Chapter IX

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Memang benar ucapan [Name]. Tidak ada yang bisa menandingi indahnya sunset. Perlahan, senyum Tsukishima mengembang karena rasa damai.

"Indahkan?"

Tsukishima mengangguk setelah mendengar ucapan [Name].

"Ya, mungkin aku harus lebih sering menatap langit"

"Oh! Tentunya! Apollo dan Artemis yang terbaik! Ayahku dan bibi Artemis selalu terlihat menawan ketika menghiasi langit."

"Aku tidak akan menyangkal hal itu."





Momen yang indah. Mereka berdua menatap indahnya langit sore di roof top SMA Karasuno hingga mentari lenyao sepenuhnya. Tergantikan oleh sang rembulan yang menghiasi langit malam.


Seharusnya setelah mentari benar-benar lenyap, kedua demigod itu segera kembali ke rumah. Namun [Name] merengek ketika melihat toko ramen di pinggir jalan. Mengingat perutnya yang keroncongan, ia ingin makan sesuatu yang berbobot.

"Kau yakin mau makan itu?"

"IYAA!!"

"Will pasti marah. Tapi ya? Daripada kau tidak makan seharian, aku yang akan traktir."

***

"Dimana [Name]?" Tanya Solace muda.

"Kalau tidak salah, dia tadi bersama si mata empat. Kenapa?" Ujar Nico di Angelo.

"Kemana mereka?"

"Entahlah. Sepertinya jalan-jalan disekitar kompleks ini"














"Nico,"

"Ya, Will?"

"Apa Tsukishima benar-benar tahu identitas [Name]?"

"Aku ragu. dia belum tahu soal- OH YA AMPUN DEMI ZEUS! KAU BENAR!! KEMANA MEREKA BERDUA PERGI?!!"


***

BRAAKK!!!

Toko ramen meledak dalam kurun waktu kurang dari 10 menit semenjak Tsukishima dan [Name] muncul. Dari balik kepulan asap, muncul kawanan anjing dunia bawah. Mereka seolah hilang kendali dan hendak menerkam [Name].

Sial! Kenapa mereka tiba-tiba muncul disini?! Gerutu Tsukishima dalam hati. Lelaki itu dengan cepat membopong [Name] yang baru saja terantuk oleh kayu depan toko.

"Kau tak apa, [Name]?!" Seru Tsukishima sambil berlari.

"Hm-n" [Name] mengangguk pelan dan bergumam. Ia melihat ke belakang. Muncul banteng besar yang tiba-tiba saja berlari ke arah mereka.

"Minotaur dan kawanan anjing menyebalkan. Mengapa mereka bisa disini?!"

"Sepertinya ini salahku"

"Bukan, [Name]. Mereka datang tak diundang. Kau tidak melakukan apapun! Kau bisa bertarung?"

"Dengan tenaga seperti ini, kurasa aku bisa menghabisi 2 hingga 3 anjing itu. Tetapi tidak seluruhnya."

"Baiklah, kau larilah menuju rumah. Aku akan tahan mereka!"

"Tidak! Aku akan membantu!!"

"Shit! Oke. Tapi gunakan panah. Kau bertarung jarak jauh!"

Tsukishima menukik diantara pohon sakura dan segera memanjat ke atas atap salah satu rumah. Ia menurunkan [Name] yang dengan cepat membuat panah seadanya dari kayu, senar, dan kawat temuannya. Tsukishima turun menghadapi anjing neraka dan minotaur itu.

Lelaki itu mengelak dan menyerang. Secara tidak langsung ia dibantu oleh [Name] yang kebetulan menemukan pipa besi ringan tidak terpakai sebagai anak panah.

Minotaur menyerang, Tsukishima melompat setinggi-tingginya dan memukul kepala banteng dengan gagang pintu yang ia bobol dari salah satu rumah.

Tentunya itu tidak berhasil. Tsukishima menjauh dari minotaur untuk mengalihkan perhatiannya. Tetapi makhluk itu rupanya cukup cerdas dan beranjak menyerang [Name] yang berusaha menyingkirkan para anjing yang mulai menggigit ujung kaosnya.

[Name]?!!

Lengan sang minotaur meraup wajah [Name] seolah dia hanyalah boneka Barbie kecil. Ia kemudian melempar tubuh lemah [Name] ke tanah.




Kawanan anjing mencium bau darah dan mendekat. Tsukishima segera berlari ke arah [Name] dan menghalanginya. Sayangnya putra Athena kewalahan. Ia tidak mampu terus-terusan mengayunkan tongkat panjang untuk melindungi [Name].












Sial! Bagaimana ini?! Kita berdua bisa mati jika begini?! Apa yang bisa aku lakukan?!










DUAAARR!!

Petir tiba-tiba saja menyambar tepat pada tanduk minotaur. Kawanan anjing ketakutan dan pergi menjauh, sementara minotaur lenyap menjadi abu.

Bersamaan dengan itu, terdengar seruan dari Will Solace dan Nico di Angelo.

"[NAME]?!!"

Mereka berdua tampak khawatir. Terutama Will yang dengan cepat memberikan pertolongan pertama kepada [Name] yang babak belur.



"BUKANKAH SUDAH KU BILANG KALAU DIA TIDAK BOLEH KELUAR DARI RUMAH?!" Will Solace dipenuhi amarah ketika ia melihat tubuh [Name] yang remuk.

"Maaf, dia hanya ingin keluar sebentar," kata Tsukishima pelan. Ia merintih ketika menyadari pergelangan tangannya tampak geser.

"AYOLAH BUNG. DIA TIDAK AKAN KELUAR KALAU KAU TIDAK MEMBANTUNYA?!"

"Will, [Name] hanya ingin jalan-jalan. Ia butuh udara luar sekali-kali. Apa salahnya hal itu?"

"CIH! JIKA KAU BENAR-BENAR INGIN DIA SELAMAT, HARUSNYA KAU MELARANGNYA KELUAR!!"
Dengan susah payah Nico menenangkan Will. Dan jujur saja, baru kali ini ia melihat raut wajah Will Solace benar-benar dipenuhi amarah.

"Kenapa?! Bukankah itu malah menyiksanya?!"

"Sudahlah, Tsukishima. Hentikan. Will, bawa [Name] ke tempat aman. Dan Tsukishima, kita sepertinya harus bicara, empat mata." Putra Hades menempatkan diri sebagai penengah dan menyeret lengan Tsukishima menjauhi Will Solace yang sibuk mengobati [Name].


Mau bagaimanapun, Tsukishima harus mengetahui posisi [Name] yang sebenarnya.



[ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro