Advice From Friends

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Beberapa hari kemudian, latihan tersebut tetap berlanjut. Seperti tak ada halangan atau sesuatu yang terjadi, mereka hanya tetap berlatih hingga beberapa lagu sudah banyak mereka mainkan. Namun di tengah-tengah latihan, Wataru tiba-tiba menjadi tidak fokus, pikirannya seperti terganggu karena suatu hal. Entah karena apa, hingga banyak not dari bass-nya yang salah. Yuto mengangkat tangan kanannya, mengintruksikan semuanya untuk berhenti.

"Eh, kenapa Yuto?" tanya Banri kebingungan.

"Nggak papa, sebentar aja. Kita istirahat dulu." ucapnya. Yang diikuti oleh anggukan semua orang.

Wataru hanya sedikit menunduk kecewa, tahu bahwa dirinya tak bisa fokus latihan. Dia melepas sabuk gitar dari pundaknya dan menaruh bass putihnya itu di dekat kursi, dia juga mengambil sebotol air minum dan pergi keluar meninggalkan studio tersebut. Ren yang khawatir dengan kondisi Wataru bertanya pada yang lain, namun Yuto menenangkannya dan memastikan bahwa temannya itu baik-baik saja.

Di luar, di taman dekat studio, angin malam berhembus sangat kencang. Walaupun ini musim panas, tapi angin malam tetap saja membuat udara di sekitar dingin. Wataru meneguk air di dalam botol tersebut sambil menghela nafas, lalu duduk di sebuah bangku. Sesekali dirinya mengecek ke ponselnya, mengharapkan sesuatu dari kekasihnya itu, entah panggilan atau sekedar pesan singkat seperti sapaan.

"Kenapa aku bertengkar sama dia? Harusnya kan nggak begini. Aku jadi khawatir dengannya."  gumamnya.

Sesosok pria tinggi berambut hijau gelap pun datang dan menyapanya, "Matoba, apa yang kau lakukan di sini?"

Dia menoleh ke arahnya, "Ah, hanya sedang bersantai, Rio."

Rio hanya mengangguk, lalu duduk di sebelahnya, menatap langit berbintang yang cerah. Keduanya saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing, hingga Wataru kembali berbicara padanya.

"Rio, aku ingin minta pendapatmu."

"Pendapatku? Tentang apa?"

Menghela nafasnya berat, dia mulai bercerita, "Jadi begini, kau tahu kan kejadian beberapa hari yang lalu? Seorang gadis yang merupakan salah satu penggemar kita."

"Ya, aku tahu. Kau menjalin hubungan dengannya, kan?"

"Ck, aku tahu itu." dengan nada sedikit kesal.

"Baiklah, aku mendengarkanmu saja."

Lanjutnya, "Aku merasa bersalah karena aku mengabaikannya selama sebulan. Aku jarang memberinya kabar dan perhatian, hingga akhirnya waktu kami bertemu, kami malah bertengkar dan saling tak menyapa."

Wataru menolehkan pandangannya ke Rio, "Aku ingin berbaikan dengannya, namun aku bingung melakukannya. Bagaimana sebaiknya, Rio?"

Laki-laki itu berpikir sejenak, lalu menjawab, "Sejujurnya aku pun tak punya pengalaman dalam asmara seperti ini. Jadi aku tak yakin ini akan membantumu atau tidak. Tapi kau bisa bilang padanya baik-baik."

"Bicara padanya?"

"Ya, begini saja, kau jelaskan alasanmu atas perlakuanmu akhir-akhir ini padanya. Kau sibuk latihan, itu karena tugasmu sebagai seorang anggota band, dan kau tak bisa meninggalkan pekerjaanmu begitu saja. Dan tentu saja, kau juga harus bilang bahwa kau sangat menyayanginya. Bagaimana?"

Dirinya terdiam, mencerna arahan dari temannya tersebut dan mengangguk, "Baik, aku mengerti. Terima kasih atas pendapatmu, Rio."

"Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya menyampaikan sedikit pendapatku saja." ucapnya sambil tersenyum, "Lagipula, aku ini memang jenius."

"Heh... Jangan merasa sombong hanya karena kau menolongku sedikit." balasnya sambil terkekeh.

Wataru berdiri sambil memasukkan tangannya ke kantung hoodienya, "Oke, sudah kuputuskan aku yang akan minta maaf duluan pada (Y/n). Aku tak mau dia terus-terusan marah padaku."

"Bagaimana jika dia tak mau memaafkanmu?"

Wataru mengangkat alisnya, "Tidak mungkin dia tak memaafkanku, jika iya, aku akan membuatnya memaafkanku dengan perlakuan manisku."

Keduanya hanya tertawa, lalu memutuskan untuk kembali berlatih lagi. Suasana Wataru menjadi sedikit lebih baik karena Rio, dan dia yakin bahwa dia akan bisa meminta maaf pada kekasihnya itu.

"(Y/n)... aku akan menemuimu segera." sebelum akhirnya dia mengirim pesan kepadanya.

"Selamat malam, pacarku sayang 💜."

to be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro