chapter 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh bangsa Elf cahaya, yaitu malam pergantian tahun. Perayaan ini rutin dilakukan setiap tahun di seluruh negeri ini tak terkecuali bangsa dunia bawah atau biasa kita sebut bangsa Elf bayangan.

Malam ini akan menjadi malam yang istimewa, karena para petinggi kerajaan di seluruh negeri akan berkumpul disini, di kerajaan cahaya.

Semua orang hari ini begitu sibuk mempersiapkan perayaan malam nanti. Tak terkecuali anak kecil berusia 13 tahun sepertiku. Hari ini aku membantu ibu membuat roti untuk dikirim ke istana sebagai jamuan makan malam nanti. Ya, ibuku adalah seorang pembuat roti yang cukup terkenal di kerajaan ini dan ayahku adalah seorang panglima kerajaan.

Saat ditanya oleh guruku, apa cita-citaku ketika dewasa,aku akan menjawab bahwa aku ingin menjadi panglima seperti ayahku. Ketika aku berkata seperti itu seketika teman-temanku tertawa dan mereka bilang jika anak perempuan sepertiku lebih baik menjaga tungku api dan menjahit baju dirumah. Tapi suatu hari nanti aku akan membuktikan bahwa anak perempuan pun bisa ikut ke tengah medan perang.
.
.
.
.
Ketika aku asyik membuat adonan roti, tiba-tiba seseorang memanggilku dari halaman depan.

"Rigel,main yuk!!" Aku tak perlu berpikir dua kali untuk mengetahui siapa pemilik suara yang begitu familiar itu.

Dia adalah sahabatku di akademi, namanya Runa. Gadis berambut pirang sebahu itu terkenal di akademi karena kecantikan dan kelembutannya, tapi jika didepanku aku tidak merasa demikian. Didepanku Runa hanyalah gadis yang kelewat aneh, dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berbicara pada sebuah batu.

"Sebentar,aku sedang membantu ibuku," jawabku dari dalam rumah, kemudian Runa masuk sambil memamerkan senyum terbaiknya.

"Bibi, aku mau mengajak Rigel bermain. Apakah boleh?" Ajak Runa yang kemudian mendapat anggukan dari ibuku.

"Yeay! Ayo Rigel," sorak Runa

"Tapi, aku harus membantu ibu-" ucapanku terpotong saat ibu menjawab,

"Pergilah, dan kembalilah sebelum gelap" jawab ibu disertai senyuman hangat.

"Baik,bu"
.
.
.
.
Selama perjalanan, Runa terus bersenandung dan terlihat begitu senang, tapi aku tidak tahu mau kemana kita sebenarnya.

"Runa, sebenarnya kita mau kemana?" Tanyaku

"Eh? Kita mau ke... hmm tidak tahu..hehe," jawab Runa dengan cengiran khasnya.
Oh, Runa seandainya kau bukan sahabatku mungkin aku sudah memasukkanmu ke panggangan roti ibu.

Setelah cukup lama berjalan tanpa tujuan, tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiranku.

"Ah,aku punya ide! Bagaimana kalau kita bermain ke perbatasan?" Ucapku dengan semangat.

Tiba-tiba Runa tersentak.
"A-apa?! Ke perbatasan? Kau sudah gila ya? Itu adalah tempat paling berbahaya kau tahu,kan?" Seketika raut wajah Runa berubah dengan cepat tak seperti sebelumnya.

"Y-ya, aku tahu itu. Tapi apa salahnya untuk dicoba? Aku ingin bertemu secara langsung dengan Elf bayangan seperti para petinggi kerajaan," ujarku dengan mata berbinar-binar sambil membayangkan bagaimanakah negeri para Elf bayangan itu? Apakah lebih indah dari negeri kami? Negeri Elf cahaya.

.
.
.

453 words!!
Maaf klo terlalu pendek hehe memang dari awal aku ga berniat bikin cerita ini panjang-panjang :D

Happy reading!!

👀💞💞💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro