Chapter I

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"You're the child of Athena," kata seorang pria setinggi 6 kaki. Ia menodongkan sebuah pedang tepat ke arah mata Tsukishima Kei.

"Wow-wow, easy dude," Tsukishima mundur perlahan. Ia mencoba menjauhkan ujung pedang yang tajam itu dari dirinya, "Bisa kau hentikan omong kosong itu? Look now, what do you want from me?"

"Berhenti bertingkah seolah kau tidak mengerti, bung. Kau ikut kami sekarang juga" kata pria itu. Sekilas, pedang di tangan pria itu mengecil menjadi sebuah bolpoin yang tidak berbahaya.

"Kami?" Tsukishima mengarahkan pandangan ke sekeliling. Namun pria light-blonde itu tidak menemukan siapapun di trotoar selain dirinya dan pria berambut hitam pekat yang barusaja menodongnya dengan pedang.

Belum lama Tsukishima bertanya-tanya maksud dari pria aneh itu, tiba-tiba muncul seorang pria lain dari kegelapan.
Pria yang ini tampak tidak bersahabat. Matanya hitam kecoklatan dan tampak berkantung. Seolah-olah ia tidak tidur selama 48 jam. Ia memakai jaket hitam dan berambut hitamnya acak-acakan.

Oh God, apa dia malaikat maut? Batin Tsukishima dalam hati.

Ketegangan berubah, mendadak muncul pria lain berambut pirang dengan mata biru yang tersenyum lebar guna mencairkan suasana. Ia memakai baju oranye aneh dengan tulisan CHB persis seperti pria penodong pedang sembarangan. Bagi Tsukishima, pria pirang itu tampak tidak berbahaya. Alih-alih menyeramkan dan aneh, ia tampak sebercahaya matahari meski hanya berupa kiasan.

"Berhenti menakutinya, Death Boy," kata pria itu. Salah satu tangannya merangkul bahu pria serba hitam sebelumnya.

"Ya ya, terserahlah," gerutu dark guy sambil menepis tangan pria matahari.

"Oh, ayolah. Jangan buat orang spesial ini sedih dengan berkata kasar, di Angelo," lanjut pria matahari sedikit merajuk.

Melihat tingkah kedua pria itu, Tsukishima mulai membenarkan kacamatanya.
Koreksi- pria matahari sama anehnya dengan kedua pria tadi.
Si dark guy tampak mengukir senyum tipis di bibirnya. Tampaknya kedua orang itu adalah sahabat

"Will, kau membuatku malu. Argh!! Lupakan" dark guy mengalihkan pandangan pada Tsukishima dan berkata, "Intinya adalah, i know you don't know anyting. So, follow us and you'll be save"

"What? Why? Aku akan selamat dari siapa?" tanya Tsukishima yang masih kebingungan. Ingin rasanya ia berlari menjauhi tempat itu. Tapi otak cerdasnya seolah menolak dan memutuskan untuk mengorek penjelasan lebih.

"Kita tidak punya banyak waktu. Cyclops itu mendekat," kata dark guy dengan nada serius, "Percy, bawa pria asia menyebalkan ini ke Mrs. O'Leary dan pulanglah ke camp half blood sekarang. Biar aku dan Solace menyebalkan ini yang urus cyclops itu."

"Hey! Tidak adil! Aku ingin memukul pantat cyclops itu karena berani menghajar Tyson sebulan lalu. Lagi pula, kenapa cyclops gila itu berada disini? Bukankah kita sudah menghabisinya?" jawab pria yang disebut Percy itu.

"Kita sudah bahas ini sebelumnya, Percy. Lakukan perintahku! Segera!" Nico berteriak dan bumi bergetar membuat tanah terbelah. Serentak, muncul kawanan zombie dari tulang belulang. Jujur saja, bagi Tsukishima hal itu tampak tidak logis dan aneh.

Mungkin aku sedang bermimpi buruk, pikir Tsukishima.

Walaupun berada dalam situasi yang baru dan terlampau sulit untuk dipahami, Tsukishima mau saja berlari mengikuti Percy untuk menyelamatkan diri. Agak jauh dari sana, Tsukishima melihat dengan jelas. Muncul monster besar yang menakutkan dan bermata satu. Insting bertahan hidupnya mengatakan bahwa ia akan selamat dari makhluk menyeramkan itu hanya jika ia mengikuti perintah orang-orang sinting yang barusaja ia temui.

Percy dan Tsukishima berlari terengah-engah ke sebuah gedung tua. Tsukishima tertegun. Ia melihat seekor hellhound besar menjulang tinggi di depannya. Matanya merah menyala dan membuat bulu kuduk Tsukishima bergidik.

"Hey, Mata empat, ayo naik" seru Percy.

"Naik? Maksud mu naik ke punggung hewan menakutkan ini? Oh tidak, aku tidak akan melakukannya," sahut Tsukishima.

"Bung, hewan ini akan lebih baik kau naiki daripada laba-laba. Semua anak athena takut akan laba-laba,"

"Oke-oke, katakan apa yang akan makhluk ini lakukan setelah aku menaikinya?"

"Dia akan mengantar kita ke camp half blood, perkemahan blasteran. Tempat demigod seperti aku dan kamu. Paling tidak berdoalah semoga kita tidak salah tempat seperti berakhir di Cina atau Gunung Everest. Oh ya, aku Percy, putra Poseidon. Hanya ingin kau tahu,"

"Tsukishima Kei. Tunggu kau bilang berakhir di Cina?"

"Kadang itu terjadi. Umumnya terjadi pada Nico di Angelo, putra Hades" Percy mengangkat bahu dan tersenyum.

Tsukishima menghela nafas dan membiarkan Percy membantunya naik ke punggung monster aneh itu.

Aneh, batin Tsukishima.

"Oke, nona. Antar kami ke Camp Half Blood, oke?" Percy membelai makhluk menyeramkan itu, membuat Tsukishima bergidik.

Tak lama kemudian, anjing besar itu melompat setinggi-tingginya dan masuk dalam lubang hitam yang dingin dan aneh.

***

"Kau yakin dia tidak mati, Will?" ujar seorang gadis yang berambut gradasi oranye dan hijau.

"Tidak, hanya efek samping pertama kali melakukan perjalanan bayangan"

Tsukishima tersadar. Ia merasa pusing. Perlahan, Tsukishima mencoba untuk bergerak. Tetapi tangan pria yang bernama Will itu mencegahnya.

"Kau masih belum kuat untuk berdiri, bung. Beri tubuhmu waktu untuk memulihkan diri" katanya, "Kayla, dimana [Name]?"

Pikiran Tsukishima masih kacau. Ia kini hanya mampu melihat sekelebat bayang-bayang. Beruntungnya, Tsukishima masih dapat mendengar suara disekitarnya.

"Dia menyendiri di pinus thalia, seperti biasanya. Aku takut keadaannya semakin parah," jawab suara Kayla.




[Name]? Tidak asing.


***

Pria itu light-blonde itu duduk di pinggir ladang stroberry. Sibuk membaca buku Greek Gods, mencoba untuk memahami hal-hal diluar nalar yang menimpa dirinya.

Selagi dirinya bergelut dengan pikiran logisnya sendiri, tampak beberapa satir sedang memainkan musik sambil menari-nari di ladang stroberry, membuat buah-buah itu tumbuh lebat.

Di dekat sana, juga terlihat sebuah lapangan voli. Beberapa anak Ares terlihat sedang bermain voli dengan anak-anak Apollo dan Demeter.
Dari arah lain, terdengar suara besi yang sedang ditempa oleh anak-anak Hephaestus.

Tsukishima tidak paham. Ia mengusap matanya dan menggelengkan kepalanya karena kelelahan. Ia sudah membaca buku selama kurang lebih 7 jam. Kini, mentari hampir mencapai ufuk barat. Tsukishima berharap ia segera terbangun dari mimpi gilanya itu.

"Masih membaca, mata empat?" terdengar suara seorang gadis menyapanya dari arah jam 5.

Tsukishima menoleh dan mendapati seorang gadis manis berambut pirang dengan mata abu-abu yang indah. Keseluruhan, ia tampak lebih normal dari orang-orang gila yang telah ia temui sebelumnya. Gadis itu memakai baju oranye CHB dan kalung dengan manik-manik. Tampak mengesankan.

"Kuharap aku bisa langsung memahami tempat ini" jawab Tsukishima pelan.

"Yah, butuh waktu untuk bisa menerima tempat ini. Seaweed brain-um percy- dulu juga begitu," gadis itu duduk di sebelah Tsukishima.

"Ah- yeah. I see" Tsukishima menutup bukunya dan bersandar pada pohon di belakangnya.

"aku Annabeth Chase, kau dan aku sama-sama anak Athena. Bagaimana denganmu?"

"Tsukishima. Tsukishima Kei. Anu, tidakkah aneh? Maksudku- aku baca setiap anak akan mendapat tanda jika ia diakui oleh para dewa sebagai anaknya. Tetapi kenapa aku tidak dapat tanda?"

"Ceritanya panjang, Tsukishima Kei. Sangat panjang. Aku akan ceritakan itu kapan-kapan. Nah, sekarang- bagaimana jika kau berlatih menggunakan senjata?"

"Tidak, aku tidak mahir-"

"Semuanya butuh proses, mata empat. Ayo kita ke gudang senjata,"

Tsukishima menggeleng. Ia membutuhkan waktu untuk sendiri. Annabeth memahaminya hanya dengan melihat raut wajahnya. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak memaksa Tsukishima.

"Tsukishima," ujar Annabeth, "Asal kau tahu, gadis itu dulunya seperti mu. Ragu-ragu dan membutuhkan banyak waktu untuk menerima semua ini. Tapi ya? Waktu berlalu untuknya. Dia tumbuh menjadi sosok pejuang hebat. "

Annabeth menunjuk seorang gadis berambut [hair color] di kejauhan yang tampak menyendiri di daerah arena panahan.

"Siapa dia?" tanya Tsukishima Kei. Mata Kei tak bisa lepas darinya. Seolah dia pernah mengenal gadis itu. Namun rupanya saraf otaknya tidak mau memberikan informasi apapun. Tsukishima hanya dapat termenung menatap si gadis berambut [hair color] itu.

"Bagaimana kalau kalian saling menyapa? Kalian berasal dari daerah yang sama. Hanya saja, dia disini jauh lebih awal dari dirimu," ucap Annabeth seraya berjalan menjauh. Meninggalkan seorang pria yang masih enggan untuk beranjak dari tempat itu.

***

Sudah hampir seminggu, dan Tsukishima sama sekali belum mencoba bicara dengan orang lain selain Percy dan Annabeth. Ia duduk di depan kabinnya sambil terus memutar bola voli yang tidak sengaja ia temukan di gudang senjata.

Sedikit banyak ia merindukan teman-temannya, anggota tim voli Karasuno yang selalu memberikannya kejutan aneh. Walaupun ia terkadang merasa jengkel dengan tingkah teman-temannya, ia lebih baik berada di sana bersama mereka daripada di kurung di tempat aneh ini.

TUK.....

Bola voli miliknya menggelinding ke arah tungku api dekat sana.

Sial!

Tsukishima meninju pagar di sebelahnya karena kesal. Lalu ia segera berdiri dan menuju bola itu.





"Bola mu" kata seorang gadis sambil memberikan bola itu pada Tsukishima. Tsukishima terkejut setengah mati. Wajah yang selama ini tidak dapat ia lupakan. Rambut [hair color] dan manik [eye color] milik sebuah nama yang selalu ia kenal.


Demi bulu merak Dewi Hera

[Name]?



-----------------------------------

Note:

Hai, pada ga paham ya? //iya thor

Maaf deh, jadi begini. Sebenarnya Author gak tahu kesambet apa (๑¯ω¯๑)
Tiba-tiba dapet ide buat cerita nggabungin haikyuu sama percy jackson. Haha, gak jelas kan???

Apalagi banyak istilah yg diketahui fandom percy jackson tapi ga diketahui sama fandom haikyuu. Begitu pula sebaliknya.

Jadi author juga rada-rada bingung mau njelasinnya. Tapi gapapa. Kalau ada hal-hal yang ga dipahami comment aja :)

Niscaya author akan bantu kasih tahu :')

Maafkan ceritanya yang aneh, gak jelas dan garing ini ya v_v



•Buat yang belum tahu, yang udah ga usah baca :v // ga-gaa candaa🙏•

Hellhound : Anjing neraka (intinya begitu)

Cyclops : monster bermata satu :v

CHB : singkatan dari Camp Half Blood atau yang kerap kali dikenal dengan sebutan perkemahan blasteran. Tempat teraman bagi setiap demigod.

Demigod : manusia setengah dewa. Jadi ortunya salah satu dewa, salah satunya manusia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro