja dan sebut namaku maka seketika itu juga aku dan teman-temanku pasti membantu..! "

"Arigatou, arigatou..! "

Ren sudah selesai mengumpulkan semua anggota kelompok preman kemudian mengikatnya jadi satu.

"Orga, kau terlalu dekat. Bisa saja kau disangka lolicon nanti.. "

"Aku ini siscon.. "

"Bukankah itu lebih buruk? "

.

.

.

Keduanya membawa kelompok preman ke kantor pengawas terdekat dan meminta untuk menahan kelompok ini sementara waktu sampai sidang dilakukan.

Sementara itu di sekolah, Ren tidak tahu jika masalah antara Lyonna serta Sawamura semakin memanas.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro