Ebook Double D

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Akhirnya, setelah ditunggu-ditunggu bang Dewa udah bisa dipeluk-peluk online. Kali ini bang Dewanya nyasar ke apk Lontara, ya. 

Dannnn....

Beginilah penampakan double D di sana


Abaikan penampakannya yang buram, ya. Karena di sana memang ga bisa dicapture. Jadi aman dari pembajak.

Bedanya ebook ama wattpad apa?

Yang jelas pasti ada bedanya dong. Di ebook yang pasti sudah tamat sampai part 32 dan ada 2 extra part yang ga diposting di wattpad. Plus, ada beberapa tambahan adegan romantis double D mulai dari part 18. Jadi yang beli ebooknya jangan langsung baca lanjutan dari wattpad.

Dan untuk yang kesulitan membeli, bisa langsung hubungi author, atau cek linknya di profil penulis, ya. Biar lebih mudah.

Selamat membaca...

***

"Dewa, aku sangat lapar. Bisakah kau membuatkanku sesuatu?" Dania duduk di kursi bar, menjilat bibirnya yang mendadak kering. Tangan kirinya menggenggam tangan kanannya yang bergetar panik.

Dewa menoleh. Kembali bergerak ke kulkas dan mencari sesuatu yang sekiranya bisa diolah dengan cepat. Tapi ia tak mengerti urusan dapur dan tak pandai memasak.

"Aku membeli beberapa ayam fillet. Apa kau bisa memanggangnya untukku?"

Dewa mencari dalam kantung dan menemukannya di tumpukan paling atas. Dengan sigap bergerak di depan kompor seperti yang Dania instruksikan. Memotong menjadi beberapa bagian, melumuri dengan lada dan garam, lalu memanggang di teflon dengan api terlalu kecil.

"Aku akan membuat sausnya," tawar Dania saat Dewa sibuk menjaga ayam agar tidak gosong.

"Diam di tempatmu!" sergah Dewa sebelum Dania menginjakkan kaki di lantai. "Katakan saja apa yang harus kubuat."

Dania tak yakin dengan tangan Dewa, tapi setidaknya itu mengalihkan perhatian suaminya. Setelah lima belas menit, Dewa menyelesaikan hidangan ayam fillet panggang dengan saus madu. Dania memeriksa sebelum memakannya. "Dewa, ini belum masak." Dania menunjukkan irisan ayam yang masih tampak merah di dalamnya.

Dewa memanjangkan lehernya untuk mengintip. "Bukankah kau bilang lima belas menit?" gumamnya.

"Sepertinya apimu terlalu kecil."

Dewa membenarkan. Ia memasang api paling kecil karena takut jika daging ayamnya akan gosong. Dewa pun mengambil piring di depan Dania. "Aku akan membuatnya lagi."

"Masukkan ke microwive saja!" pintah Dania ketika Dewa hendak melemparkan makanan itu ke tempat sampah. "Itu masih bisa diselamatkan, Dewa."

Dewa mengangguk, lalu berjalan ke microwive yang ada di bawah kompor. Butuh beberapa saat untuk memahami cara pakainya dengan petunjuk dari Dania. Sambil memperingatkan diri untuk mulai belajar menggunakan dapur untuk saat-saat seperti ini.

Dewa mengerutu dalam hati, apartemen seluas dan semewah ini tapi tak ada pelayan yang mengurusi urusan dapur? Seharusnya syndrom wanita hamil Dania tak mengikuti kehidupan sederhana Dania yang bersikeras bahwa wanita itu lebih suka makanan yang diolah dengan tangan wanita itu sendiri.

Terbukti, hari pertama seseorang bekerja di dapur mereka, Dania sama sekali tak bisa menelan makanan apa pun yang diolah oleh pelayan tersebut. Begitupun hari kedua dengan pelayan yang berbeda. Selama dua hari, Dania hanya bisa menelan susu yang dibuat oleh Dewa.

Setelah Dania berhasil membujuk Dewa untuk membiarkan memasak sendiri, wanita itu melahap makanan seperti orang yang tak makan berhari-hari. Malah menghabiskan bagian makanan miliknya.

"Enak?"

Dania mengangguk, menahan ringisan karena rasa asam yang terlalu berlebihan dalam sausnya. Yang sudah ia duga karena tadi Dewa memasukkan perasan lemon yang terlalu banyak. Tapi secara keseluruhan, hidangan makan siang yang Dewa buat lebih dari cukup untuk memanjakan lidah dan mengisi perutnya.

"Kau ingin kusuapi?" tawar Dewa.

Dania langsung mengangguk gembira. Seperti anak kecil yang ditawari permen.

Dewa mengulas senyum sambil mengulurkan tangan mengacak rambut Dania dengan gemas. Semua beban pekerjaan yang menimpa pundaknya di luar sana, mendadak terlupakan. Momen-momen seperti inilah yang memberi Dewa kekuatan tambahan. Untuk menghadapi kejamnya dunia keesokan harinya.

***

Saturday, 14 November 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro