3. First Mission

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[[ Author POV ]]

Pagi itu, sinar matahari pagi yang hangat merembes masuk kedalam kamar Aika. Burung yang berkicau dengan merdu, udara pagi hari yang masih segar, dan juga, futon tebal nan hangat itu membuat Aika sulit untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Agensi memberikan sebuah asrama, khusus untuk para karyawannya. Asrama itu terdiri dari enam kamar berbeda. Meskipun tidak terlalu besar, tampat ini cukup nyaman. Asrama yang disediakan oleh agensi ini, letak dan suasananya begitu nyaman.

Dengan malasnya, Aika terbangun. Tetapi masih dalam posisi duduk di futonnya. Beberapa detik kemudian, dia mengambil sebuah alarm yang berada di sampingnya. Manik bewarna coklat gelap itu, menatap alarmnya dengan tajam. Ekspresi wajahnya datar.

Angka didalam alarm itu menunjukkan pukul 07.55.

"Ah, aku terlambat." Nada yang keluar dari mulutnya begitu datar tanpa ekspresi. Dengan ekspresi yang masih poker face, dia beranjak dari futonnya menuju kamar mandi dengan sangat malas.

—°•°•°—

"Ohayou gozaimasu..." Sapa Aika berjalan memasuki agensi sambil menguap. Tiap langkahnya begitu lesu. Matanya hampir terpejam, tanda bahwa ia sedang mengantuk.

"Aika-san? Mengapa kau terlambat?" Tanya Atsushi mengamati Aika yang duduk didepannya itu.

"Kalau kau bisa menanyakan hal itu padaku, mengapa tadi pagi kau tidak membangunkanku senpai? Dengan wajah tanpa dosa, kau meninggalkanku sendirian di asrama begitu saja." Jawab Aika yang tersungkur lemas diatas meja.

"Gomennasai Aika-san. Aku tidak ingin mengganggumu."

Tiba-tiba, Naomi menaruh selembar kertas diatas kepala Aika.

"Misi pertamamu, Aika-san!"

Aika mengambil kertas itu dengan malas. Ketika membaca tulisan dikertas itu, matanya terasa berat. Membuat kantuknya semakin menjadi.

"Naomi-senpai, bolehkah kau membacakannya untukku? Aku tidak kuat membacanya." Aika mengangkat kertas itu, lalu kembali terkapar diatas meja.

"Dasar. Masih awal bekerja disini, kau sudah terlihat begitu malas. Dan juga, jangan panggil aku dengan sebutan 'senpai'." Jawab Naomi, setelah mengambil kembali kertas tadi dari tangan Aika.

"Umm, Naomi-san?"

"Kau boleh memanggilku 'chan', kalau mau."

"Baiklah, Naomi-chan." Jawab Aika malas.

"Baiklah, misi pertamamu adalah menangkap pencopet yang sering berkeliaran di kota ini. Banyak masyarakat yang sering mengeluh tentang masalah ini. Karena kau masih baru bekerja disini, ketua memberimu tugas yang tidak terlalu berat." Jelas Naomi.

"Pencopet? Membosankan. Aku bisa saja menangkap mereka hanya dalam lima detik. Memangnya aku ini seperti pemula apa?" Protes Aika dengan nada malas.

"Jangan mengomel, dan lakukan saja tugasmu." Timpal Kunikida datar, sambil tetap fokus pada laptonya.

"Ah, misimu kali ini akan ditemani oleh Atsushi-san." Tambah Naomi, yang masih membaca kertas tadi.

"Yosh! Iko, Atsushi-senpai!" Aika yang tadi masih tersungkur lemas diatas meja, langsung berdiri dengan semangatnya ketika mendengar nama 'Atsushi' disebut. Dia segera menggeret tangan Atsushi, dan sedikit berlari meninggalkan ruangan itu.

"Wah, wah. Aika-chan terlihat bersemangat sekali ketika bersama dengan Atsushi. Jangan cemburu ya, Kyouka-chan!" Dazai sedikit menggoda Kyouka yang berdiri disebelahnya.

"Aku tidak akan cemburu." Jawab Kyouka datar.

• • •

"Senpai, dimana tempat yang sering terjadi pencopetan?" Tanya Aika yang berjalan ditengah kerumunan orang. Padahal dia sendiri hanya asal berjalan, tanpa tau dia sedang berada dimana sekarang.

"Ummh, mungkin disana. Disana tempatnya sangat ramai oleh pejalan kaki." Atsushi menunjuk sebuah jalan yang begitu ramai orang berlalu lalang.

"Ayo kesana senpai!"

"Um, ummh."

Setelah sampai ditempat itu, Aika mengamati sekitarnya dengan teliti. Dia berharap mendapati seseorang yang mencurigakan. Tapi yang terjadi justru malah sebaliknya. Yang ia lihat disekelilingnya sebagian besar hanya belasan, ah, tidak. Mungkin puluhan sepasang kekasih yang berjalan dengan mesranya.

"Tempat apa ini? Menjijikan!" Tanya Aika, memasang ekspresi risih.

"Disini adalah salah satu pusat perbelanjaan di kota ini. Jadi, maklum saja tempat ini menjadi salah satu tempat yang cocok untuk berkencan." Jawab Atsushi yang kelihatannya juga merasa tidak nyaman berada ditempat itu.

Aika yang sebelumnya merasa risih, sepintas ia memiliki ide jahil untuk Atsushi.

Dia menggandeng lengan Atsushi, dan sedikit mendekatkan dirinya kedekat Atsushi. Hal tersebut sontak benar-benar membuat Atsushi terkejut.

"A, A, A, Aika-san? A, a, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Atsushi memandangi Aika dengan wajah memerah.

"Hmmm? Menurutmu apa?" Jawab Aika dengan memasang wajah jahil.

'Apakah Aika-san merasa cemburu dengan para pasangan kekasih yang berlalu lalang disini? Dan ingin berpura-pura menjadikanku sebagai kekasihnya? ' Batin Atsushi, berpikiran yang bukan-bukan.

"E.. Etoooo..." Atsushi memalingkan wajahnya dengan tersipu malu. Membiarkan gadis disebelahnya itu memeluk lengan Atsushi dengan erat.

"Kawaii kawaii ♥. Aku sukses membuat senpai tersipu malu!" Aika tertawa, sambil tetap menggandeng lengan Atsushi.

"Eh?" Atsushi menatap Aika heran. Rona merah masih terlihat di pipinya.

"Aku suka melihatmu malu-malu seperti itu. Tenang saja senpai! Aku tidak bermaksud merusak hubunganmu dengan Kyouka-chan kok! Lagi pula, kalian berdua tinggal satu kamar bukan?" Goda Aika.

"E, e, e, eeeeh???? Ka, kau tau dari mana Aika-san??"

"Dazai-senpai yang menceritakannya padaku!"

"Da, Dazai-san???"

"Iya! Dazai-senpai kemarin menceritakan banyak hal padaku tentang agensi. Dan dia banyak membicarakan tentangmu, Atsushi-senpai!"

"Te, tentangku??? Ka, kapan???"

"Kau masih ingat kemarin? Setelah test itu, kita sedikit berbincang-bincang di cafe. Setelah kalian semua beranjak ingin pulang karena hari semakin gelap, aku dan Dazai-senpai masih tetap berada di cafe itu sampai larut malam." (jangan ditiru ya 😐)

Flashback

"Aika-chan, kau berasal dari kota mana?" Tanya Dazai yang sedang duduk disebuah meja panjang, bersama dengan Kunikida. Sedangkan Tanizaki, Naomi, Atsushi, dan Aika duduk berempat dengan posisi tempat duduk yang berhadapan.

"Aku dari Kyoto." Jawab Aika datar, sambil menyeruput minumannya.

"Kyoto? Aku tidak percaya." Kunikida menatap Aika tajam.

"Maaf saja kalau kalian berpikiran orang Kyoto itu ramah, dan tau etika. Tapi tidak denganku. Aku adalah adalah anak yang paling nakal, dan sulit diatur di panti asuhan.." Aika menaruh gelasnya, lalu menghela nafas.

"Panti asuhan? Kau dari panti asuhan?" Atsushi sedikit terkejut.

"Hmmm, sama seperti Atsushi-kun." Timpal Dazai.

Suasana menjadi hening beberapa saat.

"Oh iya, bagaimana kalau kita mencoba bermain tebak-tebakan lagi? Sama seperti ketika Atsushi-kun pertama kali masuk agensi." Tanya Tanizaki membuka pembicaraan.

"Tebak-tebakan apa?" Aika menoleh ke Tanizaki dengan ekspresi bertanya.

"Anggota baru mencoba menebak apa pekerjaan seniornya dulu. Itu adalah permainan yang sering kami lakukan." Jawab Dazai.

"Coba tebaklah Aika-san." Timpal Atsushi.

"Baiklah, yang pertama aku akan menebak Atsushi-senpai. Pasti ini adalah pekerjaan pertamamu. Aku benar?" Aika memasang wajah menang, kearah Atsushi.

"Bagaimana kau bisa tau?" Tanya Atsushi heran.

"Tentu saja. Tadi Dazai-senpai bilang 'sama seperti Atsushi' bukan? Bearti dulunya kau tinggal di panti asuhan, sama sepertiku."

"Hebat juga Aika-san! Bagai mana dengan kami berdua?" Tanya Naomi.

"Hmm, pelajar? Mungkin...?"

"Bingo! Kau benar!"

"Bagai mana dengan Kunikida-kun?" Timpal Dazai, sambil melirik kearah Kunikida.

"Entahlah, aku malas berpikir." Jawab Aika, sambil duduk dengan malas.

"Kalau Dazai-san? Pekerjaan lamanya adalah salah satu dari tujuh misteri di agensi loh! Kalau ada yang pertama kali bisa menjawabnya dengan benar, akan diberikan imbalan sebesar 700.000 yen!" Atsushi terlihat bersemangat.

"Hmmm... Comedian?" Tebak Aika, yang langsung membuat hampir semuanya tertawa.

"Comedian? Mengapa kau bisa berpikir seperti itu Aika-chan?" Tanya Dazai sambil sedikit terkekeh.

"Habis kau terlihat menjengkelkan!" Jawab Aika dengan wajah tak berdosa.

"Hebat juga. Belum ada satu hari mengenal Dazai, kau sudah dapat menebaknya dengan tepat." Kunikida tersenyum tipis.

"Dengan tepat? Maksudmu pekerjaannya?" Tanya Aika penasaran.

"Bukan, maksud Kunikida-san itu adalah sifatnya Dazai-san. Kalau tebakanmu, mungkin masih salah?" Atsushi melirik kearah Dazai.

"Masih salah! Coba tebak lagi!" Timpal Dazai sedikit bersemangat.

"Sudahi saja. Aku sudah bilang bukan? Aku sedang malas berpikir. Lagi pula, aku bukan tipe orang yang mata duitan." Aika merebahkan tubuhnya.

"Sudahlah. Hari sudah mulai malam." Kunikida berdiri, dan meninggalkan tempat itu tanpa berkata sepatah kata pun.

Aika melirik langit dari balik jendela. Warna langit itu sudah mulai keorenan, tanda hari semakin gelap.

"Aika-san! Besok jangan datang terlambat ya! Kami pergi dulu!" Naomi dan Tanizaki berdiri, dan juga berjalan keluar.

"Ah, aku lupa. Aku ada janji dengan Kyouka-chan hari ini." Atsushi tiba-tiba berdiri. Membuat Aika kaget, dan menatap laki-laki disampingnya itu.

"Kyouka-chan? Siapa dia?" Tanyanya.

"Ah, dia adalah salah satu anggota agensi. Aku keluar dulu. Permisi." Atsushi segera beranjak keluar. Dan hanya tersisa Dazai dan Aika disana.

Aika menatap Dazai yang cengar cengir tak jelas. Merasa diamati oleh orang itu, dia langsung menegak minumannya. Pura-pura tidak tau.

Dazai tiba-tiba berjalan, dan duduk didepan Aika. Aika semakin merasa tidak nyaman dengan pria didepannya itu. Dari awal, dia memang sudah tidak suka dengan Dazai.

"Aika-chan, kau akan tinggal di asrama yang disediakan oleh agensi. Kau sudah diberi tahu oleh ketua kan?"

"Iya. Dan barang-barangku akan dikirim besok." Jawab Aika datar, sambil tetap menyeruput minumannya.

"Dan aku satu asrama denganmu Aika-chan."

Mendengar akuan dari Dazai, membuat Aika sedikit memuncratkan minumannya karena kaget.

"Tenang, tenang. Yang jelas, pasti kamar kita berbeda. Atsushi juga tinggal disana. Dan kau tau? Atsushi tinggal satu kamar dengan Kyouka-chan loh!"

"Hah? Benarkah? Kyouka-chan... Dia perempuan kan? Lalu bagaimana bisa...?" Aika menatap Dazai, dengan wajah penuh tanya.

"Jangan bilang-bilang ke Atsushi ya. Aku meminta mereka berdua satu kamar, dengan alasan tidak ada cukup ruang. Padahal masih ada satu kamar lagi yang kosong." Jawab Dazai sambil tertawa. Aika yang mendengar cerita dari Dazai, hanya tersenyum tipis.

'Dia ternyata memang menyebalkan' Batin Aika.

Setelah itu, Dazai menceritakan tentang seluruh anggota agensi pada Aika. Walaupun menyebalkan, tetapi ternyata Aika merasa nyaman jika berbicara dengan Dazai. Terutama ketika sedang bercanda.

Ketika hari sudah mulai gelap, Aika memutuskan untuk meminta Atsushi menjempunya besok, ketika hendak berangkat ke agensi, melalui sms. Atsushi hanya melihat sms itu, dan hanya menjawab 'iya'. Padahal dia sadar kalau Aika satu asrama dengannya. Tetapi dia tidak berpikir bagaimana Aika bisa tinggal, padahal Dazai pernah bilang tidak ada cukup ruang lagi.

Flashback End

"Yah... Begitulah... Sebenarnya Dazai-senpai menyuruhku untuk diam sih. Tapi bodo amat deh."

Atsushi yang mendengar cerita dari Aika, hanya tersirat malu. Membayangkan ternyata Aika sudah mengetahui kalau dia dan Kyouka tinggal satu kamar.

"Aku suka melihat setiap ekspresi yang ditunjukkan senpai. Terutama saat tersipu malu, mengingat Kyouka-chan yang tinggal satu kamar dengan senpai. Kawaii na~♥" Goda Aika sambil memasang wajah menjengkelkan seperti Dazai. Seakan-akan dia dapat membaca pikiran Atsushi.

"Sudahlah Aika-san! Kita sudahi saja pembicaraan ini."

"Ah, dan juga, tolong jangan panggil aku dengan sebutan 'Aika-san'. Itu terlalu formal. Panggil 'Aika-chan' saja, agar kita bisa menjadi lebih akrab. seperti yang Dazai-senpai lakukan."

Aika yang tiba-tiba merasakan hawa aneh disekitarnya, langsung celingukan kesana kemari dengan wajah serius. Membuat Atsushi bingung melihatnya.

"Ada ap---"

"Sssshh. Diamlah. Aku sedang mencoba berkonsentrasi!" Bantah Aika. Dia tiba-tiba menutup mata, lalu terdiam mematung. Suara keramaian di tempat ini membuat Atsushi hanya bingung melihat gadis di depannya itu.

Selang beberapa detik kemudian, Aika tiba-tiba membuka matanya, yang sontak membuat Atsushi terkejut.

Bola mata milik Aika... Berwarna merah terang.

'Apakah dia mengaktifkan kekuatannya?' Batin Atsushi bertanya-tanya. Untuk yang satu ini dia lumayan peka. Karena setiap Aika menggunakan bakatnya, pasti warna bola matanya berubah.

"Disana!" Aika menunjuk ke sebuah persimpangan yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Disana? Disana ada apa?" Tanya Atsushi. Tanpa menggubris pertanyaan dari Atsushi, Aika langsung menggeret lengannya menuju persimpangan itu.

"Senpai, kau lihat orang yang memakai jaket hijau disana?" Tanya Aika sambil tetap berjalan.

"Jaket hijau? O, oh, aku melihatnya." Jawab Atsushi.

"Tangkap dia senpai."

"Ta, tangkap?"

"Hmmm..."

"A, apa maksudmu?"

"Sudahlah! Bantu aku menangkapnya!" Aika melepas lengan Atsushi, lalu berjalan cepat menuju orang itu. Atsushi hanya mengikutinya.

Tiba-tiba, Aika menghilang dari pandangan Atsushi dalam sekejap mata. Sama seperti ketika Aika menjalankan test kemarin. Hal itu membuat Atsushi berguduk ngeri.

Detik itu juga, Aika langsung muncul didepan pria berjaket hijau tersebut. Sontak pria itu terkejut, lalu memasang wajah marah pada Aika.

"Apa yang kau mau!?" Tanyanya sedikit membentak.

"Berikan dompet itu padaku." Jawab Aika sambil mengarkan jari telunjuknya kearah saku jaket pria itu. Seakan-akan dia mau merampasnya.

"Hah!? Kau mau merampas dompetku terang-terangan seperti itu? Lucu sekali!"

Aika hanya diam. Menunggu seseorang yang beberapa meter lagi berjalan melewati mereka berdua.

"Jangan bercanda! Menyingkir dari jalanku!" Pria itu menggeser tubuh Aika dengan kasar. Aika langsung mencengkram bahu pria itu dengan keras. Sontak membuatnya menjadi terhenti, dan menoleh kebelakang melototi Aika.

"Kau mau kemana hah?" Bentak Aika, memasang wajah dan aura yang begitu seram. Aika juga membalas melototi pria itu. Membuatnya menjadi ngeri melihat Aika.

Tiba-tiba tangan kanan Aika menarik baju seseorang yang sedang berjalan melewatinya. Membuat orang itu menghentikan langkahnya.

"Maaf, apakah kau kehilangan dompetmu?" Tanya Aika, dengan tangan kirinya masih mencengkram bahu pria berjaket hijau tadi.

"Do, dompet?"

"Iya, aku tadi melihat pria ini mencuri dompetmu dari saku celanmu." Jelas Aika, seraya menunjuk pria berjaket hijau tadi.

"Kau gila atau apa!? Mana mungkin aku mencuri? Lagipula, kau tidak punya bukti kan!?" Dia membantah, dan meninggikan suaranya. Menarik perhatian orang-orang disekitar.

"Coba kau cek, dompetmu ada atau tidak?" Ucap Aika santai, menghiraukan bantahan pria itu.

Tanpa ragu-ragu lagi, laki-laki yang Aika tanyai itu segera mengecek saku celananya. Dia terlihat sedikit bingung, lalu mencoba mengobrak abrik tasnya.

Dompetnya tidak ada.

Aika yang detik itu juga langsung peka, dia menatap tajam laki-laki berjaket hijau disebelahnya.

"Aku punya bukti kok. Coba keluarkan dompet yang berada dibalik saku jaketmu itu!" Perintah Aika.

"Hah!? Kau menuduhku mencuri!?"

"Kalau kau tidak mau kuanggap sebagai pencuri, cepat keluarkan saja benda itu." Balas Aika tajam.

Beberapa detik, pria itu terdiam. Kemudian tangannya perlahan mengambil benda yang berada dibalik saku jaketnya. Pria itu terlihat gemetar.

"Ck, lama amat." Merasa gemas, Aika spontan mengambil benda dari balik saku jaket itu dengan tangannya sendiri.

Yang dia dapati. Sebuah dompet kulit bewarna coklat. Ia segera menunjukkan dompet itu pada laki-laki yang masih berjongkok dengan tas terbuka dibawahnya itu.

"Ini dompetmu?" Tanya Aika.

"Benar ini dompetku!" Dia menyambar dompetnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari dompet itu, dan menunjukkannya padaku. "Lihat tanda pengenal ini! Ini tanda pengenalku!" Ucap pria itu dengan nada sedikit terkejut, mengetahui bahwa dompetnya tadi berada di tangan orang lain.

Aika tersenyum sinis mengamati pria berjaket hijau tadi, yang terdiam memaku. Dengan keringat dingin bercucuran di dahinya.

"Foto di kartu identitas itu sudah jelas tertera wajah yang mirip dengan pemiliknya. Dan juga, pemiliknya sendiri mengkui bahwa itu adalah dompetnya. 'Si pelaku' wajahnya terlihat sangat pucat dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Itu sudah cukup untuk menjadi bukti kecil." Aika menyengir sinis mentapnya.

"Atsushi-senpai, panggil polisi." Ucap Aika pada Atsushi yang sedari tadi memperhatikan.

Atsushi segera mengambil ponselnya, dan menekan beberapa tombol. Pria berjaket hijau tadi terlihat sangat terkejut, lalu sontak berlari cepat meninggalkan mereka.

"Cih, dia kabur! Senpai, cepatlah panggil polisi" Aika berlari mengejar pria tadi. Atsushi yang polos itu hanya diam dan fokus memanggil polisi. (saking polosnya, sampe dimanfaatin sama juniornya sendiri 😂🔫)

Pria itu berlari cepat sampai terenggah-enggah. Namun, kecepatannya masih kalah jauh dengan kecepatan Aika. Sehingga, dia dapat dijatuhkan oleh Aika dengan mudahnya.

"Lepaskan aku! Aku tidak mencurinya!!" Berontak pria itu.

"Mana ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya. Baka!" Jawab Aika yang sedang menduduki orang itu. Posisinya seperti saat menjatuhkan Dazai.

Tak lama kemudian, suara sirine polisi datang mendekat. Atsushi juga berlari kecil mendekati mereka berdua.

Pencuri itu diborgol oleh para polisi, lalu dia dibawa masuk kedalam mobil. Salah satu polisi berterima kasih kepada mereka berdua, lalu segera kembali memasuki mobil dan membawa pergi penjahat itu. Suasana disekitar terlihat sedikit ramai membahas soal pencopet tadi.

"Maaf ya Aika-chan, aku tak banyak membantu." Ucap Atsushi merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Lagi pula, ini adalah misiku. Tugas senpai hanya menemaniku saja kan?" Jawab Aika.

"A, anoo..." Suara seseorang dibelakang mereka berdua, sontak membuat mereka menoleh kebelakang secara bersamaan.

"Terima kasih telah menolongku tadi. Aku tidak akan tau bagaimana nasibku kalau dompetku hilang." Ucap laki-laki tadi yang menjadi korban.

"Bukan masalah! Lagi pula, ini adalah tugasku!" Jawab Aika sedikit riang.

To Be Continued...

.

.

.

.

.

Notes

Kok aku ngerasa kalau disetiap part, pasti Aika nunjukin bakatnya ya? -_-
Gomen -_- itu adalah faktor author yang lagi gaada ide -_-

Dan juga, menurut saya di part ini terlalu membosankan 😓 Maaf buat para reader yang merasa dibuat bosan sama part ini '_'

Author juga minta maaf karena part ini terlalu panjang, bahkan mungkin panjang banget 😂🔫 //gak juga sih?

Makasih yang udah read ^^ Jangan lupa tinggalin kritik, saran, dan votenya yaa.. 😂

Author lagi butuh saran apa saja, karena ini merupakan fan fiction pertama author 😅

Sankyuu~ ♥

- Aika -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro