Sweet! : Prologue - First Kiss.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi yang indah dengan kicauan burung di mana-mana. Menemani kesunyian di berbagai tempat di sekolah yang hanya terlihat ada beberapa murid saja. Namun tidak apa. Toh masih pagi, jadi wajar jika keadaan masih sepi.

Keadaan sekolah yang semula sepi, perlahan menjadi ramai karena kembali terisi oleh siswa dan siswi yang sedikit demi sedikit berdatangan lagi dan lagi. Kembali memulai hari dan mereka memulainya dari sekolah ini.

Seorang gadis berambut panjang berwarna biru dan berkacamata sedang berjalan di koridor sekolah seraya memegang buku yang saat ini ia baca dan mengabaikan keadaan sekitar yang mulai ramai. Meski keadaan sekitar yang penuh dengan siswa siswi yang saling berbicara, namun ia tak merasa terganggu ataupun keberatan asalkan tidak ada yang membuyarkan konsentrasinya saat membaca.

"Kuharap aku bisa menyelesaikan tes hari ini dengan baik!" Batin gadis berkacamata tersebut seraya masih terus berjalan kembali menuju kelasnya dan tak melepaskan perhatiannya dari buku yang tengah dibacanya. Memusatkan seluruh konsentrasinya pada buku mata pelajaran sejarah.

"Kesempatanku~"

"Ohayouu, Ari-chan!"

BRUK!

"H-hee?!"

Beberapa langkah lagi, gadis itu akan segera sampai ke kelasnya. Namun yang namanya cobaan, pasti ada di mana-mana. Entah itu akan datang nanti atau tiba-tiba. Untuk sekarang, gadis itu tertimpa cobaan secara tiba-tiba.

"Hee, hati-hati kalau berjalan, Dazai-kun."

"Tidak kena?! Bagaimana bisa!"

Seorang laki-laki berambut cokelat dengan manik mata yang selaras pun menatap gadis yang ada di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.

Seolah apa yang telah diperbuatnya pada gadis tersebut, gagal terlaksana.

Menyenggol sedikit kaki gadis berkacamata itu agar ia jatuh menimpanya atau mungkin sebaliknya, merupakan rencana alias perbuatan dari laki-laki tersebut pada gadis yang masih setia menatapnya dengan tatapan polos nan manis yang tak tersirat dosa di sana.

Alhasil, rencananya pun gagal. Si gadis berkacamata tampak baik-baik saja. Begitu juga dengan dirinya. Ah, tidak. Lebih tepatnya, gadis berkacamata itu baik-baik saja, sementara dirinya ditahan oleh gadis berkacamata tersebut agar tak terjatuh menimpa lantai. Tentu saja, ia baik-baik saja berkat gadis berkacamata tersebut yang masih setia menahannya.

"Daijoubu ka?" Si gadis berkacamata kembali berucap ketika tak mendapat respon dari laki-laki yang masih setia ia tahan.

Sementara laki-laki yang sempat melamun itu pun tersadar dari lamunannya ketika gadis berkacamata itu kembali berucap. Ditambah ia teringat bagaimana posisinya sekarang. Laki-laki tersebut cepat-cepat berdiri tegak.

"T-tapi, kau seharusnya- ah! Bagaimana bisa ini gagal?"

Laki-laki tersebut stress dan lesu ketika mengingat rencananya yang gagal membuat gadis berkacamata di depannya jatuh menimpanya.

Tentu saja dengan maksud tertentu, ia melakukannya.

Gadis berkacamata itu pun memperhatikan laki-laki yang sedang mengomel tentang rencananya dan kini lesu karena gagal melaksanakannya. Gadis itu hanya bisa memiringkan kepala seolah berusaha memahami setiap tindakan dan omelan laki-laki tersebut.

Seorang laki-laki yang notabenenya adalah kekasihnya.

"Rencana? Gagal?" Gadis itu bertanya. Memasang wajah penasaran dan dengan kepala yang tetap dalam posisi miring.

"Ah- tidak! Maksudku- ugh! Seharusnya kau jatuh menimpaku! Kau tidak sadar jika aku menyenggol kakimu?" Laki-laki alias kekasih dari gadis berkacamata tersebut pun kesusahan dalam menjelaskan.

Ia lupa kalau gadis berkacamata yang notabenenya adalah kekasihnya juga, merupakan gadis manis yang polos dan naif.

Dengan amat sangat terpaksa, laki-laki tersebut membocorkan rencananya. Meski dengan cara bertanya.

Gadis berkacamata itu pun mengerjapkan matanya beberapa kali. Memproses pertanyaan kekasihnya ini kemudian menjawab, "Ah, benar juga! Itu karena salahku yang tidak memperhatikan jalan karena terlalu konsentrasi membaca."

Laki-laki tersebut menepuk jidatnya mendengar jawaban kekasihnya. Ralat, kekasihnya ini sangat polos dan naif bahkan nyerempet oon. Ia sampai mempertanyakan rank satu kekasihnya di kelas.

"B-bu-!"

"Maa, maa, gomen ne sudah menabrakmu. Tapi, syukurlah jika tidak ada yang terluka. Jaa, kalau begitu-" Gadis berkacamata tersebut memotong perkataan kekasihnya dengan cepat dan kemudian menggantungkan kata-katanya untuk berjinjit dan mencium pipi kekasihnya. "-sampai nanti!" Lanjut si gadis dan kemudian berlari kecil memasuki kelasnya.

Laki-laki tersebut menghela napas pasrah. Tak ada waktu untuk menghentikan langkah kekasihnya sekarang. Ia hanya menatap punggung kekasihnya yang perlahan tak lagi terlihat.

"Huft, lagi-lagi gagal," gerutu laki-laki tersebut mengingat rencananya yang gagal terlaksana.

Rencana sederhana yang seharusnya berhasil untuk mendapatkan sebuah first kiss dari kekasih.

Ya, first kiss.

Itulah yang menjadi target seorang Dazai Osamu. Seorang siswa pintar dan juga tampan yang kini sedang mengincar sebuah first kiss dari kekasihnya yang tak lain adalah Awilliem Ariseeina yang merupakan gadis manis yang polos dan naif. Itulah yang dideskripsikan orang-orang tentang Ariseeina. Tak terkecuali Dazai.

Meski Dazai lebih memperhatikan sisi manis Ariseeina daripada kepolosan serta kenaifannya. Baginya, itu merupakan hal wajar.

Yang tidak wajar baginya adalah, bibir manis Ariseeina yang belum pernah mendapatkan first kiss dari laki-laki lain. Termasuk Dazai, kekasihnya sendiri.

Bagaimana bisa?

Maka dari itu, Dazai memutuskan untuk merebut first kiss Ariseeina. Bagaimanapun caranya!

Dengan tantangan, kepolosan serta kenaifan kekasihnya. Kedua hal itu harus dihadapinya. Saat itulah, Dazai tahu betapa polos dan naifnya kekasihnya ini yang bahkan sampai membuatna mengira bahwa Ariseeina oon.

Mari kita beri semangat untuk Dazai yang sedang memperjuangkan first kissnya pada Ariseeina.

Story By AuroraTerritory

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro