29

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malamnya aku tidak bisa tidur dan memilih untuk keluar rumah dengan celana panjang dan jaket, karena udara dinginnya berbeda seperti yang di kosku. Walau di depan hanya ada hutan, bintang-bintang dan bulan purnama sudah menghiasi tempat ini tanpa memerlukan lampu. Saatnya membuka game seperti biasanya!

"Nona."

Aku menoleh ke belakang dan melihat Rio yang berjalan mendekatiku. Tanganku sudah memegang Hp yang sudah membuka aplikasi game. "Selamat malam Rio," sapaku dengan senyuman.

"Selamat malam nona," kata Rio yang terdengar canggung.

Aku tebak ia sedang mempersiapkan diri untuk memberi tahu kebenaran yang ia tahan-tahan untuk tidak mengatakannya. Aku pura-pura tidak tahu dengan mata yang kembali melihat Hp di tanganku dan mulai duduk.

"Nona! Pakai ini," kata Rio yang langsung melepaskan dan meletakkan jasnya di bawahku dalam waktu singkat.

Aku yang tadi hampir duduk di atas rerumputan berhenti. "Tapi itukan jasmu," kataku sedikit bersalah harus mendudukki yang biasanya Rio pakai di badan.

"Tidak apa-apa. Nona memakai celana yang cukup pendek, nanti rumput-rumputnya akan menusuk kaki nona," kata Rio dengan senyuman.

Akhirnya aku pasrah duduk di atas jas Rio, walau begitu aku tidak menyangkal bahwa memang rumput kadang menjadi pisau kalau di duduk langsung di atasnya. Aku asik melihat Hp di tanganku tetapi kadang melirik Rio yang terlihat tidak tenang. Tentu saja melihat itu aku harus mati-matian menahan tawaku, kasihan dia.

"Nona," panggil Rio dengan nada rendah.

"Ya?" tanyaku sok tidak tahu. Aku mengirim pesan kepada teman team bahwa aku akan afk dulu.

"Aku yakin nona mengetahui mengapa aku datang kepada nona, begitu pula dengan mereka yang sedang berusaha menguping," kata Rio yang terlihat sedikit kesal saat mengatakan kalimat terakhirnya.

"Maksudmu apa Rio?" tanyaku sok polos. Ternyata yang lainnya juga pada kepo.

Rio menghela nafasnya lalu tersenyum, melihat pepohonan di depannya. "Nona memang seperti itu," katanya sembari memejamkan mata lalu membukanya lagi. "Nona Alsovi menciptakan lainnya karena saya," kata Rio yang membuatku melihat kaget ke arah matanya yang juga melihatku.

"Jadi bukan karena kesepian, tetapi karena Rio? Maksudnya?" tanyaku bingung. Fakta yang selama ini aku terima begitu saja salah?

"Awalnya ada seseorang yang mengontak author untuk menawarkan diri menjadi penerbit e-book untuk cerita author. Tentunya auhor merasa senang karena merasa ceritanya ternotice-"

"He???"

"-Apalagi mengetahui kalau authornya bisa dapat uang saku gratis dari penjualan e-booknya!!!!"

"Ri-Rio?"

"Pada akhirnya authornya bertekat untuk menyelesaikan ceritanya yang ia tulis di word. Bahkan sampai ia memakai kembali ketikan lama di chapter pertama dengan sudut pandang yang berbeda."

"Um, lalu ceritanya sudah selesai?" tanyaku yang masih merasa bingung.

"Tentu, untuk ceritanya sendiri. Tetapi tidak untuk gambarnya," kata Rio yang lemas.

"Ja-jadi, intinya percakapanmu yang tiba-tiba melenceng hanya menjelaskan mengenai pengumuman ebook cerita ini?" tanyaku yang sudah bisa bernafas lega dengan keanehan Rio.

Rio menunjukkan ekspresi terharu. "Nona memang sangat mengerti," kata Rio yang kelihatannya bisa menangis haru.

"Jadi untuk cerita selanjutnya akan ada di e-book, di tunggu tanggal mainnya ya," kata Ruber yang tiba-tiba muncul.

"Apa itu e-book?" tanya El dengan wajah bingung yang lucu.

"E-book itu buku yang ada di internet," jelas Vin singkat dan padat.

"Lalu apa bedanya dengan di sini?" tanya El.

"Bedanya tempat publikasinya ada di google dan tentu saja berbayar," jelas Glau dengan senyuman.

Baru saja El ingin membuka mulut langsung di tutup oleh Ruber. "Jangan banyak ngomong. Di sana kita di gambarkan dengan warna loh. War-na, bukan hitam putih. Apalagi authornya suka dengan gambarmu yang imut," ancam Ruber.

Bukannya takut, El langsung mengangguk ceria dan terlihat senang.

"Jadi nona mau membelinya?" tanya Vin yang menoleh ke arahku.

"Hm... bagaimana ya? Hampir semua ceritaku sudah terlihat di sini, jadi sedikit malas. TAPI!!! Tadi authornya kasi spoiler kalau ada rahasia mengenai kalian, orang tuaku bakalan nongol, sesuatu mengenai Alsovi dan ... PASANGANKU!!!!" seruku yang hampir gila sendiri.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita semua membaca sedikit mengenai cerita yang sudah selesai itu?" tanya Glau dengan senyuman.

"Ayo!!" seru Rio, Ruber, dan El ceria.

"Hei, ini cuman akal-akalan kalian agar ceritanya di beli ya?"

"Nona baru tahu?" tanya Vin di sampingku yang tidak bisa aku balas.

.

.

Tatapan Rio berubah menjadi lembut lalu memejamkan matanya perlahan, apa dia mengabaikan jantungku yang sedang olah raga sendiri ini? "Nona benar."

Tiba-tiba aku merasakan petir yang berbunyi "binggo"di atas kepalaku. Apa ini?!  Detik ini juga aku merasa penasaran sekaligus tidak penasaran di waktu yang sama.

.

.

"Nanti kalau tiba-tiba aku menghilang lagi, apa kalian akan menungguku?"

"Apa-apaan pertanyaan nona?! Tentu saja kami akan selalu menunggu nona!" seru Ezra kesal.

.

.

"AIBKU KETAHUAN SAMA ORANG ASING!!!" histerisku.

"Bukannya kamu sudah banyak aib? Pecandu game dan anime akut misalnya."

"Itu bukan aib, itu kenyataan."

"Oh .... "

.

.

"Jadi, apa kamu sudah percaya?"

.

.

"Halo. Sebenarnya aku bingung harus berbicara apa tetapi Rere memaksaku untuk melakukan ini." Hembusan nafas terdengar pelan dari Alsovi yang menunjukkan wajah tidak suka.

.

.

"Kak Zo kenapa?" tanyaku yang merasa bingung tiba-tiba reaksi kak Zo menjadi kalem seperti itu.

"Kamu kepedesan Zo?" tanya ibu khawatir.

"Ah iya sedikit, ga papa kok bu,"kata kak Zo pelan lalu kembali larut entah apa yang ia pikirkan.

.

.

"Tidak perlu bertanya, aku akanmenjelaskannya," kata Rere yang membetulkan posisi berdirinya. Aku memang barusaja ingin membuka mulutku untuk bertanya. "Pertama-tama aku akan kembalikanini." Rere menyentuh dahiku dan hal hebat terjadi.

.

.

keberadaan kelima lelaki itu seakan-akan tidak pernah ada. Bahkan kedelapan lelaki itu akan di nyatakan hilang di dunia sana. Tidak ada yang akan mengingatnya.

Hanya aku, dan ingatan yang lain.

.

.

Tangannya menggenggam erat tangan seseorang yang ada di sampingnya. Matanya melirik dan menemukan senyuman di wajah orang itu, orang yang Novi pilih untuk menjadi pasangannya.

.

.

"Apa terlihat menarik?" tanya Ruber ragu.

"Kalau aku si sama sekali tidak," kataku datar.

"A-anggap saja bagian yang menarik hanya untuk versi lengkapnya," kata Glau yang terdengar dan terlihat gugup.

"Kenapa kamu jadi terdengar seperti membantu authornya untuk memilih sih?" tanyaku yang menatap Glau curiga.

"Itu sama sekali tidak benar. Sungguh!" seru Glau.

"Yang terpenting, NANTIKAN KABAR SELANJUTNYA DARI SANG AUTHOR!!" seru Ezra yang tiba-tiba muncul.

"Jangan tiba-tiba muncul dan ngagetin orang!" seruku sambil melempar batu yang ada di dekatku ke arah Ezra.

"Ei, itu bahaya nona!!" seru Ezra yang bisa menghindar dengan baik.

"Ka-kakak mau membeli ceritanya untukku?" tanya Deron dengan mata memohon yang terlalu imut sampai tidak bisa tertahan.

Aku merasa terhipnotis dan mengagguk pelan.

"Kalau begitu tolong tunggu kabar selanjutnya," kata Glau dan Mithnite yang berbicara bersamaan. Keduanya saling melihat satu sama lain lalu tersenyum hormat. Sungguh damai liat mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro