39 || 🌙Bangun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketika diri sudah tak kuat dan sangat heran pada dunia yang terasa begitu memuakkan, dengan mudahnya akalmu memerintahkan raga. Menyayat ujung nadi di tangan yang seketika menyemburkan cairan merah pekat mengerikan itu di sana, mengotori kaus putih polosmu.

Ahh.. rasanya begitu.. mengantuk..

Mungkin tidur untuk selamanya tidak masalah.

















Nyatanya tanganmu malah sudah diperban dan dibalut oleh kasa. Bahkan tersambung dengan benang infus di dekat tempat tidurmu. Kau sudah berada di sini, tempat dengan aroma yang sudah belasan kali kau hirup ketika selalu berakhir di tempat ini.

Rumah sakit.

Siapa orang yang membawamu kemari?

Bola mata memutar ke sekeliling seketika bertemu dengan sosok itu. Yang terduduk di sofa pojok ruangan, tertidur dengan paras lelah penuh beban. Dari keterangan dokter yang kau dengar saat diambang kesadaran, dirimu sudah koma selama lima bulan.

Terseret-seret turun dan melangkah dari tempat tidur kau menuntun tiang infusmu ke sana. Tangan pucatmu perlahan menyentuh dan mengusap wajah tertidur itu dengan hati yang perih. Gara-gara dia kau kembali menangis, sedikit menahan isakan namun dapat terdengar olehnya yang seketika terbangun. Wajah paniknya tergambar dengan jelas, segera menarikmu ke dalam dekapan. Membisikkan ribuan kalimat "daijoubu" dan "semua akan baik-baik saja" tepat di telingamu.

Nyatanya semua itu malah membuat emosimu semakin memuncak. Menangis bergetar menumpahkan semuanya di bahunya yang sudah basah dengan air matamu. Tangannya tak henti mengusap helai rambut kepalamu. Sensasi rambut teracak lembut yang sangat kau sukai, bahkan dengan posisi ini.

Apakah kau mulai goyah LAGI dengan percobaan menghilangmu..

Karena situasi ini??

".. Nande--Kashi-san kau menyelamatkanku...?? Aku merepotkan..."

Seketika dekapan itu melonggar, bola mata green olive itu menatapmu tajam lekat-lekat. Kemudian kembali melembut dan dengan sangat yakin ia mengatakan,

"Karena hidupmu sesungguhnya berharga."

Tangannya yang menyeka air mata berjatuhan milikmu perlahan beralih ke tengkuk, menarikmu lagi dengan sangat lembut ke dalam dekapan.

Nyatanya dia kembali membuatmu menangis dan merasa lelah dengan itu.

"Tetaplah bangun dan membuka mata untukku."










Rumus hidupku cukup sederhana. Aku bangun di pagi hari dan tidur di malam hari. Di antaranya, aku mengisi hidupku sebaik yang aku bisa. Mulai dari sekarang aku akan bangun dan bersyukur. Meskipun aku tidak belajar banyak hari ini, setidaknya aku belajar sedikit, jika tidak belajar sedikit, setidaknya aku tak sakit, dan jika ternyata aku sakit, setidaknya aku tak mati. Karena itu aku sangat bersyukur. Masih bisa bangun. Bersamanya, yang masih membuka mata dan tersenyum hangat di sisiku.







Keknya dah pada lupa sama book ini :"))
Gomennasaii, dunia luar itu kejam. Dan mampir sebentar-sebentar di dunia oren ini rasanya bahagia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro