3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Abel baru saja tiba di depan pintu rumahnya, pintu rumah sudah mulai di ketok olehnya, tetapi belum kunjung ada yang membukakan pintu untuknya.

"Assalamualaikum!" teriaknya sambil teru mengetok pintunya.

"Tok tok tok"

"Assalamualaikum, Ma!" teriaknya lagi masih tak ada jawaban.

Setelah itu Abel mulai menundukkan kepalanya, baru dia sadari di sana ada sebuah surat.

Di dalam surat tertera tulisan mamanya.

"Abel, Mama sama papa lagi keluar dulu, ada urusan penting mendadak, karena kamu tadi di telfon gak diangkat-angkat, jadi kunci rumah mamah titipkan di rumah Nenek, kalo mau masuk rumah ambil aja kunci kesana, mama mungkin pulang agak sore."

Abel mendengus sebal setelah membaca pesan dari mamanya, setelah itu dia dia mengecek ponselnya, ternyata benar, sudah ada 15 panggilan dari mamanya, dia menyesal telah membuat mode diam pada gawainya.

Karena Abel sudah terlanjur lelah, jadi dia malas untuk ke rumah neneknya, akhirnya ia memutuskan ke taman samping rumahnya, yang memang sudah tersedia kursi ayunan minimalis, yang menyerupai tempat tidur.


Sungguh badan Abel sudah lelah sekali, inilah alasannya dia malas untuk keluar bermain jauh, tetapi jika urusannya sudah menyangkut kepentingan dan keselamatan, dia sudah mengenyampingkan urusan malasnya.

Akhirnya abel memutuskan untuk berbaring-baring santai di atas ayunan, tetapi ternyata badannnya yang lelah sangan mendukung untuk memejamkan mata.

"El pokoknya lo harus dengerin gue, apapun yang akan lo hadapin kedepannya, lo harys bisa lebih baik lagi dari ini."

"Gue pengen adik gue ini bisa lebih mendalami ilmu agama."

"Yang paling penting jangan sampe lo salah pergaulan ya, El."

"Jangan nyentuh orang sembarangan kecuali itu mahrom Lo."

Elvano yang mendengar perkataan lelaki di depannya pun menjadi bingung sendiri.

"Lo kenapa sih Kak, lagian selama ini juga pergaulan gue gak aneh-aneh kok." sahut El.

"Lo gak lagi demam 'kan Kak, kenapa kok lo tiba-tiba ada ceramah dadakan."

Pria yang tadi memberi nasehat kepada El pun langsung memandangi wajah El lalu tersenyum.

Setelah itu ia mendekat tangannya menuju ke arah wajah El, tetapi bukannya menyentuh wajah El, ternyata jemari tangan itu malah berbelok menuju indra pendengaran El.

"Aduh aww--aww shh lepasin Kak!" El meminta sambil meringis kesakitan.

Tetapi tarikan pada Indra pendengarannya itu pun tak kunjung di lepaskan, sang pelaku malah masih asik tertawa.

"Kak Rivan! Woy lepasin elah!"

Setelah mendengar teriakan El, akhirnya dia melepaskan tarikannya.

"Makanya kalo orang nasehatin tuh dengerin, cermatin bukannya malah protes."

"El lo tau gak kenapa gue ajak lo kesini?" orang itu pun bertanya pada El sembari memandangi lautan yang ada di depan mereka.

"Ya kagak lah, kan lo gak ngasih tau!" sungut El yang masih kesal karena telingannya di tarik paksa.

Orang yang bersama El pun terkekeh kecil.

"Gue ajak lo kesini itu karena di sini kita bisa nenangin pikiran kita, bahkan kalo gue lagi banyak masalah gue sering kesini untuk sedikit menikmati keindahan alam yang udah Allah ciptain."

"Dengan begitu gue gak akan terlalu merasa kehidupan ini terlalu sempit."

El yang melihat keseriusan di raut wajah orang yang ada di depannya ini pun tidak menjawab lagi, dia hanya mengamatinya dan mendadak resah dan rasa tidak ingin kehilangan muncul di dirinya.

Mereka berdua sekarang sudah berada di perjalanan pulang, tetapi saat sedang di perjalanan pulang mereka mendapat kabar bahwa kembaran Rivan mengalami kecelakaan motor, alhasil mereka mempercepat laju kendaraanmya sampai tidak menyadari Ada mobil truk yang berasa dari arah berbeda di saat sudah mendekati pertigaan, dan akhirnya kecelakaan naas itu pun terjadi.

"El!" Abel berteriak dan langsung terduduk di atas ayunan yang oa tempati.

Keringat sudah mengalir deras membasahinya.

Sungguh mimpi yang ia alami tafi sangat mengerikan, dia melihat jelas El dan seseorang yang sepertinya wajahnya tidak asing bagi Abel.

Mengapa El bersama dengan orang itu? Siapakah orang itu? Apa hubungannya dengan El? Dan, apa itu tadi? Laut? Ada apa ini semua? apa hubungannya?

Sungguh pertanyaan itu memenuhi isi kepala Abel.

"Abel! loh ternyata kamu di sini, mama kira kamu pergi Bel," suara mama abel pun terdengar.

Seketika Abel baru menyadari, ternyata dia masih berada di ayunan yang ia gunakan merebahkan bada tadi.

Assalamualaikum.
Hai gimana ceriita kali ini, semoga kalian suka ya😁, jangan lupa vote and comentnya ya.😉

KampusAwan


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro