🔒Chapter 11🔒

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

>> Unknow Situation <<

"Hmm~ aa souka souka~ mereka ada di Bloodarld ya~" seorang pemuda dengan iris merah darah memperhatikan sebuah hologram yang terpampang di depannya, sebuah senyum culas terbentuk di bibirnya.

"Ha'i, saat ini mereka keadaan mereka berpencar di berbagai wilayah kerajaan dan juga di kabarkan Hydra telah menyerang kerajaan tersebut" sahut pemuda lain.

Pemuda merah itu kembali tersenyum. "Souka...perintahkan mereka ke sana"

"Ha'i"

>> Bloodarld >>

"Master, sepertinya Ruki-san saat ini akan mendapatkan element kedua" Zero berdiri di depan Furuya. Kucing itu berubah menjadi menjadi seekor macan putih yang gagah.

"GGGOOOAARRRR"

"Ck, berani sekali kalian meremehkan kekuatan Masterku" gertak Zero ramah membuat Furuya menoleh ke arah Zero, "Kau mengerti ucapannya?"

"Dasar ras vampire tak tahu diri! Kalian tak tahu siapa yang kalian hadapi saat ini! Itu katanya"

"Tapi ....... untuk saat ini kita bisa menu-"

Zzrraasshhh

"Thunder!"

Thunder terhuyung ke belakang saat kristal itu memasuki dadanya. Dan dengan sigap Zyla menangkap tubuhnya yang limbung.

"Apa yang terjadi?" seru Furuya heran saat melihat kristal itu kembalu berpindah dari tubuh Ruki ke tubuh Thunder.

"Master, kristal itu masih belum menemukan tempat yang cocok untuk dirinya" dengus Zero sambil menatap Furuya. Furuya diam lalu segera berteleportasi di dekat Ruki lalu bersipuh di sebelah Ruki. Perlahan matanya tertutup dan tangannya menutupi lubang di dada Ruki.

"Music recuperation"

Lingkaran musik terbentuk dan segera menyembuhkan luka Ruki membuatnya pulih seperti semula.

Furuya membuka matanya lalu menghela nafas, "Zero apa lagi sekarang? Kenapa kau memanggil Furuya dengan sebutan Master?"

Zero diam untuk beberapa saat, tak lama kemudian itu menjawab, "Karena pada awalnya Master hanya vampire tak berguna yang tak bisa apa-"

"TAK USAH DIPERJELAS JUGA OY!" sembur Furuya marah. Furuya mengambil nafas sejenak lalu membuangnya, "Lanjutkan"

"Yah seperti itu tapi.... Saat melihat Master yang dengan beraninya menolong seorang gadis kecil membuat saya sadar bahwa Master memang tak bisa di remehkan"

Tek

"Ah!"

Furuya ingat saat dia dengan gilanya mencoba menyelamatkan gadis kecil itu dari bahaya. Apa sehebat itu kah dirinya? Tidak! Dia tak mau menyombongkan dirinya karena hal kecil macam itu.

"Tekad besar Master, kepemimpinan Master semua hal itu membuat saya berhak memanggil Anda Master" Zero menatap Furuya dalam, Furuya hanya diam di tempatnya menunggu Zeri melanjutkan ucapannya.

"Oleh karena itu" Zero berdiri dan mendekat ke Furuya, "Tolong ganti nama saya, karena saya telah sepenuhnya milik Master" kepalanya menunduk membuat Furuya bingung sendiri.

"Namamu adalah Zero" ujarnya kembali mendatar, sepertinya dia mulai paham kemana apa masalah yang sedang di hadapinya sekarang.

"Beri saya nama"

"Ck! Mendokusai" dia berbalik menatap para penyihir yang sepertinya masih kurang faham dengan siatuasi yang menimpa Thunder.

"Maaf saya terlalu memaksa"

Furuya memutar bola matanya, suara itu lagi dia cukup muak dengan singa putih di sampingnya itu.

"Say-"

"Kohaku"

"A-apa?"

"Omae, namae wa Kohaku" mau tak mau Furuya harus memberinya daripada singa itu terus berceloteh di sampingnya dan terus mengganggunya itu lebih menyebalkan.

Zzrrrsssss
Zzrrrsssss

Sebuah rantai kristal muncul di pergelangan tangan Furuya serta di leher Kohaku dan dalam sekejap rantai itu menghilang. Furuya membuang mukanya.

"Furuya mungkin sudah bodoh karena memberimu nama" umpatnya pada dirinya sendiri. Kohaku hanya tersenyun samar, dia tahu Master-nya saat ini sedang salah tingkah karena hal tadi.

"HYDRA-NYA LEPAS!!!!"

Teriakan Zyla tadi membuat atensi keduanya beralih ke makhluk tadi. Mereka mengambil posisi siaga takut kalau-kalau sang Hydra mengamuk kembali.

Namun sesuatu yang mengejutkan justru terjadi. Hydra tersebut berdiri dan menundukkan semua kepalanya di hadapan Thunder. Thunder berdiri dengan susah payah, dia kemudian berjalan terseok ke atah Hydra tersebut dan meletakkan salah satu telapak tangannya ke kepala Hydra tersebut

"Mereka akan membuat kontrak" bisik Kohaku yang hanya bisa di dengar oleh Furuya. Sementara yang lain masih was-was dengan sekitar

"Namamu adalah Dai yang melambangkan kehebatan"

Zzzrrssshh
Zzzrrssshh

Rantai berwarna ungu gelap itu muncul di pergelangan tangan Thunder serta di kaki Hydra tersebut. Hydra itu mengangguk patuh lalu berubah menjadi lebih kecil dan melayang di dekat Thunder.

"Hey! Zero apakah kau sudah memilih Master-mu?" tanya Dai dengan nada mengejek. Kohaku juga merubah wujudnya menjadi seperti semula dan melompat ke atas Furuya

"Tentu saja aku sudah memutuskannya! Oh ya sekarang namaku sudah berubah bukan lah Zero melainkan Kohaku" balas Kohaku dengan nada jengkel. Dia menatap para Hydra mini itu dengan tatapan datar dan bosan ke arah Kohaku, "Master-mu vampire? Huh kuharap dia tidak menghisap darahmu" Efeknya sambil melirik Furuya.

"Oh tentu tidak karena Master lah yang akan menghancurkan dirimu Dai" Ucap Kohaku dengan senyum culas. Dia menatap nyalang ke arah Dai yang memasang wajah kesal.

"Yah Furu-chan sepertinya mereka akrab" Ujar Thunder yang tahu-tahu sudah berada di sebelah Furuya. Furuya tertawa kecil sesuatu yang bukan biasa dari dirinya, "Yap! Dan sepertinya kita juga bisa lebih akrab lagi" Ujar Furuya seraya tersenyum kecil.

Thunder ikut tersenyum lalu menoleh ke arah saudarinya yang lain, beberapa luka mereka dapatkan saat menyerang Dai tadi. Furuya yang ikut melihat ke arah pandangan Thunder hanya tersenyum kecil, tangannya terangkat lalu. "Music recuperation"

Lingkaran musik yang lebih besar melingkupi para penyihir tadi dan dengan sekejap luka di tubuh mereka semua menghilang karena kekuatan Furuya. Mereka menatap Furuya senang lalu segera berhamburan memeluk Furuya, "Arigatou!!"

"Y-yak! Ja-jangan pe-peluk Fu-Furuya ter-lalu k-kuat!"

Semuanya tertawa lalu segera melepaskan pelukan mereka dan menatap Kohaku dan Dai yang sedari tadi beradu mulut.

"Mereka imut!!!!" Seru Scout lalu memeluk Kohaku sangat erat membuat kucing putih itu hampir kehabisan oksigen.

"Milik Thunder juga" Seru Suka yang juga memeluk Dai sama eratnya dengan Scout.

Kohaku dan Dai saling bertatapan lalu seraya menundukkan kepala mereka pasrah, "Apalah nasib kita" Lirih keduanya pasrah saat kedua penyihir itu memasangkan mereka baju-baju pada tubuh mereka.

Furuya hanya tertawa kecil, dia hanya memperhatikan kedua makhluk itu yang dipermainkan oleh para penyihir.

Furuya kemudian terdiam, tunggu sepertinya ada yang kurang ya? Tapi siap-

"RUKI-KUN!!!!"

Semua menoleh ke arah Furuya yang tiba-tiba berteriak, mereka menghampiri Furuya yang terduduk lemas di tanah.

"Fu-Furu-chan ada apa?" Tanya Zyla panik. Dia menatap bahu Furuya yang bergetar, entah menahan tangis atau apa.

"Si-sial"

Furuya mencoba menahan amarahnya. Tanah disekitarnya berguncang lalu sedikit demi sedikit membeku membuat para penyihir disekitarnya panik bukan main.

"Si-sialan..."

Es semakin menyebar kali ini ditambah dengan hujan es tajam yang berjatuhan dari langit. Para penyihir berteriak kaget saat menyadari hujan es tajam itu turun dengan deras.

"Pelindung air"

Rea mengeluarkan kekuatannya untuk melindungi tubuh mereka dari es-es tajam itu. Sementara Furuya masih terduduk disana, diam sambil menahan amarahnya yang tersulut.

"SIALAN KALIAN PARA SINS!!!!"


















"Berdebu woy!!! Uhuk-uhuk!! Haduhhh udah berapa abad coba ni buku berdebu. Tapi nggak papa lah sekarang Dilla udah update!!! Yeayy~!!! *lempar bunga*
Maap cuma sedikit lagi buntu jadi harus ngumpulin ide dulu. Eh tapi bukannya ni chapter udah ku publish yak? Kok publish lagi sih?
Ah ya sudah lah
Mata nee~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro