Dukun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ada cerita, bahwa di SMP ini pernah terjadi sebuah tragedi.

Seorang siswi meloncat dari gedung lantai dua dan mendarat langsung di kepala.

Tidak ada yang tau alasannya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Spekulasi-spekulasi terus bermunculan, ada yang bilang dia menjadi depresi karena tekanan orang tuanya, sampai ada rumor bahwa dia sebetulnya sedang mengandung dan tidak tahan untuk menanggung malu cemooh orang-orang.

Itu salah satu cerita yang kamu dengar dari ruang kelas. Tidak ada yang tau kebenarannya tapi cerita itu sudah menjadi legenda yang cukup lama bertahan dari generasi ke generasi.

Legenda itu lah yang pertama kali muncul di benakmu saat Suguru menjelaskan tujuannya.

"Hantu macam apa yang sedang kau cari?" Kamu mengeratkan jaketmu, menyelimutimu dari hembusan angin malam.

Suara nangking berbunyi nyaring meski di tengah malam, menandakan musim panas yang masih panjang.

"Hmm, entah lah. Seorang gadis mungkin?" Suguru mengangkat kedua bahunya.

"Hah?" Kau menatap Suguru tidak percaya. "Kenapa mencari sesuatu yang kau bahkan tidak yakin apa? buang-buang waktu saja."

"Lagipula untuk apa juga kau repot-repot mencari hantu? Mau di foto? Pamerkan lalu kirim ke majalah horror?" Ucapmu tanpa henti, tidak menyadari Suguru yang memandangmu lamat sebelum ia terkekeh pelan.

"Kau orangnya ternyata lebih cerewet dari dugaanku."

Wajahmu seketika memerah, tidak menyadari sebarapa banyak kata yang keluar dari mulutmu.

Tidak membahas wajah tersipumu, Suguru membawa tangannya mengusap helai jelaganya.

"Belakangan ini aku terganggu dengan sesuatu." Ucapan Suguru membuatmu mendongkak penasaran.

Kamu menunggu Suguru untuk melanjutkan ceritanya.

"Dalam dua minggu terakhir selama musim panas, sepatuku terus hilang. Saat aku temukan, biasanya berada di  belakang sekolah."

Alismu naik. "Sudah cek teman-temanmu? Mungkin ada yang iseng."

Suguru menggeleng. "Bukan hanya sepatuku, beberapa sepatu murid lain juga ada yang hilang. Biasanya juga akan ditemukan di tempat yang sama."

Kamu memutar bola matamu, suntuk dengan teori-teori supranatural yang terus keluar dari mulut orang-orang.

"Bagaimana bisa coba, kau mengambil kesimpulan kalau hantu yang mengambil sepatu kalian?" Kamu menoleh keluar jendela, menikmati pemandangan bulan dan bintang yang bersinar terang.

Tidak menyadari langkah Suguru yang berhenti, kamu terus berjalan. Sampai tangan dingin mencekal kedua kakimu.

"AHH!" pekikmu, disahuti tawa kencang Suguru.

"Apa-apaan, sih!?" Menarik kakimu, kau melihat Suguru berjongkok sambil mengusap air matanya.

"Bodoh sekali."

"Yang bodoh siapa coba!?"

Beranjak, Suguru kembali berdiri. Senyumnya terukir semakin lebar.

"Seperti tadi," celetuknya.

"Ada yang menarik kakiku seperti tadi."

Kamu memandangnya dengan antisipasi, "lalu?"

"Dia bukan manusia."

Untuk pertama kalinya malam ini kau merasakan bulu kudukmu merinding.

"B-Bagaimana kau yakin itu bukan manusia coba!?"

"Soalnya kalau tidak punya kaki kurasa bukan manusia."

?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro