Arisugawa Dice; Lemon Tea

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ini pesanan Anda, selamat menikmati!"

"Terima kasih!"

"T-terima kasih ...."

Senyum Dice melebar saat melihat makanan yang ada di depannya.

"Oh! Terima kasih juga untukmu, (Name)-chan," sahut Dice, "kau selalu memberiku makanan saat kita bertemu."

Perempuan yang duduk di seberang Dice itu tersentak kaget, menarik buku menu yang ada di dekatnya, menyembunyikan wajahnya.

"U-uhm, sama-sama," bisik (Name)—dengan suara yang terlalu pelan.

"Kau tidak memesan apa pun selain Lemon Tea, apa tidak apa-apa? Oh—ittadakimasu~" tanya Dice mulai memakan makanan yang ada di depannya.

(Name) mengintip dari buku menu, kemudian mengangguk.

"Tidak apa-apa, aku tidak lapar."

"Begitu ya?"

Iris (Name) melirik ke arah jendela sejenak, kemudian kembali menoleh ke arah Dice yang sedang asyik makan. Perlahan senyum kecil terukir di wajah (Name).

"Oh iya (Name)-chan."

"Y-ya!?" pekik (Name) tak sengaja melempar buku menu 'pelindung' miliknya.

Dice mengangkat alis dengan heran, namun memilih untuk tidak mengatakan apa-apa tentang itu.

"Aku tidak tahu apa tidak sopan menanyakan ini, tapi kenapa tiap kali kita bertemu, kau selalu mentraktirku makan?"

(Name) berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya wajahnya merona hebat bagai tomat. (Name) menutup wajah dengan kedua tangannya.

'T-tentu saja karena aku menyukaimu, Dice,' (Name) mengintip dari celah jari-jemarinya, 'andai aku bisa menjawabnya langsung seperti itu—t-tapi aku malu.'

Tangan (Name) menjauh dari wajahnya, dan sang perempuan perlahan menarik napas.

'Yosh, aku bisa lakukan ini!'

(Name) menutup matanya dengan rapat.

"K-karena kau mirip kucingku saat makan!"

...

...

...

Mata (Name) terbuka dengan tiba-tiba, dan sang perempuan langsung menepuk wajahnya.

'APA-APAAN ITU!? AKU BAHKAN TIDAK PUNYA BINATANG PELIHARAAN!'

"Kucingmu?" tanya Dice memiringkan kepalanya.

"Ah um, maksudku—"

"Nyaa~?" wajah Dice langsung menyerupai kucing.

(Name) bersumpah dia melihat telinga kucing di kepala Dice.

'I-imut!'

"D-Dice," perlahan (Name) mengangkat ponselnya, "b-bisa kau ulangi?"

"Tentu saja~" sahut Dice kembali mengeong.

(Name) spontan memotret Dice. Beberapa saat kemudian sang perempuan tersadar.

"Bukan begini!" sahut (Name) menggebrak meja dengan tiba-tiba—mengagetkan Dice.

"(Name)-chan?" panggil Dice.

(Name) tersentak kaget, wajahnya kembali merona hebat, sebelum akhirnya sang perempuan menggeleng sambil mengibaskan kedua tangannya—jelas terlihat bahwa dia panik.

"Maksudku bukan itu alasanku yang sebenarnya," gumam (Name).

"Oh? Jadi apa alasanmu yang sebenarnya—Ukh!"

(Name) menoleh ke arah Dice, menyadari bahwa sang laki-laki tersedak. (Name) melihat ke meja yang ada di depannya, mencari minuman yang ada. Saat irisnya menangkap segelas Lemon Tea, tangannya langsung mengambil minuman itu dan memberikannya pada Dice.

"Terima kasih, (Name)-chan," sahut Dice setelah meminum minuman tersebut.

"Sama-sama," ucap (Name) menghela napas lega.

Namun saat tangannya mencoba meraih minumannya, (Name) hanya merasa ruang kosong. Perlu beberapa saat bagi (Name) menyadari bahwa minuman yang dia berikan pada Dice adalah minumannya sendiri.

Wajah (Name) kembali memerah.

'B-berarti ciuman tak langsung!?' pikir (Name) dengan wajah yang semakin memerah.

"Jadi?" tanya Dice tiba-tiba.

"Jadi!?" balas (Name) terkejut.

Dice mengangkat sebelah alisnya dengan heran.

"Alasanmu memberiku makanan?" tanya Dice mengulangi.

"Um—" (Name) mengalihkan pandangannya.

Namun saat irisnya kembali ke gelas minumannya yang berada di dekat Dice, pipi (Name) kembali memerah.

'Astaga—memikirkan kami sudah melakukan c-ciuman tak langsung saja sudah membuatku begini,' pikir (Name) menepuk pelan kedua pipinya, 'apalagi memberitahu Dice kalau aku suka padanya?'

"S-setelah kulihat, t-ternyata kau memang mirip kucingku saat makan, Dice."

"Eh?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro