[38] Tambahan Pemain

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Todoroki, ikut aku!" Yaomomo memimpin Todoroki menuju balkon di lantai dua. Balkon ini terletak menghadap jalan masuk asrama. Biasanya anak-anak 1-A ke sini kalau mau ngeliat matahari terbenam. Kalau malam sih biasanya agak horor. Apalagi di sampingnya banyak pohon tinggi-tinggi.

Sesampainya di sana Yaomomo segera menciptakan sebuah teropong yang keluar dari bahunya. Tidak seperti teropong pada umumnya, selain memperbesar objek, benda itu menggunakan teknologi mutakhir terbaru.

"Gunakan ini. Teropong ini bisa membuatmu melihat di kegelapan dan melacak setiap manusia yang memiliki quirk. Hanya yang memiliki quirk. Aku yakin orang yang menjebak kita semua, pasti memiliki quirk tertentu untuk bersembunyi dan mungkin dia masih ada di sini. Terbukti dari bagaimana dia bisa mengetahuiku," jelas Yaomomo.

Todoroki menurut dan mencoba menyisir pemandangan yang dapat dijangkaunya dengan benda berwarna hitam tersebut. Todoroki tidak dapat menemukan orang yang mencurigakan di sekitar sini. Hanya ada beberapa penjaga yang terlihat dengan quirk unik mereka. Terus tadi Todoroki gak sengaja ngeliat Hound Dog-sensei lagi grasak-grusuk di semak-semak. Gak tahu lagi nyari apa.

"Tidak ada sesuatu yang mencurigakan," kata Todoroki. "Tapi... Yaomomo, kalau asumsimu benar, kita tidak seharusnya berada di tempat terbuka begini. Dia pasti bisa melacak dan melihat kita."

"Aku tidak mengkhawatirkan hal itu, karena pasti sejak awal dia sudah mendapatkan informasi tentang kita. Tapi, siapa orang ini? Dan semua informasi tentang kita termasuk (Name).... Aku yakin bukan hal yang mudah untuk didapat."

Yaomomo memilih duduk di ayunan yang ada di sana. Ukurannya sedang. Cukup untuk dua orang. Gadis itu tidak berniat memainkan ayunannya, dia hanya membiarkan besi itu berderit-derit. "Bagaimana cara untuk melindungi (Name) dan Midoriya?"

Todoroki terdiam. Dia pun memusingkan hal yang sama. Lelaki itu menggenggam teropong tersebut erat-erat. Mungkin, mungkin saja stalker sialan itu punya quirk yang hebat. Bisa jadi dia peretas handal. Kemungkinannya banyak, tapi kalau ada satu kambing hitam yang ingin Todoroki salahkan pastilah....

"League of Villain?"

Momo terkejut. "Kau benar Todoroki! Pasti ada hubungannya dengan LoV. Ingat sewaktu kalian pergi berbelanja hari itu. Kau bilang (Name) memaksa menerobos masuk ke kafe yang sedang dalam perbaikan, tapi terjadi insiden. Dan bukankah waktu itu kau cerita padaku bahwa kalian bertemu setengah anggota LoV? Lalu ayahmu datang dan menyelesaikan masalah serta meredam asumsi publik." Gadis berambut hitam itu baru ingat sekarang. Roda-roda di kepalanya kembali bergerak untuk berpikir. "Kalau dipikir-pikir buat apa LoV mengacau di sana kecuali mereka memiliki suatu tujuan, kan?" sambung Yaomomo sambil menautkan alisnya. Dia yakin sekali ini pasti ulah komplotan penjahat yang amat licin itu.

Namun, tepat setelahnya ponsel Todoroki berbunyi. Notif khas pesan baru.

"Lihat pesannya. Apa katanya?" tanya Momo, seakan tahu bahwa pesan itu datang dari si Anonim aneh.

"Dari data yang kudapat Creati memang yang tercerdas di antara kalian semua. Tapi.... asumsimu aneh banget. Aku bukan bagian organisasi menjijikkan itu!" Todoroki menghela napasnya. "Dia kayaknya kesal?"

"Bagaimana dia bisa mendengarkan percakapan kita?" Yaomomo beranjak dari ayunan. Dia meminta izin untuk menyelidiki handphone Todoroki. Setelahnya, gadis itu mengecek keseluruhan ponsel murid setengah-setengah itu. Memang terlihat tidak ada yang janggal, tetapi dari bagaimana pesan-pesan dari orang tak dikenal itu datang, tidak salah lagi!

"Sudah pasti ponselku dibajak, kan?" tebak Todoroki tepat. Tapi, nada bicaranya terlalu santai.

"Cara membuat perangkat yang telah disadap agar berhenti disadap adalah dengan menghancurkannya," ucap Yaomomo dingin. Namun, tepat setelahnya satu pop up menyebalkan muncul.

"No, no, Cantik! Aku juga bisa menyadap ponselmu."

"Kau tidak akan berani menyadap ponselku, aku yakin."

"Kenapa?"

"Keluargaku telah menyadap ponselku lebih dulu. Jaga-jaga kalau aku hilang atau dalam kesulitan. Dan sebenarnya, karena aku tidak pernah berbuat macam-macam aku membuka akses ponselku dengan penuh kepada pengawas di keluargaku. Yah, jika kau melakukannya tidak apa sih. Tapi kau tahu kan nama keluargaku Yaoyorozu?"

Todoroki menatap Yaomomo horor. Dia gak nyangka aja. Gak mungkin Yaomomo seterbuka itu kan? Lagipula menyadap ponsel masing-masing anggota keluarga itu agak berlebihan. Yah, setidaknya Yaomomo gak tahu rasanya disiram air panas. Untuk beberapa alasan, kebiasaan keluarga Yaomomo bisa dimaklumi.

Yaomomo yang menyadari keterkejutan Todoroki, tersenyum kecil. Matanya yang indah melirik ke arah bawah, meminta Todoroki untuk mengikuti dan menemukan tanda itu. Jari telunjuk dan jari tengah Yaomomo menyilang. Gadis itu berbohong.

"Bisa jadi kau berbohong."

Yaomomo mendengkus. "Terserahmu saja. Lebih baik kita mulai permainannya!" Gadis itu berdiri. Dia menatap bulan purnama dengan mantap. Iya! Otaknya telah memikirkan sesuatu. Ini mungkin akan beresiko tapi Yaomomo percaya dengan kemampuannya.

Lelaki tampan berambut dwiwarna itu tersenyum. Dia tahu itu, Yaomomo telah menemukan sebuah cara. Cara yang jauh lebih cerdas dan tidak bisa dia pikirkan. Dia selalu tahu bagaimana gadis itu menyalakan kepalanya dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan teman-temannya. Yang tidak Todoroki tahu adalah.... Dia adalah seseorang yang menyalakan kepercayaan diri Yaomomo.

"Aku pikir aku harus berterima kasih padamu," desis Momo, nyaris tidak terdengar.

"Apa?" Todoroki mendongak dari ponselnya sesaat setelah menulis pesan kepada anonim itu bahwa dia dan Momo akan mengikuti permainan.

"Tidak ada. Jadi, bagaimana katanya?" Yaomomo mengembalikan fokus Todoroki. Yang barusan tidak perlu. Dia kan bisa berterima kasih pada Todoroki kapan saja.

"Dia menyuruh kita menebak di mana keberadaannya. Jika salah dia akan memberi kita clue berupa foto, jika benar, dia akan menunjukkan diri," terang Todoroki sambil membaca pesannya pelan-pelan. "Memangnya kalian bisa menemukanku? Kalian kan lemah."

Todoroki kembali menatap Yaomomo. "Jadi, kau sudah memikirkan di mana orang aneh ini? Apa kau tahu dia ada di mana?"

Yaomomo tersenyum. Dia meminta Todoroki untuk mengetikkan sebuah kalimat sederhana. Todoroki membalas senyuman itu dengan tatapan siaga. Dia yakin Momo pintar, tapi dia hanya tidak menyangka hal ini. Namun, kesungguhan Yaomomo yang menembus hingga rasanya membuat senja semakin terang membuat Todoroki menurut. Iya, pasti mereka bisa mengatasi masalah ini tanpa membuat keributan lain.

"Kamu ada di belakangku."

Tepat setelah Todoroki mengetik, ia mengirim pesan tersebut dengan keadaan jantung yang  nyaris keluar dari tempatnya.

"Ah, wanita yang pintar memang yang paling menakutkan."

🐦🐦🐦

Momo sudah kembali ke bawah bersama Todoroki. Seakan tidak terjadi apa-apa, mereka berbaur dan memasang topeng dengan mudahnya.

Waktu turun Todoroki kaget banget ngeliat Bakugo lagi gendong Eri dengan sangat anteng. Mana anak itu lagi nyuapin Eri pai apel pula. Todoroki pun mendekati mereka untuk mencubit pipi Eri.

"Oi setengah-setengah, kau bodoh ya? Siapa yang memperbolehkanmu menyentuh pipi anak ini?!" sungut Bakugou sambil menepis tangan Todoroki. Lelaki itu segera mengambil tisu dan mengelap pipi Eri dengan lembut. "Tidak akan kubiarkan salmonella di tanganmu membuat pipi gadis kecil ini iritasi. Sebaiknya kau mencuci tanganmu dengan sulfur dioksida agar  semua kuman sialan itu hilang!"

Kirishima yang ngeliat itu langsung berbisik ke arah Midoriya. "Aku gak tahu dia punya sisi kayak gitu. Cute sih,  tapi seram di saat yang sama."

"Ah ingat  misi kita di pulau Nabu? Aku pikir Mahoro membuatnya melunak," balas Midoriya masih bisik-bisik juga. Cuma... Bakugou dengar.

"Apa yang kau maksud dengan melunak hah? Jelas-jelas aku mengalahkan penjahat itu  dan bisa-bisanya kau bilang aku melemah?" Bakugo menyalak ke arah Midoriya.

Eri yang mendengar teriakan itu beringsut takut.

"Bakugo, kau menakutinya," peringat Kirishima.

"Tch!" Bakugo kembalikan fokusnya pada Eri. "Dengar gadis kecil! Kau tidak boleh takut pada teriakan orang lain, atau kau tidak akan bertahan. Kau harus berteriak lebih keras."

"Bakugo jangan ajarkan anak orang aneh-aneh!" teriak Mina dari sisi lain sambil makan semangka.

Duh kenapa semua orang malam ini malah bikin Bakugo kesal sih? Tapi dia berusaha tetap tenang, soalnya tadi Eri sempat takut kan.

Di sisi lain (Name) mengambil pai apel lain yang baru matang dari oven. Dia berpapasan dengan Yaomomo saat  akan berjalan menuju ruang tengah.

"Oh, Momo! Todoroki sudah kembali?"

"Ya, dia sedikit ketiduran di kamarnya. Aku merasa bersalah membangunkannya," jawab Momo sambil mengikat rambutnya yang sejak tadi dia gerai.

"Tak apa, aku yakin kau pasti membangunkannya dengan baik-baik kan? Harusnya kau pukul saja dia," balas (Name) sambil lanjut berjalan dengan nampan di tangan. Gadis itu menatap pai apel manisnya dengan sinis. "Kenapa Momo bohong coba?"

(Name) mencoba acuh dan dia ikut masuk dalam keramaian. Pesta kecil itu berlangsung dengan damai. Iyap, Bakugo tidak mengeluarkan ledakan sama sekali meski (Name) mencolek pipinya dengan selai strawberry atau saat Mineta mengejar-ngejar Eri. Tapi bagian itu langsung Aizawa yang urus sih.

Gadis baru di U.A itu sangat suka dengan Mirio. Lelaki itu tampak sangat ceria dan jokes mereka cocok. Saat lelucon bapak-bapak khas Mirio keluar mereka malah tertawa, sedang  yang lain menatap datar. Sebelum pukul delapan datang dengan cepat, (Name) telah lebih dulu berhasil mendekati Mirio dan kini mereka berbincang dengan privat di teras.

"Jadi Mirio-senpai kau hanya mengurus Eri sambil hiatus dari sekolah?" tanya (Name).

"Ya, begitulah. Tapi menyenangkan bagaimana melihat Eri melatih kekuatannya terus. Dia gadis yang manis dan selalu bilang padaku bahwa dia akan mengembalikan kekuatanku kembali."

Ini adalah topik yang (Name) inginkan. Mungkin dia bisa menguak sesuatu jika dia menguak tentang Eri. Meski kemungkinannya amat sangat kecil, mengingat keluarga Eri dan keluarga (Name) cabang Ukanami memutuskan untuk berhenti berhubungan sejak lama.

Namun, (Name) tahu, Chiisaki yang namanya lebih terdengar seperti chick itu adalah penjilat yang handal. Penawaran terakhirnya kepada keluarga Ukanami adalah Eri, tapi ditolak mentah-mentah, mengingat bagaimana gadis itu terlalu berbahaya.

Chiisaki yang berbicara soal kejayaannya dan peluru anti quirk pasti langsung ditolak kepala keluarga Ukanami. Alasannya mereka itu memperdagangkan anak-anak dengan quirk hebat. Quirk Eri memang hebat dan Ukanami tidak ingin menjualnya, mereka ingin memiliki anak itu. Sayang, Chiisaki dan kepala keluarga Ukanami memiliki keegoisan yang sama persis. Kesepatan tidak didapat dan tidak ada uang sponsor untuk Chiisaki. Setidaknya dia membawa anak itu kembali.

(Name) masih ingat semuanya. Baginya cukup aneh, bagaimana perdebatan antara Chiisaki dan kepala keluarga Ukanami terdengar hingga keluar.

"Sepertinya kekuatan Eri tidak mudah dikendalikan untuk anak seusianya," kata (Name) mencoba kembali fokus. "Lalu, bagaimana quirk senpai bisa hilang? Aku tahu ini sensitif, jika kau tak ingin cerita semuanya tidak apa-apa."

Mirio menatap (Name) lamat-lamat. "Ah tenang saja, aku akan cerita..."

Dan di situlah (Name) mengerti. Orang  bernama Chiisaki itu terlalu berengsek. (Name) harap saat insiden itu terjadi dia juga turut menyelamatkan Eri. Eri yang malang. (Name) ingin sekali memeluk gadis itu sekarang. Bagaimana bisa darahnya digunakan dengan tidak beretika begitu. Chiisaki harus membusuk di penjara.

"Aku merasa seperti harus melindungi Eri,"  ucap (Name) lirih. Gadis itu memeluk dirinya sendiri. Ah sial, dia tidak mendapatkan apa yang ia cari dari cerita ini. Kediaman Chiisaki hancur, dan tidak ada yang tersisa. Apalagi sekarang orang itu dipenjara bersama antek-anteknya. Kalau saja (Name) bertemu Chiisaki mungkin dia bisa menanyai lelaki itu mengenai persembunyian keluarga Ukanami yang tersisa.

Walau kemungkinan juga tetap kecil.

Mirio menceritakan tentang insiden yang dialaminya terang-terangan. Dia pasti yakin sekali bahwa (Name) adalah anak polos yang bercita-cita sebagai pahlawan. Walau kenyataannya tidak. (Name) mencoba meraup info dari Mirio yang manakala bisa menghubungkannya kepada pencarian adik laki-laki yang masih dia rindukan.

(Name) tahu jika dia punya alasan untuk ada sampai saat ini adalah janji dengan adiknya.

Menilik dari cerita Mirio, lagi-lagi ada kecurigaan bahwa Chiisaki terhubung dengan LoV. Gadis itu tidak terkejut tentang bagaimana Chiisaki mencari orang lain untuk dijilat. Yah, walau dia salah orang sih. Namun, berhubungan atau tidak, hasilnya kosong.

Bagi (Name) pencarian adiknya terlalu sulit. Dia malah menemukan hal tidak penting, reuni dengan Eri. Sama sekali tidak berhubungan. Setidaknya dia hanya cukup bersyukur bahwa Eri tidak dieksploitasi lagi. Gadis itu amat manis mirip seperti adik (Name) sewaktu dulu.

Jika ada kesempatan di mana (Name) bisa bertemu adiknya kembali, dia pasti akan langsung memeluknya.

"Entah bagaimana ya (Name). Aku pikir sebagian kejahatan di Jepang berhubungan dengan LoV. Mereka seperti bulan bagi para villain."

(Name) menatap Mirio dalam. Ia merenungi tiap kata yang barusan di dengarnya. Ah, kejahatan hanya melakukan jual beli dengan kejahatan. Jika adiknya benar dijual seperti yang dia asumsikan selama bertahun-tahun, mungkin sekarang dia sedang menjadi budak seseorang di negara lain. Dan seseorang yang tahu soal informasi gelap semacam itu hanyalah penjahat yang cukup termahsyur. Mereka yang bermain di balik layar. Dan Mirio baru saja menyebutkan bulannnya para penjahat.

"Mirio-senpai, senang berbicara denganmu! Aku harap kita bisa berbicara lebih lama lain kali. Terima kasih telah menemaniku. Kau, calon pahlawan yang hebat ya, hehe!" (Name) pun melakukan tos kecil kepada Mirio dan kembali masuk. Di dalam sana Eri sedang membereskan barang-barangnya di bantu anak 1-A. Di sisi lain Aizawa menatap curiga (Name) dan Mirio yang sejak tadi berbincang di luar.

"Gadis aneh, aku tidak tahu apa yang dia bicarakan, tapi sepertinya dia sedang menyusun sebuah rencana."

🐦🐦🐦

"Ini aneh."

Hanya reaksi itu yang keluar dari mulut Momo saat Todoroki mengiriminya foto yang dikirim si anonim lewat email. Ini adalah gambar anak kelas 1-A yang berfoto di depan U.A tanpa (Name). Diambil saat gadis itu belum datang, mengingatkan Momo bahwa mereka belum berfoto ulang.

"Tidak ada maksud sama sekali. Tidak jelas."

Momo berusaha tenang. Dia bilang dia akan mengirimi clue berupa foto jika salah. Jujur Yaomomo sedikit bersyukur jawabannya salah, walau dia tahu pasti salah. Akan sangat mengejutkan jika di balkon asrama terjadi ledakan atau semacamnya, jika si penguntit benar-benar ada di sana.

"Clue ya.... Clue. Clue itu tidak harus tentang keberadaannya, tapi pasti sesuatu!" Momo segera mengambil kertas  di dekatnya dan pensil mekanik. Gadis itu mencoret-coret dengan asal.

Foto tanpa (Name).

Di depan U.A dan mereka semua tersenyum bahagia.

Foto tersebut di ambil sekitar sore hari.

Pemotretnya adalah salah seorang staff U.A.

Semua anak 1-A memiliki foto tersebut kecuali (Name).

Ada dua puluh satu orang. Sudah dengan All Might.

Momo masih tidak menemukan sesuatu yang janggal. Dia bahkan membandingkan foto yang didapat dari Todoroki dengan yang dia pajang di pigura kecil di atas meja belajarnya. Bahkan semua porsi dan detailnya sama. Tidak ada yang berbeda. Foto seperti ini pasti bisa didapat dari mana saja. Asumsi Momo si penguntit mendapat foto tersebut hasil dari meretas hp Todoroki.

Momo terus-terusan memeriksa foto yang sama sekali tidak terlihat janggal tersebut. Dia terus menatapnya lekat-lekat, seakan-akan dia akan memastikan bahwa jumlah daun yang ada di foto sama dengan miliknya. Hingga beberapa waktu akhirnya Momo menyadari sesuatu.

Dia pun dengan cepat mengetik pesan untuk Todoroki. "Setiap ada waktu menebak di mana dia berada cukup katakan 'kau di belakangku' itu adalah jawaban yang akan selalu salah, sampai dia benar-benar ada di  belakang kita."

"Momo tidakkah itu terlalu beresiko?"

"Kemungkinan terburuknya hanya cacat, tapi kita punya Recovery Girl dan (Name). Kau bisa simpan kekhawatiranmu, Todoroki."

"Aku tidak mau ada yang terluka."

"Aku akan baik-baik saja."

Malam itu Momo memutuskan untuk mengeluarkan Todoroki dari permainan mengerikan itu. Demi melindungi salah satu motivator terbaiknya.

Tuan Anonim, lawanmu adalah aku, bukan Todoroki. Tidak akan ada yang bisa kau sakiti.

🐦🐦🐦

Pembatasnya aku ganti gambar burung, soalnya warna biru.

Di chapter ini agak serius ehehehe.
Aduh aku membingung mau ngomong apa. Masa tiap chapter minta maaf  mulu gara-gara updatenya lama. Tapi emang di rl sibuk jg sih ya gimana🙃🤏

Mana yang ini terakhir liat di history disentuh bulan Juli pulak. Woyyy lama banget. Untuung catatan ceritanya kagak hilang.

Dan kalian tahu apa yang bikin aku balik ngehalu? Benar!

Movie bnha yang baru. Sapa yang udah nonton movienya yang ketiga? Bagus sih kataku. Uewueueueueue. Gara2 itu kerinduanku pada ff abal-abal ini kembali. Cuma karena aku lupa-lupa dikit aku marathon baca ff sendiri dong. Terus kek cringe sendiri.

Anjay, nulis apaan aku. Mana yang baca 150 rb. Ada ribuan orang aneh yang  nyasar ke sini😭  jujur ga tau. Kasian tapi makasih ges🙃🙏

Sebenarnya aku tuh liat-liat juga notif yang masuk. Tapi yang bikin aku unmood adalah chapter manga bnha yang bikin kena mental mulu. Astagfirullah. Setelah diblessing dengan scene pertarungan di movie baru otakku kerefresh.

Terus aku beli manga bnha jadinya, buat collect. Untung gramed diskon ya kan. Beli 2 komik gratis 1. Hemat deh.

Btw, aku ngerasa bnha tuh dah kayak safe spot buat aku sebagai fandom per-anime-an. Walau, aku g suka sama fandom internya. You know? Mereka lawak, banget.... Sorry. Tapi untungnya indo fandom adem. Akutuh loh udah ikutin banyak anime,  tetep aja  baliknya ke sini lagi. Apalagi ff anime pertama aku ya ini, anime ini.

Dan yang lebih keren lagi tuh kalian. Setia banget nungguin author neng toyib kayak aku😭🤏 eh tapi nulis walau berantakan kek work ini emang healing sih.

Aku nulis ini setelah berbulan-bulan cuma jadi wacana doang karena menekuni profesiku sebagai budak korporat, akhirnya terealisasi juga. Rasanya plonggggg. Akhirnya aku bisa nuangin kehaluanku lagi.

Udahlah bacotku banyak banget. Btw, jan lupa cekot copi sama tokped hehehehehe.

I love you, guys.
Nana🐦

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro