#5 Choose Class Leader

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Now playing: Hai Shi Hui (Still Am) by WilliamWei

Aku tak tahu aura apa yang tersimpan dalam dirimu. Namun keberadaanmu di sisiku mampu membuatku melakukan hal-hal yang kuanggap abnormal sebelumnya.

"Ehem... beneran, nih nggak ada yang mau mengajukan diri sebagai calon?" ucap Mr. James, pandangannya menyapu seisi ruang kelas X IPA 1. Tetap tak ada seorang pun yang mengangkat tangannya. Bahkan suasana para murid yang saling berbisik-bisik untuk berdiskusi mengambil keputusan pun tak terlihat di kelas itu.

"Kalau begitu... bagaimana jika saya tunjuk saja?" tanya Mr. James dengan bimbang. Kemudian, seisi kelas langsung panik, mungkin beberapa siswa sangat anti mengenai kepengurusan kelas.

"Mr. James!" seru Jasmine sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Seluruh perhatian seisi kelas langsung tertuju pada gadis itu.

"Bagaimana, Jasmine? Apakah kau ingin mencalonkan diri sebagai ketua kelas?" tanya Mr. James dengan lembut.

Aarrghh... kenapa aku tak bisa mengendalikan perasaanku ketika mendengar suara itu? Huft... Byanca, itu gurumu. Ingat itu. Jangan bersikap lancang dengan memiliki perasaan aneh terhadapnya, pikir Byanca sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar, berusaha menenangkan batinnya yang bergejolak begitu cepat.

"Anu... Mr. James... sebenarnya... uhm... Byanca ingin menjadi ketua kelas, yeah... Byanca ingin menjadi ketua kelas. Namun, dia masih malu-malu," ucap Jasmine dengan cepat. Seluruh siswa di kelas itu spontan tertawa mendengar penurutan Jasmine.

Uugh... Jasmine, lo sengaja mau malu-maluin gue, ya? Awas lo. Gue gak bakal biarin lo seenaknya sama gue. Gue bakal bales, geram Byanca dalam hati sambil meremas rok abu-abunya.

"Ehem... bagaimana, Byanca? Kamu bener-bener pingin jadi ketua kelas? Saya tulis, ya," kata Mr. James sambil meraih spidolnya yang diletakkan di atas meja guru.

"A... aku..." Byanca yang masih gugup itu segera disanggah dengan cepat oleh Jasmine.

"Ya. Beneran, kok Mr. James. Byanca memang pengin jadi ketua kelas," tukas Jasmine sambil cekikikan.

"Oke. Saya akan tulis nama Byanca..." kata Mr. James sambil menuliskan nama Byanca pada papan tulis putih di depan kelas. "Setelah itu, siapa lagi yang tertarik menjadi ketua kelas?"

Seisi kelas segera gaduh kembali. Anak perempuan berbisik-bisik sambil melirik sinis, anak laki-laki saling beradu telapak tangan, dan hal-hal yang terlihat tidak penting bagi Mr. James. Namun, kegaduhan kali ini bukannya tanpa hasil karena setelah itu ada sekitar lima anak lagi yang ikut mencalonkan diri.

Byanca, Flavia, Jacob, Rebecca, Hansel, Jorel. Di papan tulis, tertulis nama keenam siswa itu. Byanca punya firasat yang kuat, bahwa tidak akan ada teman yang memilihnya sebagai ketua kelas—terkecuali Jasmine pastinya—karena saingannya benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Byanca hanya berharap bahwa ketua kelas yang terpilih nantinya adalah seorang cowok yang tampan, pandai, dan tegas. Dan... semuanya itu tergambar jelas dalam diri Hansel. Menurut praduga yang baru saja Byanca ciptakan, tidak mungkin perempuan yang tidak populer sepertinya terpilih menjadi ketua kelas, pasti Hansel yang berhasil menduduki jabatan sebagai ketua kelas.

Jika Byanca membuat penilaian tentang keenam temannya yang lain, rasanya Byanca tetap bukan yang terburuk. Flavia adalah ketua gank cewek-cewek kutu buku di kelasnya, ia adalah yang terpintar. Kaca mata bulat yang selalu dipakainya tidak menghapus paras manis yang selalu terukir di wajahnya.

Jacob adalah... tunggu. Siapa Jacob? Apakah dia cowok yang terkenal suka ikut tawuran itu? Pasti hanya dengan dukungan komplotannya bila dia sampai menjadi ketua kelas.

Rebecca, dia ketua gank cewek-cewek kece yang sering hang out kemana-mana. Anggota gank Rebecca selalu merupakan cewek-cewek kaya yang sinis dan suka menyindir orang lain melalui akun-akun sosial media mereka. Seharusnya tidak ada cowok yang memilihnya, kecuali cowok itu telah jatuh cinta pada gadis seperti Rebecca.

Jorel? Byanca belum terlalu mengenal bagaimana Jorel. Namun, beradasarkan desas-desus yang pernah Byanca dengar, cowok berkacamata tebal itu adalah alumni Trilingual School. Mungkin yang satu ini cukup pintar dan dapat menjadi saingan yang pas untuk Hansel.

"Baiklah. Kita mulai dengan cara voting saja, ya," ucap Mr. James sambil membagikan selembar kertas kecil kepada setiap murid di ruang kelas tersebut. "Tidak perlu menunjukkan kepada orang lain siapa teman yang kalian pilih. Jawaban kalian itu privasi kalian sendiri," tegas Mr. James.

Murid-murid segera menuliskannama seseorang di atas kertas putih kecil itu, kemudian melipatnya rapat-rapatdan dimasukkan dalam sebuah kotak kecil yang diedarkan oleh Mr. James. Setelah semua suara terkumpul, Mr. James segera menuju ke mejanya di depan kelas.

"Siapa yang mau menuliskan hasilnya di papan tulis?" tanya Mr. James sambil menebarkan senyumnya yang terkesan begitu teduh di mata Byanca. Byanca segera mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian berusaha untuk fokus menyimak proses pemilihan ketua kelas itu.

"Gue aja. Gue mau," ucap Jacob dengan bersemangat. Lelaki gemuk itu segera menghampiri meja guru dan mengambil spidol yang terletak di atas meja tanpa dipersilahkan.

Ih... itu anak bisa sopan dikit nggak, sih? Udah sama guru pede banget ngomongnya gue-gue, langsung main rebut spidol guru lagi, gerutu Byanca dalam hati. Byanca pikir, Jacob pasti tidak terpilih sebagai ketua kelas.

"Huft..." Mr. James berusaha sabar untuk menghadapi muridnya yang satu itu. "Baiklah. Jacob yang akan menuliskan hasilnya. Kalian juga perhatikan baik-baik, ya," ucap Mr. James sambil menuangkan seluruh isi kotak kecil.

"Byanca... Hansel... Hansel... Rebecca... Flavia... Hansel... Byanca... Jacob... Jacob... Jacob... Jacob... Jorel... Hansel... Jorel... Hansel... Flavia... Byanca..." Mr. James membacakan suara-suara tersebut dengan cepat.

Sudah pasti aku tidak akan terpilih, hihi... nama Hansel banyak sekali tersebutkan di sana. Nama gue disebutin lebih dari sekali aja udah keajaiban, gumam Byanca sambil tertawa kecil.

"Eh... lo kenapa, By?" tanya Sheryl bingung karena melihat Byanca yang tersenyum tanpa sebab.

"Eh? Gue nggak papa, kok. Tenang aja, hehe..." canda Byanca.

"Ya udah, ah nggak usah aneh gitu. Lo itu jadi calon kok kayak nggak ada tegang-tegangnya, ya?" sahut Sheryl sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Beberapa saat kemudian, semua suara telah dibacakan oleh Mr. James. Jacob dipersilahkan untuk duduk dan Mr. James mulai menghitung suara yang tertulis di papan tersebut.

"Eh... By, nama lo banyak juga," kata Jasmine sambil tetap menatap ke depan.

"Hah... masa, sih?" Byanca terlihat tak percaya. Ia segera mempertajam penglihatannya dan mulai menghitung garis-garis berantakan yang diciptakan oleh Jacob.

"Ehem... jadi...jumlah suara Byanca dan Hansel sama banyak," ucap Mr. James.


***

Yeee... akhirnya aku berhasil juga meluangkan waktu buat nulis part 5 yang sangat tydack berpaedah ini. Thank you, semuanyaaa bagi kalian yang bersedia membaca kisahku yang nggak jelas ini. Aku tungguin krisar dari kalian semua, yaa...

Thanks, see you on next chapter. Byeee!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro