PROLOG

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

P R O L O G

-oo0oo-

"Bu, ini uangnya. Makasih, ya, Bu. Monggo."

"Iya, Nduk. Matur nuwun."

Kamu genggam susu beku berperisa di tangan kanan dengan senyum semanis madu. Memang, cuaca siang di kota hari itu sangat cerah dan terik. Tak terlihat satu pun awan kelabu yang menggantung di atas sana. Kuciran rambut panjangmu bergerak seirama dengan langkah kaki yang melangkah lincah ke jalan raya.

Beberapa kali kamu menjilat es krim yang sedikit demi sedikit telah meleleh karena suhu. Lirikan matamu terarah ke objek di seberang jalan sana. Di mana ayah, bunda, dan dua saudaramu sedang menunggu kamu yang pamit untuk membeli camilan manis dengan sensasi dingin itu.

Kamu pun buru-buru melangkahkan kaki menyeberang jalan lebar itu setelah memastikan tidak akan ada apa pun yang akan melintas dari kedua arah.

Kamu berlari kecil sembari menjilat es krim yang kembali meleleh hampir menyentuh jari-jarimu. Tanpa tahu ada sebuah benda baja bergerak dengan kecepatan tinggi yang datang dari arah kiri. Suara pekikan orang-orang dan lengkingan klakson yang nyaring akhirnya dapat mengalihkan perhatianmu dari si manis.

"Rani!"

Namun, pertemuan antara besi dan raga siang itu tak dapat lagi terelakkan. Jeritan ngeri terdengar bersahut-sahutan di tempat kejadian kala orang-orang itu melihatmu. Kamu, seorang remaja putri yang kini telah terbujur kaku dengan darah di sekujur tubuh yang terus mengalir deras.

Angin yang berembus lembut, matahari yang bersinar terang, serta awan-awan yang berarak pelan di atas sana, sukses menjadi saksi bisu darimu, gadis yang kini kelopak matanya tertutup dengan rapat.

-oo0oo-

Dear pembaca yang nggak pernah terdeteksi keberadaannya! Cerita ini diikutsertakan dalam WWF2019. Oke, makasih :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro